Coulomb Owns Love - 20

65 6 4
                                    

akhirnya col mengijak kepala 2 wkwk, selamat membaca! Jangan lupa vote dan komennya<99

***

Seperti yang sudah-sudah, si gadis yang kini bercardingan biru muda selalu pandai mencuri pandang sembari, membantin terimakasih kepada Tuhan karena telah menciptakan sosok menawan Barraq Adirajasa. Begitu baik Tuhan pada Ratu sebab mengabulkan permintaannya dengan cara yang jauh lebih indah. Barraq membawanya ke kafe Gendhis 1 jam lebih cepat sehingga, Ratu dapat memuaskan dahaganya untuk melihat keterampilan sang pangeran dan mesin kopi, sendirian. 

"Sebenarnya kafe tutup hari ini jadi aku perlu beres-beres dikit. Gakpapa kalau kita berangkat lebih awal?" tanya Barraq di ruang tamu ketika Ratu keluar untuk mengangkat jemuran setelah membersikan make-upnya. 

"Gakpapa, kehormatan bagiku jadi pelanggan pertama." Ratu ingat betul mekarnya senyum Barraq karena tanggapannya itu.

"Kamu suka minum kopi?"

"Enggak, tapi aku mau coba." Karena kata orang, kamu tidak akan pernah tahu rasanya kalau kamu tidak pernah berani mencoba. Kini Ratu ingin mencoba, meski ia tak pernah suka kopi karena pahit dan baunya yang memabukkan.

"Kalau gak suka jangan dipaksain," ujar Barraq meletakan segelas chocolate di meja. "Minum ini aja."

"Kopinya enak kok, gak seburuk bayanganku." Ratu mencoba seteguk lagi. "Pahit dikit tapi lidahku masih bisa nerima."

"Gak usah diterusin minumnya, muka kamu udah merah gitu."

Ratu meringis, "Aku gak bohong kopi ini jauh lebih mendingan dibanding kopi pertamaku dulu. Pait dan warnanya tuh item banget, ngebayangin aja aku mual."

"Pengalaman buruk buat kopi masuk blacklist kamu terus kenapa sekarang berani nyoba?"

"Emm, buat ngilangin rasa penasaran aja ..."

"Cuma penasaran aja? Buat berani nyoba lagi, biasanya orang punya alasan kuat." Barraq menukar tempat chocolate dan kopi agar lebih dekat dari jangkauan Ratu. "Kalau boleh ku'tebak, rasa penasaran kamu lebih spesifik ke rasa kopi buatan'ku, kan?"

Pernyataan Barraq lantas membuat gadis itu tercenung cukup lama, sungguh tebakannya tepat sasaran. Batinnya bergejolak dilanda kegugupan, Ratu kebingungan harus menjawab apa. Aku kenapa kebiasaan banget sih bodoh depan kak Barraq?  

"Bercanda, kamu boleh simpan alasan kamu sendiri."

Kalau kamunya gini aku pengen banget mencitai secara ugal-ugalan, Barraq Adirasaja!

Apakah boleh, Ratu Nugroho menganggap perhatian, tawa dan canda Barraq Adirajasa yang full untuknya hari ini sebagai tanda bahwa dia sudah dianggap? Ini kemajuan pesat tapi juga terlalu cepat, pun sangat berbahaya sebab Barraq versi ini sangat-sangat memupuk harapan Ratu. 

Saat menghapus make-up saja, tingkat kehaluan Ratu sudah sampai dimasa tua. Keduanya duduk berdampingan di ruang keluarga, memperhatikan anak dan cucu bermain bersama lalu Barraq Adirajasa yang sudah beruban berkata, "Terimakasih sudah hadir dan melengkapi hidup saya."

Siapapun boleh tertawa ataupun turut mendoakan. 

"Jangan ngelamun Tu, awas kemasukan. Kafe ini rada angker."

"Kak Barraq apa-apa diangkerin," gerutu Ratu. 

"Beneran angker. Sekarang coba kamu fokus ke pintu masuk, hitung sampai lima pintunya bakal kebuka sendiri."

"Jangan nakut-nakutin gitu ih." 

Lucunya Ratu marah tapi kepalanya mengikuti intruksi. "Hitungnya pelan-pelan aja."

Coulomb Owns LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang