9. Terjerat 🔞

1.4K 89 29
                                    

[9]

Ketika jatuh cinta membutakanku,
Segala hal duniaku hanya tentang kamu,
Untuk waktu yang lama aku menunggu,
Sedetik terpaku akan tatapmu,
Selamanya aku terjerat sentuhanmu....

- Endorphin©2023 -

.

.

.

.

a/n:

WARNING ALERT⚠️
Karena terdapat adegan seks, diharapkan para pembaca menjadi bijak. Apabila tidak berkenan dengan konteks yang disajikan, dan atau belum cukup usia, mohon skip dan lanjut ke bagian bacaan berikutnya. Terima kasih.

.

.

.

.

Kuncupnya perlahan terbuka pasrah. Menebar wanginya bunga yang menyerbak kumbang datang. Terbang hinggap dan menghisap serbuk sari yang memabukkan. Bekas setitik putik ditinggalkan. Seperti luka paling menyenangkan di dunia.

Dalam keraguannya, Apo patuh begitu saja tatkala Mile melucuti bajunya. Kini dadanya terpampang bebas. Mile menelan salivanya kasar. Ekor matanya menelisik tiap jengkal kulit tan yang dipunyai Apo. Dua puting menarik perhatiannya. Ia menghapus jarak diantara kedua tubuhnya. Mulai meraba perut datarnya dengan intens.

"P'Mile ...," bisiknya selaras dengan Mile yang mengecup lehernya.

Tak ada jawaban dari Mile. Tangan laki-laki itu justru bergerak naik menyusuri dada mulus yang telanjang leluasa. Apo yang diterpa nafas hangat pada bahu dan sentuhan itu pun meremang. Mile meremas dadanya perlahan. Iseng, Mile menggigit kecil bahu Apo sembari jemari memilin tonjolan di dadanya yang perlahan mencuat.

"Akh!" seketika Apo memekik dengan punggung yang melengkung kenikmatan. Tangannya mencengkram kedua bahu Mile. Mendapat respon seperti itu, Mile mengulum senyum.

Semakin berani, tangan yang sibuk di atas merambat turun dengan seduktif. Hingga sampai pada tujuannya, jemari lincahnya membuka kancing dan resleting celana Apo. Menurunkannya perlahan menyisakan celana dalam. Mile membelai dari luar sehelai kain yang menutupi gundukan itu, sengaja membangunkannya yang sedang tidur.

Selagi tangannya menemukan kesenangan di bawah sana, Mile dengan bibirnya tak tinggal diam. Sibuk menjilat, mengecup, dan menghisap kuat yang membuat Apo blingsatan tak karuan.

"Akh ... P'Mile ... ugh!" teriakan Apo lolos begitu saja ketika Mile meninggalkan jejak merah keunguan di area torsonya.

Alih-alih memberi jeda, justru Mile makin tersulut menjelajahi tubuh Apo. Lenguhan demi lenguhan berlomba. Mile segera meredamnya dengan ciuman kasar di bibir.

Untuk sekedar berciuman di umurnya yang masih remaja, Mile terbilang profesional. Caranya memainkan lidah dan menyesap bibir lawannya benar-benar teratur. Mengabsen semua yang ada di dalam mulut Apo tanpa melewatkan satu pun. Itu membuat Apo yang amatir terbuai dalam hitungan detik. Mile benar-benar mendominasi dalam permainan ini. Dan Apo dibuat kualahan olehnya. Hingga salivanya berceceran mengaliri dagu.

Di tengah kegiatan panas itu berlangsung, tangan Apo tergerak untuk meremas rambut belakang Mile. Sementara tangan Mile yang tadinya hanya mengelus dari luar kini masuk ke celana dalam dan bersapa langsung dengan milik Apo yang telah menegang. Lalu merambat ke arah lubang yang akan menjadi menu utamanya. Jari Mile mengusap lubang itu. Reflek Apo merapatkan kakinya, dan tangan Mile pun terjepit di sana hingga ia kesulitan menariknya.

ENDORPHIN [MileApo - Mpreg]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang