Nafiya menatap kue ulang tahun Meera dengan perasaan yang campur aduk, padahal baru kemarin ia bertemu dengan bayi mungilnya baru kemarin Nafiya menggendong dan memberinya Nama Meera. Tapi sekarang bayi mungil itu sudah tumbuh menjadi gadis cantik dengan hati yang lembut.
Bolehkah waktu di putar kembali? Rasanya Nafiya tak ingin anak-anaknya perlahan memilih jalan hidup nya masing-masing, bukan apa hanya saja rasa egois sebagai ibu selalu hadir saat sang anak dekat dengan yang lain.
Biasanya Meera akan mengadu padanya jika sesuatu terjadi dan selalu bermanja padanya, Nafiya rindu dengan masa kanak-kanak anaknya.
Nafiya menghela napas panjang. "Umma." Panggil Arsyad anak bungsu Nafiya, Nafiya melihat ke arah Arsyad sembari tersenyum kecil.
"Kenapa dek? " tanya Nafiya, Arsyad menggeleng samar memeluk Nafiya dengan erat. "Cad gak bisa lihat umma sedih. " lirih Arsyad, Nafiya membalas pelukan anaknya mengusap lembut punggung Arsyad.
"Umma gak sedih dek, umma justru bahagia sekarang. karna kaka Meera ulang tahun dan adek hari ini berhasil dapetin juara 1 tilawah Al-Quran 30 juz. " ucap Nafiya pelan.
"Tapi umma nangis. " ucap Arsyad mengerucutkan bibirnya
Nafiya tersenyum mencubit kedua pipi Arsyad dengan gemas. "Umma nangis bahagia sayang. "
"Ta- "
"Khem inget yah gak boleh bilang sayang ke anak laki-laki. " protes Gus Arshya memotong ucapan Arsyad.
Gus Arshya menghampiri istri dan anaknya sembari menatap nyalang anak bungsunya itu sama halnya dengan gus Arshya, Arsyad juga menatap nyalang Abbanya.
Selain tak pernah akur dengan Meera Arsyad juga tak pernah akur dengan Abbanya. Alasannya simpel karna gus Arshya tak mau di gantikan posisinya dan Arsyad yang selalu ingin bermanja pada Nafiya. Dan paling yang tak masuk akal adalah karna wajah mereka mirip jadi mereka sering meributkan sesuatu yang aneh.
"Hey. Dari pada ngeributin sesuatu yang aneh mending kalian bantuin umma siapin acara buat kaka. " cerca Nafiya membawa kue ulang tahunnya ke ruang keluarga.
"Siap komandan! " ucap keduanya kompak dengan gaya hormat.
"Oke. kali ini kita harus akur dulu demi acara ulang tahun kaka. " ucap Gus Arshya mengulurkan tangannya, Arsyad mengangguk samar menerima uluran tangan Abbanya dan berjabat layaknya berbisnis.
********
"
Mas." Panggil Nafiya pelan
Gus Arshya menghentikan aktivitas nya menata hiasan di dinding. "Boy lanjutkan dulu, abba ke umma dulu. " ucap gus Arshya menepuk pundak Arsyad.
"Iya ba. " jawab Arsyad yang masih pokus dengan tugasnya.
Gus Arshya menghampiri Nafiya "kenapa hm? "
"Mas kita kekamar dulu yuk. " ucap Nafiya menarik lengan gus Arshya.
Gus Arshya tersenyum bahagia. "Ayo sayang. "
Nafiya memutarkan bola matanya malas mencubit lengan gus Arshya kesal. "Coba tolong pikiran kotor nya di hapus dulu! " kesal Nafiya
"Aw.... Ssttt.... Iya sayang maaf. " ringis gus Arshya.
Arsyad menengok ke arah Nafiya dan Gus Arshya. "Umma inget yah cad ga mau punya ade! " teriak Arsyad
"Umma juga pusing kalo harus berhadapan sama kamu lebih dari satu. " jawab Nafiya sembari menaiki tangga
"Umma sekarang lagi mode senggol bacok kayaknya. " gumam Arsyad kembali melakukan aktivasnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Pengganti 2
Teen Fictionsequel cerita dari peran pengganti jadi yang belum baca peran pengganti mending baca dulu biar nyambung. Cerita ini menceritakan tentang kehidupan Nafiya dan anak-anaknya. Arsyad, Arkan, Arshan, dan Meera. Perjodohan Meera dan Galen dan pernikahan...