SELAMAT MEMBACA
Aruna memandang sabar ke arah dokter yang saat ini sedang membaca sebuah tulisan yang berada di selembar kertas yang saat ini berada di tangan dokter itu, terdengar helaan nafas panjang keluar dari mulut dokter itu. Membuat Aruna menatap cemas ke arah dokter itu, dirinya takut terjadi hal yang buruk ke dirinya.
Dokter itu meletakkan selembar kertas itu di atas meja, membuat Aruna memandang penuh tanda tanya ke arah dokter itu. Dokter itu memandang lamat ke arah Aruna, dia mengulurkan kertas itu ke arah Aruna, segera saja Aruna mengambil lembaran itu. Dia membaca dengan seksama tulisan yang ada di sana, seketika kedua bahu Aruna merosot setelah membaca tulisan yang ada di sana.
Dia memandang ke arah dokter itu, dia meletakkan kembali lembaran itu di atas meja. Aruna memberikan kertas itu ke Sang dokter, dia meminta penjelasan dengan apa yang ada di sana.
"Jelaskan ke saya, apa maksud dari tulisan itu Dokter? Jelaskan ke saya!"
Dokter itu menarik nafasnya dalam-dalam dan setelahnya mengeluarkannya dengan kasar. Dia mengambil kembali selembar kertas itu, Dokter itu melihat ke arah gadis yang saat ini meminta penjelasan kepada dirinya.
"Dari hasil pemeriksaan yang saya baca, kamu mengidap penyakit kanker darah stadium dua dan depresi berat."
Kedua mata Aruna memanas saat mendengar itu, dirinya menundukkan kepalanya merasa tidak terima dengan apa yang dirinya dengar saat ini.
"Saya bisa sembuhkan Dok?" tanya Aruna, suaranya terdengar sangat putus asa.
"Ya, kamu masih bisa sembuh dari penyakit ini. Asalkan kamu mau berobat, dan mengikuti semua larangan yang harus kamu hindari."
Kepala Aruna terangkat untuk melihat Dokter itu, dia bisa melihat tatapan iba dari Dokter itu. Membuat Aruna tersenyum dengan manis, mengatakan jika dirinya baik-baik saja dengan semua ini.
"Apa yang harus saya lakukan?"
Dokter itu kembali menghela nafas kasar sebelum kembali berbicara ke Aruna.
"Kamu harus menghindari pikiran yang berat, kamu harus mengurangi kegiatan yang akan membuat kamu lelah, dan yang paling penting jaga pola makan kamu jangan sampai terlambat. Dan kamu harus selalu melakukan chek up dalam waktu dua minggu sekali, dan jangan lupa untuk minum obat mu."
Aruna menganggukkan kepalanya mengerti. "Saya akan berusaha melakukan semua yang sudah anda jelaskan ke saya," kata Aruna.
Aruna merasakan sebuah getaran dari benda pipih nya yang berada di saku baju rumah sakitnya, dirinya segera beranjak dari tempatnya untuk keluar dari sana dan kembali ke ruangannya. Aruna membungkukkan badannya sebelum keluar dari sana, surat hasil lab itu dirinya simpan di saku baju rumah sakitnya, akan dirinya kasih ke Bunda Sekar dan Ayah Bram saat dirinya pulang.
Kembali Aruna merasakan getaran yang berasal dari benda pipih nya, membuat Aruna mengeluarkan benda pipih itu untuk melihat siapa yang mengirimkan dirinya pesan. Di sana beberapa pesan dari grupnya dengan ketiga sahabatnya, dan dari Sang bunda.
Bunda♡
||Kamu dimana Aruna?
||Kenapa kamu tidak datang ke sekolah?
||Kenapa dari semalam kamu tidak ada di rumah?
||Pulang sekarang juga Aruna!Maaf Bunda, Aruna lagi ada di rumah temen||
Aruna sedang tidak enak badan||
Iya, Aruna pulang sekarang||Aruna menghela nafas panjang, dirinya sudah siap untuk menerima hukuman dari Bunda Sekar dan Ayah Bram atas tidak kehadirannya di sekolah dan tidak ada di rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aruna Dan Rahasianya [Telah Terbit]
Teen FictionSemua yang dirinya perlihatkan hanyalah kebohongan, kehidupannya tidak sebaik yang dirinya perlihatkan. BEBERAPA PART DI HAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENULIS