14 Pesona Ben.

10.4K 244 15
                                    

Follow Author Indiyalsa_

Raya memainkan ponselnya dengan bosan. Beberapa kali gadis itu melirik ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan tengah malam, namun mengapa rasa kantuknya tidak kunjung datang?
Lagi-lagi Raya mengganti posisi berbaring nya. Tangan nya juga sudah mulai pegal karena menggenggam ponselnya sejak tadi.

"Tidur Raya, besok kuliah."  kesal Raya bicara pada diri nya sendiri, gadis bersuami itu pun meletakkan ponselnya di nakas. Lalu memejamkan matanya dengan paksa.

Ceklek.

Pintu kamar terbuka, Raya tau itu pasti Ben. Tapi ia tak mau ambil pusing dan tetap mencoba memejam kan mata nya.

"Kamu belum tidur?"

Itu pertanyaan atau sebuah tebakan?

Raya membuka selimut yang membungkus kepala nya. "Belum."

"Kenapa hm?"

Raya menggeleng. "Belum ngantuk-ngantuk pak, nggak tau kenapa, kayak nya gara-gara kekenyangan deh."

"Haha, ada orang kekenyangan malah nggak bisa tidur, bukan nya malah sebalik nya ya?"

"Ada pak, saya ini."

Ben berjalan ke arah kursi lalu melepaskan kaos nya yang sukses membuat Raya mendelik dan langsung menutup mata nya. Ben menyampirkan kaos hitam nya di sana, lalu berbalik dan berjalan ke ranjang. "Kenapa tutup mata?"

"Bapak menodai mata saya."

Ben tertawa, "Badan bagus gini kok menodai mata."

Raya mengintip kecil, apa yang Ben bilang memang benar, tubuh pria itu memang sangat bagus, dan pasti idaman. Kalau pak Ben aja kayak gini, terus gimana mami papi nya ya, kata nya yang bule mami nya ya?

"Malah bengong." Ben merebahkan tubuh nya di samping Raya, membuat Raya sedikit beringsut. "Jangan minggir-minggir, nanti kamu jatuh Ray."

"Takut bapak kesempitan."

Dahi Ben berkenyit. "Yang sempit itu lebih enak loh Ray."

"Ha?"

Ben menahan tawa nya. "Masih belum ngantuk?" Tanya Ben mengalihkan pembicaraan. Yang di jawab gelengan oleh Raya.

"Mau saya kasih tau rahasia biar cepet ngantuk?"

Raya memiringkan tubuh nya menghadap Ben. "Ya?"

Grep

Raya melotot saat Ben merengkuh tubuh nya, pria itu memeluk pinggang kecil Raya dan meletak kan dagu ya di atas kepala Raya. "Tidur sambil di peluk bisa bikin cepet tidur."

Tubuh Raya kaku, wajah nya tepat berada di depan dada bidang Ben, dan hal itu jelas tidak baik untuk iman Raya yang sejak awal memang sudah lah tipis.

"Tidur Ray,"

"I-iya."

Raya memaksa memejamkan mata nya, padahal jantung nya tengah berdisko, ia berharap semoga Ben tidak mendengar degupan jantung nya yang sedang di atas batas normal.

Pagi tiba, Raya menggeliat kecil dan membuka mata nya. Tiap hari aja liat beginian, seger mata gue, Batin Raya.

"Saya tampan hm?"

"Pak Ben udah bangun?" kaget Raya. Apa ia sudah ketahuan menatap orang yang sedang tidur.

"Hm," Jawab Ben dengan mata yang masih terpejam.

"Pak Ben lanjutin aja tidur nya, sa-saya mau mandi."

"Hm.."

Raya segera memasuki kamar mandi, ia akan segera mandi dan sholat lalu membantu mbok membuat sarapan.

RAYANA AND Mr.B 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang