Previously on Slytherin's Potter :
Entah sepersekian detik kemudian, kumpulan kunci itu menancap tepat di pintu kayu begitu Hermione dan Ron menutup pintunya. Harry mendarat dan turun dari sapu terbangnya dengan tenang, melihat tak ada lagi benda-benda aneh yang ingin menerkamnya.
Merasa mereka membuang cukup banyak waktu pada ruangan sebelumnya, Harry dan kedua kawannya bergerak maju dan mendapati tempat selanjutnya penuh dengan patung-patung yang terlihat aneh karena ruangan yang gelap.
Hermione menerawang ruangan itu dengan matanya, tak suka dengan suasana gelap dan sunyi di tempat itu.
"Aku tidak suka ini, aku sama sekali tidak suka ini"
Berbagai macam patung berjejeran rapi seiring mereka menelusuri ruangan besar tersebut. Patung-patungnya terlihat begitu realistis, dengan redup lampu yang bersusah payah menerangi tempat itu menambah suasana mencekam di sana.
"Ada di mana kita? Kuburan?"
Tanya Harry yang masih memimpin di depan dengan nada heran sekaligus khawatir, sama takutnya dengan Hermione.
"Ini bukan kuburan"
Ron maju beberapa langakah di depan kedua kawannya, memperhatikan segala patung yang ada di sana, sampai pada akhirnya berhenti dan mengambil kesimpulan.
"Ini adalah papan catur"
Pada saat yang sama, cahaya yang semula redup kini menerangi seluruh 'papan' yang disebut Ron. Benar adanya, itu adalah papan catur yang bidaknya 3 kali lebih besar dari anak anak seperti mereka. Dengan api yang menyala di setiap titik sisi papan semakin menerangi permainan papan itu.
Melihat tempat itu dengan jelas setelah diterangi, Harry dan Hermione menyusul teman mereka yang masih melihat setiap patung yang ada dari tempatnya berdiri. Harry yang juga melakukan hal yang sama begitu tiba di sisi Ron, menunjuk sebuah pintu besar di balik deretan bidak patung raksasa yang berbaris.
"Itu pintunya!"
Hendak melewati barisan bidak paling depan untuk pergi menuju pintu tersebut, mereka terhadang oleh para patung bidak prajurit depan yang siap menghunuskan pedang-pedang pada ketiga anak tersebut. Terkejut, ketiganya segera mundur beberapa langkah, beruntung tak terkena goresan sedikitpun.
Langkah mundur mereka membuat deretan patung prajurit itu kembali memasukkan pedang ke saku pedang masing-masing. Hermione lantas bertanya khawatir.
"Apa yang akan kita lakukan sekarang?"
"Bukankah jelas? Kita harus bermain untuk sampai ke sana"
Tak memberikan Harry dan Hermione kesempatan untuk menjawab, Ron segera memberikan instruksi kepada keduanya.
"Harry, kau ambil kotak bishop yang kosong, Hermione kau berdiri di samping kastil sisi ratu"
Dua orang sahabat Ron itu hanya mengangguk menerima arahan yang di berikan si putra bungsu keluarga Weasley. Mereka tahu, jika itu tentang catur penyihir, Ronlah yang paling mengerti. Mereka akan baik-baik saja selama Ron tahu apa yang dilakukannya.
"Dan untukku, aku akan jadi kesatria"
Ketiganya kini bergegas mengambil posisi masing-masing. Harry yang dengan sigap berdiri di kotak kosong yang Ron katakan dan Hermione yang berdiri di samping bidak kastil milik sang ratu, juga Ron yang sudah siap duduk dengan tegap, berpegangan pada padel patung kuda yang ia naiki sebagai kesatria.
"Sekarang, apa yang terjadi?"
"Yaa.. putih bergerak duluan, setelah mereka bergerak. Kita bermain."
Suasana kembali senyap setelah bidak depan milik pihak catur putih maju, sebelum sebuah pertanyaan terbersit di kepala Hermione.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Slytherin's Potter
FanfictionMinggir minggir! Berikan jalan untuk seorang Potter kebanggaan Slytherin! Jesseline Heinzy James Potter adalah gadis idaman seluruh Hogwarts. Bahkan mereka yang perempuan pun akan bingung apa mereka ingin menjadi seperti Jesseline atau ingin bersama...