"Selamat malam, Nona Parkinson"
"K-kau?!"
Adeline yang berada di dapur heran mengapa Miranda masih belum kembali dari membuka pintu. Sementara Miranda masih terpaku kaget didepan pintu utama.
"Miranda sayang, kenapa lama seka- Oh Severus! ternyata kau datang! Bagaimana kabarmu? Aku mengira kau tidak akan kemari, apakah Jessie sedang berada di Malfoy Manor dengan Travey sekarang?"
Adeline yang melihat kawan lamanya berkunjung tak bisa mengutarakan ekspresi lain selain senyum sumringah yang terpasang di bibirnya.
"Kau tak berubah rupanya, masih bertanya tanpa henti. Bagaimana denganmu Nona Parkinson? Apa kau dijaga dengan baik disini?"
Miranda yang sedari tadi terpaku diam kini menoleh masih dalam kebingungan, Severus yang menyadari ekspresi Miranda hanya menghela nafas.
"Jesseline sudah memberitahu ku tentang hal ini, jadi tidak apa-apa, dan tentu saja tidak ada guru-guru yang tahu selain aku"
Miranda yang terdiam mendengarkan sedari tadi diam-diam tersenyum lega, namun ia tiba-tiba merasakan hangat dikepalanya, dan melihat keatas hanya mendapati tangan Severus tengah mengelus kepalanya.
"Aku lega. . kau baik-baik saja. . ."
Adeline yang memperhatikan sedari tadi hanya tersenyum dengan Miranda yang mengangguk pelan, juga Severus yang melepaskan tangannya dari kepala Miranda.
"Jadi, apa dia membuatmu tak nyaman?"
"Pardon? Apa maksudmu aku membuatnya tak nyaman?"
"Entahlah, mungkin pengalaman pribadi?"
"Jahat sekali~ , oh iya, masuklah Severus! diluar pasti dingin, ayo kita bersiap untuk makan malam bersama!"
Saat perjalanan ke ruang makan, Severus melihat sebuah potret dimana didalamnya ada dua orang teman yang lain, Adeline, Asher serta Lucine yang tengah berbaris bersama.
"Ini saat. . .?"
"Oh itu saat kami memenangkan kuis, serta quidditch saat itu, Helena dan Alfred yang memenangkan kuis sedangkan Lucine nilai tertinggi diangkatan kita saat itu, ingat?"
Severus masih menatap lekat wajah Lucine yang tersenyum ria, berdiri ditengah-tengah antara Emmanuel dan Adeline, ia menoleh dan berbicara sedikit dengan Emmanuel lalu kembali berbaris dan tersenyum.
"Saat itu, Lucine sangat senang, dia bersusah payah berada di peringkat hanya untuk dilihat olehmu, namun sayang hari itu kau malah memilih untuk masuk kelas tambahan, padahal kau bisa saja menolak dan melihatnya berdiri disana bersama kami, jadi tentu saja kau tak ingat, tidak apa-apa"
Severus yang mendengar jawaban Adeline terdiam, ia tahu betul mengapa ia menekankan kalimat-kalimat diakhir.
"Yah, begitulah, ayo. .makan malam nanti dingin"
Dan Adeline sama sekali tak mengucapkan sepatah kata pun sampai tiba di ruang makan bersama.
.
.
.
.
"Skakmat, paman Lucius"

KAMU SEDANG MEMBACA
The Slytherin's Potter
FanficMinggir minggir! Berikan jalan untuk seorang Potter kebanggaan Slytherin! Jesseline Heinzy James Potter adalah gadis idaman seluruh Hogwarts. Bahkan mereka yang perempuan pun akan bingung apa mereka ingin menjadi seperti Jesseline atau ingin bersama...