Coulomb Owns Love - 6

67 12 3
                                    

Hi jangan lupa vote dan komen! Selamat membaca<33

***

Bagi Ratu Nugroho, sekolah merupakan tempat ternyaman setelah rumah Ibu Tia dan beberapa taman di Jogja. Pagi di sini memiliki sesuatu yang istimewa, ada sesuatu yang belum pernah Ratu rasakan dimanapun. Kesan kuno, sederhana, dan senyum ramah orang-orang membuat Ratu selalu nyaman untuk memulai hari.

Gadis cantik bercardingan putih dengan rambut digerai itu, melangkahkan kaki pelan melewati pohon beringin besar dekat lapangan futsal. Senyum tipis muncul mengingat Barraq Adirajasa dan kawan sebayanya sering nongkrong disini.

Seseorang menepuk pundaknya hingga tanpa sadar Ratu menoleh. Matanya membulat sempurna ketika tubuh kecilnya ditarik berbalik dengan tiba-tiba. Sifa dengan helm yang masih melekat di kepala, menarik pergelangan tangan dengan emosi memuncak. "Budek ya kamu Tu, aku panggil dari tadi gak noleh-noleh."

"Kenapa sih? Ini mau kemana? Kelas kita disana Sifa, bentar lagi apel jangan aneh-aneh deh," ujar Ratu ikut melangkahkan kaki cepat.

"Naro helm di parkiranlah!" Sifa membuka benda bulat itu kemudian mengibaskan rambutnya.

"Kamu nih kenapa?" tanya Ratu.

"Ituloh di deket gerbang, ketemu ibu-ibu ngeselin banget, dia nabrak bagian belakang motorku, waktu kuminta ganti rugi, malah dianya ngamuk. Rusaknya lumayan parah pula, takut dimarin mama," keluh Sifa dengan mata berkaca-kaca.

"Loh kamu kecelakaan?" pekik Ratu terkejud. "Coba aku liat lukanya!"

"Enggak ada, akunya gak kenapa-napa tapi motorku ituloh! Terus ya Tu, aku diketawain sama anak-anak di parkiran, pada gak bantuin aku dorong motor lagi! Misha juga resek banget sama aku, kak Pactrik gak akan kurebut kali, pacaran-pacaran aja gak usah nyenggol aku. Bayangin aja, aku jatuh dua kali pagi ini," gerutu Sifa dengan nada penuh dendam.

Mengambil helm dari tangan sahabatnya, Ratu lalu mengelus bahu Sifa lembut. "Jangan nangis, nanti aku bantu cariin bengkel ya, punya tabungan dikit buat bantu kamu. Uh sybal deh tante-tante itu. Tapi beneran gak luka, kan?"

Sifa menggeleng. "Maaf ya, jadi marah-marah sama kamu."

"Gakpapa kok."

Namun, sesampainya mereka di tempat parkiran, motor Sifa hilang tidak kelihatan. Makin paniklah Sifa. "Aaa Tuhan Yesus masa sekarang motorku ilang," cicitnya takut. "Ratu tadi aku parkir disini, sumpah! Siapa yang mindahin sih?!"

"Sifaaa! Asifa Anastasya! Ratuu!"

Ratu hafal betul itu suara Aria, berbaliklah dia dan benarlah cowok itu yang memanggil. "Sini!"

Sifa berlari lebih dulu ke pohon dekat pos Satpam, tempat Aria memanggil. Ratu yang juga awalnya berlari kecil, memelankan langkahnya ketika melihat sosok Barraq Adirasaja juga ada disana. Kaki gadis itu pun makin melambat, melihat Nadine ada disisi lain Barraq. Setibanya disana, senyum canggung ia tunjukan. Anehnya, wajah Sifa sekarang seolah punya harapan. Dipegangnya tangan Nadine sambil mengucapkan terimakasih berulang kali.

"Makasih banyak ya kak Nadine. Udah cantik baik banget lagi," ujar Sifa kepada Nadine, dibalas senyum dan anggukan yang anggun.

"Bengkel Papaku gak jauh dari sini kok, makanya anak bengkel cepet datangnya. Tadi Aria panik banget, aku kira motornya. Waktu aku sama Barraq samperin, ternyata motor kamu, langsung deh Barraq nelpon bengkel."

Mereka memang mendengarkan penjelasan kronologi dari Nadine, namun baik Aria maupun Sifa menyadari bahwa Ratu Nunggroho tengah dilanda cemas sebab tatapan mengintimidasi dari Barrraq Adirajasa.

Coulomb Owns LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang