SEMBILAN

1.6K 64 0
                                    

SELAMAT MEMBACA

"Hallo perkenalkan nama gue Azura Berlian Sabrina, kalian bisa panggil gue Zura."

Aruna memandang takut ke arah gadis yang saat ini berdiri di depan sana, gadis yang bernama Azura itu melihat ke arah Aruna. Dia tersenyum tipis ke arah Aruna, membuat Aruna dengan reflek meremas buku yang ada di mejanya.

"Aruna," panggil Amelia pelan. "Aruna, Aruna, Aruna," Amelia terus saja memanggil Sang pemilik nama.

"Kenapa Mel?" tanya Aziza dari belakang.

Amelia menoleh ke belakang, dia menggelengkan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan dari Aziza. Aqila yang melihat Aruna hanya diam saja juga bingung, Raka yang memang tahu kenapa Aruna seperti itu memberikan pandang cemas ke arah sepupunya itu.

"Baik Zura, kamu bisa duduk di tempat yang kosong."

"Baik Bu," Azura berjalan melewati Aruna. Lagi-lagi dia memberikan senyuman tipis ke arah Aruna, membuat Aruna hanya mendudukkan kepalanya saja.

Selama pelajaran di mulai Aruna tidak bisa konsentrasi dengan apa yang di jelaskan di depan, membuat Raka beberapa kali melihat ke arah Aruna dengan tatapan cemas. Tanpa Raka sadari sedari tadi Aqila melihat dirinya yang terus memandang ke arah Aruna, ada rasa cemburu di diri Aqila melihat itu.

Bel pertanda istirahat berbunyi, membuat semua anak-anak bersemangat untuk segera keluar dari kelas dan pergi ke kantin.

"Baik anak-anak pertemuan kali ini sampai di sini, jangan lupa kerjakan tugas yang Ibu kasih dan kumpulkan saat ada jam pelajaran Ibu lagi."

"Iya Bu!!"

Guru yang mengajar keluar dari sana, membuat semua anak-anak juga ikut keluar dari kelas untuk segera pergi ke kantin dan mengisi perut mereka.

"Lo kenapa sih Na? Kenapa dari tadi gue lihat lo diam aja?" tanya Amelia.

"Gue ngga apa-apa kok, cuma ngga enak badan aja."

"Kalo ngga enak badan kenapa masuk? Seharusnya lo di rumah aja istirahat."

"Cuma ngga enak badan aja Amelia."

"Jangan anggap remeh Aruna, lo selalu aja kayak gitu. Sekarang ayo kita ke UKS, lo harus istirahat."

"Ngga perlu, lebih baik kalian ke kantin aja."

"Terus elo?" tanya Aziza.

"Gue ada urusan bentar," jawab Aruna.

"Urusan apa?" tanya Aqila.

"Cie kepo~" goda Aruna. "Udah sana kalian pergi aja ke kantin, nanti kalo urusan gue dah selesai gue ke sana kok!" kata Aruna.

Aqila memandang tajam ke arah Aruna, membuat Aruna terkekeh melihat tatapan yang di berikan dengan Aqila.

"Bener ya?"

"Iya, udah sana cepet!"

Mereka bertiga menganggukkan kepalanya, mereka bertiga meninggalkan Aruna seorang diri di dalam sana. Sebenarnya Aruna tidak sendirian di sana, ada Azura yang masih belum berniat pergi dari sana.

"Lama tidak bertemu Aruna."

Aruna berbalik untuk berhadapan langsung dengan Azura, dia mundur beberapa langkah saat mengetahui jika Azura berjalan mendekat ke arah dirinya. Sedangkan Azura terus saja memberikan senyuman tipis ke arah Aruna, membuat Aruna semakin takut dengan itu.

"Lo masih ingat gue, 'kan?"

"K-kenapa lo ke sini? Kenapa lo datang ke sini!"

"Astaga, ternyata lo masih sama aja. Apa lo ngga kangen sama gue? Gue sahabat lo Aruna, lo ngga mau peluk gue?"

Aruna Dan Rahasianya [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang