Bibir kering itu tersenyum lebar melihat ke arah semua orang yang ada di sana, sedangkan mereka yang ada di sana menangis karena melihat keadaan gadis itu.
"K-kalian jangan nangis, A-aku ngga suka lihat kalian nangis."
Seorang wanita dengan air mata yang terus mengalir dari mata indah itu berjalan mendekat, dia memberikan usapan lembut ke arah kepala gadis yang saat ini terbaling lemas di atas ranjang rumah sakit itu. Gadis itu semakin tersenyum lebar, membuat wanita itu semakin menangis.
"Sayang, Bunda mohon jangan tinggalkan Bunda."
"B-bunda takut? Bunda sayang aku?"
"Ya, Bunda takut kehilangan kamu dan Bunda juga sayang kamu. Bunda minta maaf sama kamu sayang, Bunda minta sama kamu untuk bertahan."
"Aku akan baik-baik aja, tapi boleh Aruna minta sesuatu?"
"Apa?"
"Peluk Aruna, aku mau tidur di pelukan Bunda."
Wanita itu segera menarik putrinya untuk masuk ke dalam dekapannya, membuat mereka yang melihatnya di buat menangis.
"A-aruna sayang Bunda, A-aruna minta jangan nangis."
Mereka yang mendengarkan itu semakin menangis, mereka juga merasa bahagia karena apa yang di inginkan dengan Aruna selama ini bisa dirinya dapatkan sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aruna Dan Rahasianya [Telah Terbit]
Teen FictionSemua yang dirinya perlihatkan hanyalah kebohongan, kehidupannya tidak sebaik yang dirinya perlihatkan. BEBERAPA PART DI HAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENULIS