The Fate [Julian x Kagura] - 2

58 4 54
                                    

Malam ini, suasana yang begitu tegang memenuhi ruangan penyimpanan museum sejarah ini. Patung berharga itu kini benar-benar pecah dan tidak ada yang pernah menyangka jika patung ini benar-benar manusia yang telah membeku selama seratus tahun.

Pria dalam patung itu nyaris saja terjatuh ke lantai, Yin dengan refleknya menangkap pria itu agar tidak terbentur di lantai.

Pria dengan rambut putih itu terlihat sangat lemas dengan napasnya yang menderu, tubuhnya bergetar.

"Kulitnya dingin sekali, ini Hipotermia," gumam Yin. Ia segera membuka mantel tebal lembab yang pria itu kenakan, lalu menutupi tubuh itu dengan jas formalnya, tak lupa mengeringkan beberapa bagian tubuhnya yang basah dengan handuk kecil yang selalu ada di sakunya.

Walau panik, Kagura juga membantu Yin agar Hipotermia pria ini tidak bertambah parah, ia melepas sepatu mirip boots yang menutupi kakinya itu. Mengeringkannya dengan tisu yang dia bawa di tasnya.

"Bantu tahan badannya sebentar, aku akan menyalakan penghangat ruangan," pinta Yin.

Kagura segera menggantikan posisi Yin, ia menggunakan bahu depannya untuk menahan kepala pria ini. Ia melepas syal merahnya lalu menutupi tangan pucat itu dengan syalnya agar tetap hangat.

Saat ia menyentuh tangannya, ia terdiam, pandangannya lurus nan kosong namun dalam beberapa detik itu dia melihat jelas senyum tipis pria ini dalam bayangan matanya, seakan ia pernah bersentuhan dengan pria ini sebelumnya.

"... sihirmu menembus jantungku..."

Terngiang jelas di telinganya akan suara berat pria. Ia jelas melihat ini seperti ingatan, namun terasa asing karena ia tidak pernah bertemu orang ini satu kali pun di hidupnya.

"Mohon tunggu di sini, aku akan mengambilkan air hangat untuknya." Suara Yin langsung menyadarkan Kagura.

"Tidak perlu, aku bawa teh hangat." Kagura segera mengeluarkan termos berisi teh hangat dari tasnya, lalu dengan pelan meminumkannya walau sedikit, ia juga menempelkan bagian hangat termos itu ke pipi pria ini.

Beruntunglah pria ini masih sempat menelan teh itu sebelum ia benar-benar tidak sadarkan diri di bahu Kagura, namun tubuhnya sudah berhenti bergetar, sepertinya penghangat ruangan dan pertolongan pertama mereka cukup berhasil mencegah gejala lebih parah.

Yin langsung mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Rumah Sakit terdekat untuk meminta jemputan ambulans.

"Apa yang terjadi?" Pada akhirnya sang Manajer datang bersama Claude. Keadaan patung kristal yang pecah dan pria asing yang bersandar di bahu Kagura ia langsung mengerti.

"Dia terserang Hipotermia, Claude, kau bawa baju ganti?" Tanya Kagura.

Claude mengangguk dan langsung menurunkan tas besarnya untuk mengambil baju cadangan yang biasa ia bawa.

"Ayo pindahkan dia ke sofa ruang kerja staff untuk mengganti bajunya." Tubuh besar sang Manajer menggantikan posisi Kagura dan membantunya untuk mengangkat pria ini, dibantu oleh Claude yang mengangkat kakinya sekaligus membawa baju itu.

"Aku akan mengarahkan mobil ambulan ke pintu belakang Museum." Yin langsung membukakan pintu ruangan itu lalu keluar.

Sementara Kagura memungut mantel serta sepatu boots yang tadi dilepas. Mantel dan sepatu ini sangat lembab dan dingin, wajar jika penggunanya bisa terserang Hipotermia. Ia juga melihat sesuatu yang berkilauan di antara pecahan kristal itu lalu mengambilnya.

"Kalung yang indah," ucapnya akan pesona bentuk snowflake pada bandul kalung biru itu. Mungkin ia akan mengembalikan kalung ini jika pria itu sudah sadar.

ONESHOTS OF MLBBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang