[1]
Ketika yang sempurna belum tentu sesempurna itu. Semua orang memandangnya dari depan.
Bagaimana dengan sisi yang lainnya?
Nyatanya, tidak ada yang sempurna, sekalipun dia pria dengan predikat sempurna.- Endorphin©2023 -
.
.
.
13 years ago, 2010.
"Eh, ada P'Mile!"
"Ugh, kenapa dia selalu tampan, sih?"
"Sudah tampan, pintar, anak orang kaya, aku mau banget jadi pacarnya."
"Kyyaa!! Tampan!!"
"Hey, dia kemarin menang olimpiade matematika, 'kan?"
"Tuhan sayang sekali sama dia mungkin, ya? Hidupnya sempurna!"
"Oh astaga, lewat saja baunya wangi banget!"
"Mile memang pria idaman, deh!"
Apo Nattawin mendengar suara bisikan-bisikan yang ditujukan pada Mile Phakphum, kakak kelas yang selalu mendapat pujian. Apo dengan maniknya yang kecoklatan mengikuti arah pandang para siswa lain ketika, Mile bersama dua orang sahabatnya berjalan memasuki kantin.
Kericuhan terjadi, semua orang berlomba untuk mengaguminya. Termasuk Apo yang mengulum senyum, Mile memang sempurna. Merasa beruntung ketika dirinya sudah menginjak 3 semester berada di sekolah ini, dapat memandangi Mile dengan diam. Apo, siswa kelas 11 mengagumi Mile si kakak kelas tampan kelas 12.
"Dia memang idola, ya?" celetuk Jeff, teman Apo satu kelas, satu bangku.
Jeff menyenggol lengannya sebentar, sebelum mengalihkan pandangannya pada semangkuk mie di hadapannya. Menyumpitnya dengan hati-hati lalu memasukkannya ke dalam mulut. Apo menatap Jeff yang menikmati mie nya.
"Iya, semua orang menyukainya. Dia sempurna."
"Kau ingin dekat dengannya?" tanya Jeff membuat kening Apo mengerut samar.
"Kenapa kau berfikir seperti itu?"
Jeff menelan mie-nya dan meraih susu strawberry milik Apo, menyedotnya banyak-banyak.
"Hey, itu punyaku!" Apo protes merebut susu strawberry-nya.
"Jangan pelit, Po."
Bibirnya sedikit mengerucut, ketika susu yang ia pesan—belum sempat diminumnya—tinggal separuh. Jeff benar-benar menyebalkan, padahal lemon tea milik Jeff masih ada. Apo melirik tajam pada Jeff yang dibalas dengan cengiran.
"Tapi, memang benar, 'kan? Semua orang ingin dekat dengannya?" Jeff kembali pada topiknya.
Apo mengangguk setuju mengenai hal itu. Ia sering melihat anak-anak klub basket mengajak Mile bermain, anak-anak klub KIR (Karya Ilmiah Remaja) mengajaknya bergabung, dan beberapa anak laki-laki yang mengajaknya hangout, tak lupa juga beberapa siswi yang tak segan-segan memberikan hadiah atau sekedar ucapan sapa. Sangat menunjukkan jika mereka ingin Mile dekat dengan mereka.
Mile memang tampan, pintar, dan anak orang kaya, seperti apa yang dikatakan beberapa siswi tapi, Mile orang yang sedikit kaku. Dia sering, bahkan selalu menolak permintaan atau ajakan anak-anak itu. Mile hanya dekat dengan dua sahabatnya, Bible dan Job.
"Aku mendengar banyak bisikan tiap berada di dekatmu, Mile."
Ucapan Job membuat Mile yang sedang mengeluarkan dompetnya—membayar ice coffeenya—sempat terhenti. Ia melirik sebentar pada Job, lalu berpindah pada Bible yang mengangguk setuju atas ucapan Job.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENDORPHIN [MileApo - Mpreg]
Fanfiction[Mile x Apo fanfiction // mpreg] Tentang Apo yang terlalu kagum pada Mile, sang kakak kelas berprestasi di sekolahnya. Hingga ia menyerahkan semuanya tanpa pikir panjang. Tanpa ia tahu jika Mile tak sebaik prestasinya. Insiden yang membuat mereka ha...