SELAMAT MEMBACA
Jangan lupa tinggalin komentar kalian di kolom komentar, makasih~
Aruna melihat ke arah ketiga temannya yang saat ini sedang berbicara dan tertawa bersama Azura, meskipun dia ada di dekat mereka tapi Aruna merasa jauh dengan mereka. Saat ini mereka berada di kantin, mereka harus mengisi perut mereka dengan makanan sebelum kembali masuk dan mulai belajar lagi.
Terdengar helaan nafas kasar keluar dari mulut Aruna, dia membuka buku yang dirinya bawa ke kantin untuk belajar. Dia tidak mau nilai-nilainya turun dan membuat Ayah Bram marah, Aruna sudah berjanji ke dirinya sendiri untuk tidak membuat Ayah Bram marah ke dirinya lagi meskipun itu sulit.
"Aruna," panggil Aqila.
Aruna mengangkat kepalanya untuk melihat ke arah Aqila yang memanggil dirinya.
"Kenapa?"
"Kenapa lo diam aja? Lo sakit?"
"Ngga, cuma lagi malas aja."
Azura mendekat ke arah Aruna, membuat Aruna terdiam di tempatnya dengan keringat dingin yang membasahi wajahnya.
"Gue mau ngomong sesuatu sama kalian."
Ketiga gadis itu melihat ke arah Azura dengan tatapan penuh tanda tanya, sedangkan Aruna saat ini duduk di tempatnya dengan rasa takut. Dia takut jika Azura mengatakan sesuatu yang membuat hubungan persahabatan dirinya dan ketiga sahabatnya itu rusak, dia tidak mau hal itu terjadi.
"Mau ngomong apa Zur?" tanya Amelia penasaran.
"Sebenarnya gue sama Aruna itu temen sekolah waktu SMP, iya ngga Na?" Azura melihat ke arah Aruna yang saat ini menundukkan kepalanya.
"I-iya."
"Keren!! Jadi kalian dulu pernah satu sekolah?"
"Ya, dan kita bukan hanya teman biasa. Tapi kita dulu juga bersahabat, bukan hanya gue sama Aruna aja tapi ada satu lagi namanya Anggun."
Aziza memukul lengan Aruna, membuat gadis yang mendapatkannya melihat ke arah Aziza.
"Kok lo ngga pernah cerita?"
"Apa yang harus gue ceritain? Ngga ada."
Aruna kembali membaca buku yang ada di tangannya, membuat ketiganya berdecak kesal. Azura kembali berbicara, dan itu membuat Aruna merasa takut dengan apa yang di katakan dengan Azura.
"Gue rindu Anggun, seandainya dulu dia ngga nolongin orang itu, mungkin sekarang dia masih ada di sini."
"Emang temen lo yang namanya Anggun kemana?" tanya Amelia.
"Dia ... Meninggal karena menolong seseorang yang saat ini hidup tenang," jawab Azura dengan mata melihat ke arah Aruna.
"G-gue izin ke kamar mandi," Aruna berdiri dari tempatnya, Membuat mereka semua melihat ke arah Aruna.
"Mau gue temenin?" tawar Aqila.
"Ngga perlu, gue bisa sendiri."
Aqila menganggukkan kepalanya, dia pergi dari sana dengan membawa buku yang dirinya bawa. Sebelum dia benar-benar pergi dari sana, dia melihat ke arah ketiganya sahabatnya yang saat ini tertawa lepas karena lelucon yang di buat dengan Azura.
Aruna berjalan pergi dari sana, dirinya saat ini membutuhkan tempat sepi untuk menghilangkan rasa cemas dan takut yang ada di dirinya. Dan tempat yang dirinya pilih adalah taman belakang yang ada di sekolah ini, dia duduk di bawah pohon dengan nafas yang tidak beraturan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aruna Dan Rahasianya [Telah Terbit]
Teen FictionSemua yang dirinya perlihatkan hanyalah kebohongan, kehidupannya tidak sebaik yang dirinya perlihatkan. BEBERAPA PART DI HAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENULIS