7. Masa Lalu dan Pesta

856 97 29
                                    

[7]

Jika alur cinta dapat memilih, maka aku tak akan mau melewati kisahmu.
Jika masa lalu dapat memilih, maka aku akan melompat agar bisa meraihnya tanpa masa lalu.

.

.

.

Seperti yang sudah mereka sepakati melalui telepon. Tong dan Mile akan bertemu di sebuah taman yang telah mereka tentukan. Mile tiba lebih dulu di taman malam itu. Ia duduk di sebuah bangku menunggu Tong datang. Tak berselang lama, sebuah kaki berdiri tegak di depannya. Mile yang tengah menunduk, mengangkat wajahnya. Tong sudah datang.

"Maaf sedikit lama, tadi aku mencari taksi dulu."

"Tak masalah. Aku juga baru datang."

Tong mendaratkan pantatnya di samping Mile yang kosong. Canggung meliputi keduanya.

"Lama kita tidak bertemu," Tong memecah keheningan yang terjadi beberapa menit.

"Ya, sekitar setahun sejak kau lulus," jawab Mile acuh.

"Ku dengar, kau memenangkan olimpiade matematika lagi, ya? Selamat, Mile." Tong berusaha untuk mengikis kecanggungan di antara mereka. Hey! Seingatnya, dulu mereka sangat akrab dan banyak bahan obrolan. Sedang sekarang, Tong tak tahu lagi harus bersikap seperti apa pada Mile, begitu pula sebaliknya.

"Jadi, ada apa kau ingin bertemu denganku?" tanya Mile tanpa basa basi.

Hening sejenak. Tong justru memfokuskan arah pandangnya ke tangan Mile yang bertaut sambil dimainkan dengan gemetar. Tong menelan salivanya dengan berat.

"Mile ... Bisakah kau jauhi Apo?" ucapnya tanpa mengalihkan pandangannya dari tangan Mile.

Mile menoleh pada Tong. "Hmm? Kenapa? Kenapa aku harus menjauhinya?"

Tong mengangkat wajahnya menatap Mile. "Aku tidak mau kalau Apo ...,"

"Apa? Kalau apa?!"

Tong melirik pergerakan tangan Mile yang gemetaran. Ia menarik nafas, dan menghembuskannya perlahan. "Ku mohon jauhi dia kalau kau masih—"

"MASIH APA?! APA KAU TAKUT?! KAU TAKUT KALAU DIA MENYUKAIKU. IYA, 'KAN?! ASAL KAU TAU, BUKAN AKU YANG MEDEKATINYA. DIA SENDIRI YANG DATANG PADAKU!" pada detik ini Mile meluapkan emosinya.

"MAKA DARI ITU, JAUHI DIA! JANGAN BUAT DIA SUKA PADAMU. DIA ANAK YANG BAIK, MILE!" balas Tong tak kalah emosinya.

Mendengar itu, Mile tertawa remeh. "Jadi menurutmu aku bukan anak yang baik. Begitu?"

"Aku tak bilang begitu, Mile. Hanya saja—"

Mile berdiri dan menatap nyalang pada Tong yang masih duduk di tempatnya. "Kau dan Ayahku, itu sama saja. Kalian tak pernah percaya padaku. Tapi ketika aku menaruh kepercayaan pada kalian, justru kalianlah yang menghancurkannya sendiri. Jadi bukan salahku, jika aku seperti ini."

Tong ikut berdiri dan meraih tangan Mile. Namun segera ditepis oleh sang empu. Tampak berkaca-kaca di mata Tong malam itu. "Maaf, jika aku pernah menyakitimu. Tapi aku mohon, kali ini saja Mile. Jangan libatkan Apo. Oke?"

"Phi ... Dari awal, aku tak pernah melibatkannya. Bahkan ketika aku tahu dia adikmu. Kedekatanku dengan Apo itu murni sebagai tutor dan anak didiknya. Kau salah, jika kau berfikir ada bayanganmu di antara kita. Tidak. Tidak ada hubungannya sama sekali. Sejak kau meninggalkanku, sejak itu juga aku melepasmu. Tentangku, itu bukan urusanmu. Bagiku, kau sudah bukan siapa-siapa lagi. Jadi, kalau kau ingin membahas hal ini, aku pergi."

ENDORPHIN [MileApo - Mpreg]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang