SELAMAT MEMBACA
Suara tawa dari empat gadis yang memakai baju seragam sekolah yang sama terdengar begitu ceria, empat gadis itu membentuk sebuah lingkaran di sana. Di tengah mereka terdapat sebuah kartu yang menjadi alasan mereka tertawa, salah satu gadis dari mereka memasang wajah tidak suka ke arah ketiga sahabatnya meskipun dirinya ikut tertawa.
"Jahat kalian," ucap gadis berambut panjang yang di kuncir kuda itu.
"Kok jahat, kan kita cuma main aja. Lagian lo juga ikut ketawa tuh," jawab gadis berambut pendek.
"Gimana kalo dia baper? Terus gimana kalo dia suka sama gue beneran? Terus dia nembak gue jadi pacarnya?"
"Bagus dong," jawab gadis berponi itu.
"Bagus apanya? Gue ngga mau selingkuh dari pacar-pacar gue," ucap gadis itu.
"Halu!!!"
Gadis berambut panjang itu memasang wajah masamnya, dirinya tidak suka karena selalu di bilang halu dengan ketiga sahabatnya itu. Membuat ketiganya tertawa, lucu saja wajah sahabatnya itu saat ini.
Terdengar suara panggilan dari salah satu dari mereka, gadis berambut panjang itu berdiri dari tempatnya yang menandakan panggilan itu berasal dari dirinya.
"Aruna pulang sekarang juga!"
"Bun, aku masih mau main sama mereka. Sebentar lagi Bun, aku mohon sebentar lagi."
"Pulang Aruna!"
"Iya, Aruna pulang sekarang juga."
Sebelum Aruna kembali berbicara, panggilan itu sudah di matikan membuat dirinya kembali ke sahabatnya yang melihatnya dari kejauhan.
"Kenapa Na?" tanya Amelia.
"Bunda minta gue buat pulang, maaf kayaknya hari ini gue ngga bisa ikut tidur di rumah lo Mel."
"Gapapa, gue tahu kok Na. Mau gue antar lo pulang?"
"Ngga perlu Mel, gue bisa pulang sendiri kok."
"Na," Aruna melihat ke arah sahabatnya yang masih duduk di sana.
"Lebih baik lo di antar sama sopir Amel aja, udah malam juga ini. Bahaya kalo lo pulang sendirian, apalagi lo cewek."
"Cie~ ceritanya Aziza lagi perhatian sama Aruna yang cantik ini," goda Aruna.
"Cih," Aziza berdecih kesal.
"Sana pulang, nanti di cariin Bunda lo lho. Anak kecil emang ngga boleh di luar terlalu lama," kata Aqila, dengan makanan yang berada di mulutnya.
"Gue lebih tua dari pada lo," ucap Aruna tidak terima.
Sebuah notifikasi masuk ke benda pipih Aruna, membuat gadis itu melihat siapa yang mengirimkan dirinya sebuah pesan.
Bunda♡
||Sudah sampai mana?
||Langsung pulang ArunaMelihat pesan itu segera Aruna membereskan barang-barangnya, mereka bertiga sebagai sahabat yang baik membantu melihat Aruna yang sibuk memasukkan semua barang-barangnya. Sahabat paling baik bukan? Mereka tidak mau menganggu Aruna.
"Jadi gimana?" tanya Amelia.
"Ngga perlu Mel, taksi yang gue pesen udah ada di depan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aruna Dan Rahasianya [Telah Terbit]
Teen FictionSemua yang dirinya perlihatkan hanyalah kebohongan, kehidupannya tidak sebaik yang dirinya perlihatkan. BEBERAPA PART DI HAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENULIS