Hiii jangn lupa vote dan komennya. Selamat membaca<33
***
"Dia minta peluk, ya aku peluk Bu." Laki-laki bertubuh jangkung itu mengelak introgasi Ibu Tia yang sedang mengompres dahi Ratu.
Barraq menggaruk lengan kanannya yang tidak gatal, ia memikirkan pembelaan lain sebab tatapan sinis sang ibu membuat ruangan yang pernah menjadi kamarnya dulu, semakin panas. "Berlian juga ngerengek gitu kalau sakit Bu."
"Astafirulloh mas, kamu basah kuyub loh! Pantes makin panas anaknya!" dumel Ibu Tia.
"Kemarin katanya aku harus nganggep dia adikku."
Ibu Tia yang sebal melemparkan gumpalan tisu bekas ke arah Barraq. "Lain kali gak boleh!"
Dengan gesit ditangkap putra sulungnya itu. "Pelukannya Bu?"
"Iyalah maasss!"
"Sstt jangan ribut Bu, lagi tidur tuh anak kesangannya. Nanti dia bangun Barraq juga yang disalahin," bisik Barraq.
"Kamu yang bikin ibu ribut," balas Ibu Tia ikut berbisik.
"Yaudah Barraq pergi ya biar gak ribut," ujar Barraq memelas. Ini lebih tepatannya alibi sebab seseorang yang istimewa untuknya hari ini berulang tahun.
"Kemana, gak liat diluar ujan?" tanya wanita paruh baya di depannya sarkas.
"Nadine ulang tahun," jawab Barraq pelan.
Ibu Tia berdiri kemudian menunjuk arah kursi kayu yang barusan ia duduki. "Kompres Ratu sampai ibu balik liat adikmu di kamar. Kalau ujannya reda atau berhenti, mas boleh pergi tapi, pake mobil ibu. Ngerti atau perlu ibu dikte?"
"Ngerti."
Kemudian Ibu Tia beranjak, ditandai dengan pintu yang ditutup pelan lalu Barraq duduk melakukan seperti yang dititah. Cowok berkaus hitam polos dengan celana jins itu memperbaiki posisi selimut abu-abu yang pernah menjadi miliknya dulu.
"Cepat sembuh."
***
Barraq mengacak rambut halus Nadine yang menggerutu sebal padanya sebab telat datang. "Maaf, ujan soalnya."
"Udah gak bawa kue, bunga buat aku, Ratu pun gak dibawa. Gimanasi Raq, kalau gini terus kapan kamu ada kemajuannya?" tanya gadis dengan balutan gaun hitam yang pas ditubuh jejangnya itu.
"Nanti aku luluhin," jawab Barraq sok tenang. Berhadapan dengan orang yang disukainya, lalu membicarakan gadis lain sungguh membuatnya kehilangan mood.
"Ratu bukan cewek gampangan Raq!"
"Iya, dia beda."
Nadine berdecak. "Kalau kayak gini, kamu kelihatan banget gak serius."
"Kamu tahu aku maunya siapa," ujar Barraq. Emosi mulai mendominasinya.
"Coba buka hati buat orang lain, percaya sama aku, Ratu suka kamu!" Nadine memberengut kemudian beranjak menjauh.
Barraq meramas rambutnya kasar dan mendesis pelan. "Bangsat."
Sekilas adegan tadi malam merupakan alasan terkuat Nadine mengabaikan Barraq hari ini. Mengancurkan mood gadis itu di hari ulang tahunnya sebab tidak menggandeng Ratu ke pesta. Barraq tidak mengerti, kenapa semua orang punya ekspetasi dan obsesi besar terhadap Ratu.
Setiap hari nama gadis yang baru tiba di hidupnya 6 bulan lalu selalu menghiasi kupingnya. Nadine, harusnya tahu bahwa selama 6 bulan pula sangat minim interaksi diantara dirinya dan Ratu. Lalu atas dasar apa gadis itu bilang Ratu mengaguminya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Coulomb Owns Love
Teen FictionTentang dua muatan rasa berbeda yang saling berdekatan, dengan jarak yang timbul karena gaya tarik-menarik yang sebanding dengan besar muatan rasa namun berbanding terbalik dengan kuadrat jarak. Jika tidak ditelaah lebih dalam, orang-orang hanya aka...