#part_02

35 5 0
                                    


"Nak, Abi mau bicara sama kamu," ucap Abi Farhan, Abinya Aisyah.

"Silakan, Bi! Mau bicara apa?" tanya Aisyah.

Abi Farhan pun duduk di sofa, di iringi dengan Aisyah yang ikut duduk di samping Abinya.

"Jadi gini, Abi mau kamu ikut bimbel sama anak teman Abi!" jelas Abi, sambil menatap Aisyah.

"Loh, kenapa gitu, Bi? Bukannya Aisyah udah sering, ya, ngikut acara kayak kajian-kajian gitu, terus ngapain perlu ikut bimbel lagi?" tanya Aisyah.

"Kamu 'kan kajiannya paling cuman 2 minggu sekali, udah gitu kamu kalo balik sekolah, bawaannya main hp mulu. Daripada waktumu terbuang sia-sia, lebih baik kamu gunakan dengan mengerjakan hal-hal yang bermanfaat! Contohnya, ya, kayak tadi. Ikut bimbel, biar kamu itu paham tentang agama!" jelas Abi panjang lebar.

"Tapi, Bi, kajian yang itu juga udah cukup," balas Aisyah.

"Anakku sayang, masih banyak ilmu agama yang belum kamu ketahui. Mulai dari fardhu 'ain, fardhu kifayah, dan masih banyak lainnya," lirih Abi Farhan sambil membelai lembut kepala sang Anak.

"Hmm, ya sudah deh, Aisyah mau kok, ikut bimbel sama anak teman Abi itu," ucap Aisyah.

"Alhamdulillah. Besok nanti kamu, Abi antar ke tempat bimbel."

"Em, Aisyah boleh nanya gak, Bi?"

"Boleh, nanya apa?"

"Nama Ustadznya siapa? Terus, ganteng gak dianya?" tanya Aisyah seraya terkekeh. Abi Farhan pun menggelengkan kepala beliau, mendengar pertanyaan dari putrinya itu.

"Astaghfirullah, anak Abi ternyata mandang fisik juga, ya," ketus Abi Farhan.

"Ish, Aisyah nanya kayak gitu, bukan berarti Aisyah mandang fisik, Bi! Ya, cuman nanya-nanya aja, karna 'kan kalo Ustadznya ganteng, Aisyah jadi makin tambah semangat ikut bimbelnya," jelas Aisyah sambil nyengir kikuk.

"Nama Ustadznya, Ustadz Azam. Orangnya ganteng kok, malahan ganteng banget. Feeling Abi mengatakan, kayaknya kamu baru pertama kali liat Ustadznya, mungkin kamu udah jatuh cinta sama dia, Nak," balas Abi sambil menahan tawa.

"Aish, Abi mah gitu! Gak juga kali. Aisyah mah kalo mau cari suami itu harus yang sholeh, baik, setia, penyayang, yang gak perokok, suka menuntut ilmu, gak akrab sama cewe di luaran sana, nerima Aisyah sama anak-anak Aisyah nanti apa adanya," ucap Aisyah.

"Pintar juga anak Abi, yah. Em, kebetulan tipe laki-laki idaman yang kamu cari itu, ada di Ustadz Azam. Jadi mungkin, kalo kalian berdua berjodoh, ya, Abi sih setuju-setuju aja. Siapa tau mungkin, dia datang untuk melamar kamu," sahut Abi, membuat pipi Aisyah memerah bak kepiting rebus.

"Udah, jangan baper! Ya kali, Ustadz Azam mau sama kamu, orang kamunya aja masih minim ilmu, bar-bar, manja lagi," ketus Abi.

"Ish, Abi nyebelin," kesal Aisyah sambil memanyunkan bibir.

"Tapi apa salahnya? Tinggal Aisyah tikung Ustadz Azam di sepertiga malam. Allah 'kan maha membolak-balikkan hati seseorang, dengan sekejap, Allah meluluhkan hati Ustadz Azam untuk Aisyah, dia pun jatuh cinta sama Aisyah, lalu datang melamar Aisyah, dan kami pun melangsungkan pernikahan," sambungnya sambil nyengir.

"Aisyah, kamu itu jangan terlalu banyak halu, entar jatuh, loh," jelas Abi.

"Iya, Aisyah tau. Entar jatuh cinta sama Ustadz Azam 'kan?" canda Aisyah.

"Kayaknya anak Abi udah mulai kebelet nikah!" ketus Abi dengan wajah datar.

Bersambung ...

AISYAH★Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang