[5]
Ada batas yang begitu tipis di antara kita
Sampai aku tanpa permisi melewatinya
Dan kau dengan mudahnya menerima
Tanpa sadar kita saling menggenggam dan terlena.- Endorphin©2023 -
.
.
.
Apo tak menyangka ia sampai di titik yang sekarang ini. Perasaan suka pada seseorang begitu istimewa untuk yang pertama kalinya. Tak ingat sejak kapan, tapi usainya kegiatan ospek, Apo menetapkan Mile yang saat itu menjabat sebagai ketua OSIS adalah tambatan hatinya. Salahkan jantungnya yang terus berdegup tiap Mile yang tampan dan berkharisma bicara di depan barisan para peserta ospek kala itu. Satu minggu kegiatan ospek, diisi dengan kekaguman Apo pada Mile. Sampai-sampai, Jeff yang baru mengenalnya di hari pertama sudah bosan melihat tingkah Apo. Ajaibnya, Jeff bertahan hingga mereka berada di kelas 11 semester 1, atau lebih tepatnya 1,5 tahun lamanya.
Jeff selalu bilang, jika ia bisa membantu Apo untuk dekat dengan Mile. Namun hal itu selalu ditolak mentah-mentah oleh Apo. Apo bilang, dengan mengagumi Mile dari jauh, itu sudah cukup. Jeff pun tak pernah menawarkan diri sejak itu.
Namanya juga kesialan yang untung. Nilai jeblok Apo di pelajaran matematika, justru mengantarnya pada Mile. Berterima kasih pada Jeff yang kala itu berinisiatif menunjuk Mile sebagai tutor Apo.
Seandainya Jeff tak melakukan itu, mungkin sekarang Apo tak berada di posisi sekarang. Dimana tangannya digenggam oleh Mile, dan wajah keduanya begitu dekat. Tatap mata Mile menyusup lembut begitu hangat. Apo tak dapat berpaling barang satu senti sedikit pun.
Semakin mendekat, dan menjadi lekat hingga deru nafas Mile menerpa wajahnya. Apo terbawa suasana. Wajahnya ikut maju. Melihat Apo tak menghindar, Mile memiringkan wajah hingga akhirnya bibir keduanya menempel. Apo pun memejamkan matanya menikmati.
Detik berikutnya, Mile menyesap bibir bawah Apo. Apo terkejut hingga reflek membuka mata dan memundurkan wajahnya. Namun segera ditahan oleh Mile. Tentu saja. Ini ciuman pertamanya. Siapa yang tak terkejut tiba-tiba merasakan bibirnya seperti disedot?
Selain kurang dalam hal akademik, Apo juga kurang pengalaman tentang ciuman. Ketika Mile puas menyesap bibirnya, lidah pria itu memaksa masuk ke sela bibir. Tapi gagal, karena Apo terlalu rapat mengatupkan bibirnya. Mile melepas ciumannya sebentar. Ia usap bibir Apo yang basah dan sedikit bengkak menggunakan jempol tangan. Apo hanya mampu menatapnya dalam diam. Hingga jempol tangan itu menarik bibir bawah Apo yang membuatnya terbuka. Tanpa aba-aba, Mile kembali meraupnya. Lidahnya menerobos masuk. Apo sempat menahan napas dibuatnya. Dapat dirasakannya jika lidah Mile bergerak di dalam mulutnya. Menyapa lidahnya, mengajaknya bergelut.
Apo pasrah sembari meremat kain celananya. Bahkan saat tangan Mile mulai menggerayangi pinggangnya, Apo merasakan kepak kupu-kupu menggelitiknya.
"Ughh ...," tak sengaja Apo melenguh di sela ciumannya. Mile semakin bersemangat memperdalam ciumannya. Bunyi kecipak memenuhi ruang. Saliva mengalir melewati dagu keduanya. Sampai Apo merasa oksigen kian menipis, ia memukul pelan dada Mile. Mile yang mengerti isyarat itu menyudahi aksinya. Benang saliva membentang di antara keduanya. Mile mengusap bibir Apo yang kuyup, merah, dan bengkak.
"Maaf ...," ucap Mile.
Apo tak tahu harus bereaksi seperti apa. Kejadian ini begitu cepat dan tak terduga olehnya. Ia senang, namun bingung. Bingung kenapa Mile melakukan ini padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENDORPHIN [MileApo - Mpreg]
Fanfiction[Mile x Apo fanfiction // mpreg] Tentang Apo yang terlalu kagum pada Mile, sang kakak kelas berprestasi di sekolahnya. Hingga ia menyerahkan semuanya tanpa pikir panjang. Tanpa ia tahu jika Mile tak sebaik prestasinya. Insiden yang membuat mereka ha...