Not So Revealed identity

235 24 0
                                    

Daniel's POV.

Hari yang indah, sungguh. Walau tak bisa ku lihat, hawa hari ini sangat nyaman. Bahkan langka menurutku. Sirkulasi udara di tempat ku berada sangat sejuk. Didukung dengan suara-suara anak-anak bermain di taman sekolah membuat semuanya kian sempurna.

Masih dengan tongkat berjalan di tangan kananku, aku berjalan menyusuri lorong-lorong Hogwarts yang selalu dideskripsikan oleh Everett sebagai lorong-lorong seram. Aku tak begitu peduli, dan salah satu faktornya karena tentu, kan aku ini buta?

Tapi jujur saja. Lorong-lorong ini perlahan sudah menjadi safe zone bagiku setelah 3 tahun berada di Hogwarts. Hantu-hantu sering berlalu-lalang disini. Mereka kerap menyapaku, menanyakan bagaimana kabarku, dan semacamnya.

Perjalanan yang jauh, tapi aku berhasil sampai di depan perpustakaan. 

"Aku menyuruh kalian mencari di bagian yang salah. Bagaimana mungkin aku sebodoh itu?"

Suara seorang gadis dibarengi dengan suara bantingan buku menyita perhatianku. Perlahan aku mencari tempat duduk yang nyaman namun dekat dengan suara itu.

"Aku membaca ini dulu, untuk bacaan ringan"

"Ini.. ringan?"

Aku terkekeh kecil. Dari suaranya saja sudah terdengar buku yang ia banting tadi pasti tebal.

"Nicholas Flamel adalah satu-satunya pencipta Batu Bertuah"

Dadaku terasa merosot jatuh.

Nicholas Flamel? Mengapa beliau? Apa yang ingin diketahui anak-anak ini? Tentu saja setelah insiden Troll, aku dan yang lainnya mungkin lebih sensitif dengan kata 'Batu Bertuah' ini. Bagaimana tidak? Batu itu diincar malam itu. Kami semua mati-matian memastikan batu itu tak jatuh ke tangan orang yang mungkin saja adalah Quirrel.

Mereka sudah sering mendapatkan ancaman dari luar. Kemungkinan mereka ingin mencari tahu apa yang menyerang mereka tidak kecil. Mungkin hanya terdengar seperti murid-murid yang ingin mencari tahu tentang pelajaran mereka. Tapi setelah Jesseline memberitahuku informasi miliknya kini semua masuk akal.

Mereka bertiga sudah tahu tentang apa yang Fluffy jaga.

"Daniel, maaf aku terlambat. Apa yang ingin kau bicaraka-?"

"Everett, maafkan aku, tapi ayo pindah tempat lain saja ya? jangan disini"

"Memangnya kenapa?"

"Sekarang. Everett, Kumohon"

Aku ingin mengumpat kesal. Everett datang di situasi yang tidak tepat. Aku berencana untuk memberitahunya apa yang terjadi semalam. Apa yang terjadi selama aku ditinggal untuk berjaga di tempat ini.

Dan dengan apa yang anak-anak ini bicarakan, firasatku mengatakan mereka akan terlibat dengan masalah ini suatu saat nanti.

Masalah besar yang hampir mencelakai kami.

End POV.

Flashback.

Di malam yang sama pada saat itu.

"Daniel, kau yakin ingin menunggu di perpustakaan? Kami mungkin akan lama"

Ucap Everett dengan aksen Paris-nya yang khas. Mempersiapkan benda-benda untuk meng-introgasi target mereka. Berharap akan ada petunjuk yang mereka dapatkan.

"Sudah, tak mengapa, aku harus ada disini, jaga-jaga jika ada seseorang yang akan kemari"

Balas Daniel dengan senyum kecil di bibirnya, dan terus meraba buku-buku yang tertera di rak berdebu disebelah kanannya.

The Slytherin's PotterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang