Edge of Future (MLBB Version) - 2

68 6 38
                                    

Dyrroth terdiam menatap lemarinya yang tertata rapi dengan baju-baju yang digantung.

Berpikir sedikit kira-kira pakaian apa yang cocok untuk berkencan dengan seorang gadis tomboy.

Dyrroth paham jika tidak mungkin gadis itu menggunakan dress atau semacamnya untuk berkencan-- singkat saja, ia masih bersekolah, mana mungkin ia punya pakaian-pakaian seperti itu.

Lagipula sepertinya gadis itu tidak terlalu suka tempat-tempat romantis, ia lebih suka hal-hal yang membuatnya senang dan berkesan.

Baiklah, Dyrroth sebenarnya cukup peka terhadap selera para wanita, hanya saja dia takut salah dalam bertindak, terkadang tidak tahu harus apa agar tindakannya berkesan.

Pada akhirnya ia hanya memilih kemeja putih polos yang ia rangkap dengan sweater rajut hitam, dirangkap lagi dengan blazer pendek mengingat ini masih musim dingin.

Penampilannya yang terlihat rapi membuat kedua temannya saling melirik satu sama lain, bagaimana tidak? Bisa dibilang ini adalah perdana karena ini kencan pertamanya walau terpaksa.

Mengingat ide Claude cukup bagus dan menguntungkan untuk misi ini jadi ia mengiyakan, semoga saja segala tindakannya tidak akan memalukan nantinya.

"Aku tidak mau tahu, jika aku pulang seloyang puding harus sudah ada di kulkas," pinta Dyrroth sambil membuka pintu apartemen untuk keluar.

"Jika berhasil akan kubelikan satu kulkas untukmu," jawab Aamon.

.

.

"Ini terlalu mendadak astaga, sial sial sial! Aku belum siap! Lagipula apa yang ingin dia bicarakan sampai mengajak kencan dadakan seperti ini?!"

"Aku tidak menyangka dia membuatmu sampai harus mengobrak-abrik lemari seperti ini," keluh Floryn sambil membereskan beberapa pakaian yang berceceran di kasur.

"Aku bingung-- tidak mungkin aku hanya menggunakan hoodie, aku tidak punya dress sama sekali!"

"Sudah penampilanmu seperti biasa saja, pakai hoodie," ujar Floryn.

"Tidak tidak-- kelihatannya kurang cocok. Setidaknya terlihat berbeda dari biasanya kan?"

"Ada apa ini ribut-ribut?" Fanny datang sambil bersandar di pintu kamar Melissa. "Aku mendengar kata 'Kencan,' siapa yang ingin berkencan?"

Floryn langsung menunjuk Melissa yang masih bingung memilih-milih baju.

"Kebetulan aku baru saja beli mantel dan sweater rajut untuk kalian berdua mengingat ini masih musim dingin. Sekalian kaugunakan untuk kencan, Melissa."

"Ah! Aku tahu!" Floryn menarik sebuah syal putih yang masih menggantung dalam lemari. "Kau rangkap bajumu dengan sweater rajut, lalu nanti pakai mantelnya."

"Hmm ... oke."

"Nanti jangan lupa ikat dia di kursi. Akan kita lakukan operasi." Fanny tersenyum jahil sambil mengorek-orek isi tasnya.

"Heh! Mau apa kalian?!"

"Diam! Setidaknya kita akan membuat si tiang jemuran itu terpukau, ya kan Fanny?" Floryn mulai menarik kursi dan mengulur tali yang ada di belakang pintu. Menarik Melissa yang baru selesai mengganti bajunya dan mendudukkannya di kursi, lalu mengikat kakinya agar tidak kabur.

"Astaga kau tidak harus mengikatku seperti sanderaan kan?"

"Nanti kau memberontak, lalu kabur. Makanya kuikat."

"Lagipula memang dia harus dipaksa jika ingin didandani." Fanny mengeluarkan beberapa peralatan kecantikan dari tasnya.

"Oh no. Please. Wajahku tidak betah dengan kosmetik." Melissa menggeleng keras.

ONESHOTS OF MLBBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang