nyesel

355 61 15
                                        

Melody masih setia menangis di pelukan Nafiya tubuhnya bergetar kecil. Isakan pilu terdengar jelas di telinga Nafiya.

"Nak. jangan menangis lagi. " ucap Nafiya sembari menghapus air matanya

Nafiya tersenyum kecil saat ia menatap Arsyad yang terus ngedumel tak ada hentinya dengan wajah julidnya.

"Umma udahlah yuk pergi bentar lagi balapannya di mulai. " kesal Arsyad menarik lengan Nafiya, sebenernya bukan karna balapan yang akan di mulai Arsyad tidak pernah dengan balapan itu tapi dia hanya sedikit cemburu melihat ummanya yang menunjukkan rasa sayangnya pada orang lain.

Ingat Arsyad itu anak bungsu dia ingin selalu di manja oleh Nafiya bahkan terkadang Arsyad juga cemburu pada kakak-kakaknya jika Nafiya sedang memanjakannya.

Sifat pencemburu Arsyad turun dari Gus Arshya, tapi Gus Arshya selalu mengelak itu.

Nafiya tertawa gemas melihat anaknya yang terlihat jelas tengah cemburu. "Anak umma cemburu yah ummanya di deketin yang lain? "

"Enggak. Ayo umma pergi. " emaknya

"Loh ini temen kamu mau di tinggal gitu aja? "

Arsyad menatap dingin Melody. "Dia bukan temen Arsyad. "

"Tapi kamu kenal kan? Sayang masa anak umma seperti itu, dia perempuan sama seperti umma nak. "

Arsyad menghela napas panjang. "Sebentar, Arsyad telpon temen Arsyad buat jemput dia. "

"Kenapa harus orang lain sayang? Kan ada kita. "

"Umma. Ayolah umma gak kenal sama dia dan aku juga gak deket sama dia. "

Melody hanya menyimak keduanya, sesekali ia akan tersenyum tipis saat melihat Arsyad merengek pada ummanya meski pada akhirnya akan di tatap nyalang olehnya.

Pikiran melody tentang Arsyad seketika berubah, ia pikir Arsyad adalah laki-laki arogan, dingin dan kasar di sekolah tapi saat ini ia mengetahui sisi lain dari Arsyad.

Bahkan bisa di bilang Arsyad adalah tipe cowo clingy, manja, perhatian dan pencemburu.

Melody bangun dari duduknya membenarkan jaket yang di berikan Arsyad dan sedikit membersihkan rok nya yang terkena debu.

"Tante gapapa saya bisa pulang sendiri kok, terimakasih untuk semuanya. " ucapnya dengan suara sehabis menangis nya

Baru saja Melody ingin melangkah pergi, tangannya di cekal oleh Arsyad membuat langkah melody terhenti menatap manik dingin Arsyad.

"Gak usah sok, lo baru aja mau di lecehin gak usah banyak tingkah. Naik motor gue sekarang. " perintah Arsyad pada Melody, Melody menatap Arsyad bingung namun ia menurut pada perkataan Arsyad

Nafiya tersadar dari lamunan nya saat ponselnya berdering.

"Arsyad. Kakak telpon Umma angkat telpon dulu ya, " Arsyad mengangguk pelan sembari memakai helm.

"Assalamu'alaikum sayang ada apa nak? "

"Wa'alaikumsalam, umma tolongin kakak. "

"Loh emang kakak kenapa? "

"Kakak laper, nyoba masak popcorn malah pada mental umma! Tolong!!! "

"Astaghfirullah, ya sebentar umma pulang nak. "

"Umma cepetan pulang kakak takut umma. " terdengar isakan

"Iya sayang umma bentar lagi nyampe nak, abang aka, kakak chan, sama abba kemana nak? "

"Mereka pergi umma, setelah makan malam tadi langsung pergi ke pondok karna ada masalah disana. Kakak di tinggal sendiri. "

"Ya udah umma tutup dulu ya nak, inget kunci pintu nak. "

Bukan Pengganti 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang