#part_07

26 5 0
                                    

Jam menunjukkan pukul 13.00.
Saat ini, Aisyah sudah pulang dari sekolah, dan ia pun bersiap-siap untuk berangkat ke tempat bimbel.

Ia menggunakan gamis syar'i, dan juga pashmina yang sewarna dengan gamisnya. Sedikit polesan make up yang natural.

"Bismillahirrahmanirrahim," gumam Aisyah.

"Abi, Umi!" panggil Aisyah sambil menuruni anak tangga, dan berjalan ke arah Abi Farhan dan Umi Linda yang sedang menonton televisi di ruang tamu.

"Aisyah pamit ke tempat bimbel dulu, ya. Assalamu'alaikum," ucap Aisyah seraya menci*m punggung tangan Abi dan Uminya.

"Na'am, Nak. Wa'alaikumussalam."

***

Kini, Aisyah sudah sampai di tempat bimbel, saat memarkirkan motor, tiba-tiba terdengar suara orang yang memanggil namanya, membuat Aisyah membalikkan badannya.

"Kak Fajar," gumam Aisyah.

"Salsa? Kamu ngapain disini?" tanya Fajar.

"Salsa ke sini mau ikut bimbel. Lah, kalo Kakak sendiri? Ngapain disini?"

"Oh, jadi kamu ikut bimbel sama Azam juga?"

"Kak Fajar, kenal sama Ustadz Azam?"

"Iya. Azam teman kuliah saya!"

"Ooh."

"Ohiya, Kak, jangan panggil aku Salsa deh, ya! Soalnya, aku gak terbiasa," pinta Aisyah.

"Terus, maunya dipanggil apa?"

"Aisyah aja, deh."

"Ya udah, kalo begitu saya masuk dulu," pamit Fajar.

"Oh, silakan!"

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam."

***

Selama menunggu bimbel dimulai. Aisyah, Silvia, dan Firda sedang asyik-asyik mengobrol, sesekali mereka bercanda, membuat mereka bertiga tertawa bersama.

Beberapa menit kemudian.

"Assalamu'alaikum," salam Ustad Azam.

"Wa'alaikumussalam, Ustadz," jawab semua orang serempak.

Mata Aisyah tertuju pada laki-laki yang barusan dia temui diparkiran tadi.

'Kak Fajar?' batin Aisyah.

"Alhamdulillah, akhirnya kita dipertemukan kembali, dalam keadaan sehat wal 'afiyat. Ohiya, sebelumnya, saya mau memperkenalkan teman saya, dia akan membantu saya buat mengajar di sini," ucap Azam.

"Assalamu'alaikum, perkenalkan, ana Fajar. In Syaa Allah ana akan membantu teman ana Azam, buat mengajar disini. Intinya kita disini sama-sama saling belajar, kalo ana ada salah, silakan tegur ana baik-baik!" ucap Fajar ramah.

"Wa'alaikumussalam. Iya, Ustadz," sahut semua orang.

'What? Jadi, Kak Fajar bakal ngajar disini juga? Tuh 'kan jadi bingung akunya. Milih Ustadz Azam atau Kak Fajar, ya? Soalnya, dua-duanya sama-sama ganteng, sholeh lagi,' batin Aisyah bingung.

Saat ini, pandangan Fajar tertuju kepada Aisyah, dia melihat ke arah Aisyah sembari tersenyum kepadanya.

'Masya Allah, senyumnya manis banget. Fabiayyiaalaa irabbikumaa tukadzibaan,' batin Aisyah.

"Baiklah, Fajar. Saya serahkan semuanya kepada antum," bisik Azam ditelinga Fajar.

"Beres, Zam, pooknya kamu tenang aja. In Syaa Allah saya akan menjalankan amanah dari antum."

Ustadz Azam pun pamit, lalu pergi meninggalkan ruangan.

"Baiklah, hari ini kita belajar tentang bab puasa. Alhamdulillah, sekarang kita sudah memasuki bulan yang penuh berkah, bulan yang lebih indah dari seribu bulan, bulan yang dijanjikan sebagai penghapus dosa dan kesalahan."

"Ibadah puasa adalah latihan pengorbanan lahir dan bathin, yakni berjuang melawan nafsu yang dinilai lebih hebat dari macam peperangan.
Nabi Muhammad telah mengembirakan kepada para sahabat beliau, apabila datang bulan Ramadhan. Maka Nabi bersabda : "Apabila datang bulan Ramadhan, maka pintu-pintu syurga dibukakan, dan pintu-pintu neraka ditutup."

***

Tak terasa, waktu berjalan begitu cepat, dan kini, jam menunjukkan pukul 15.00.

"Alhamdulillah, cukup sampai disini dulu materi yang saya ajarkan hari ini. Apakah kalian semua paham?" tanya Fajar.

"Paham, Ustadz," jawab semua orang serempak.

"Baiklah kalo begitu, semoga apa yang kita pelajari hari ini, bermanfaat buat kita semua," ucap Fajar.

"Aamiin."

"Silakan, kalo kalian mau pulang!" sambungnya.

Aisyah pun melangkah pergi keluar ruangan bimbel, dan saat ini dia sedang menuju ke parkiran.

Saat ingin memakai helm, tiba-tiba seseorang memanggil namanya.

"Aisyah!"

"Ehh, Kak Fajar, ada apa?" tanya Aisyah.

Jujur, di dalam hatinya dia sangat gugup. Ada keperluan apa Fajar memanggilnya?

"Boleh bicara sebentar?" tanyanya, yang dibalas anggukan oleh Aisyah.

"Kita ke taman yang ada di dekat sini, yuk!" ajak Fajar sambil menunjuk ke arah taman yang jaraknya tak jauh dari tempat bimbel.

'Ngapain Kak Fajar manggil aku? Pake ngajak ke taman lagi. Apa jangan-jangan ... sudahlah, kepedean banget kamu, Aisyah! Astaghfirullah,' batin Aisyah.

"Kok, malah diem?" lirihnya membuyarkan lamunan Aisyah.

"E--eh, enggak kok, Kak. Eh, maksud Aisyah, Ustadz," ucap Aisyah sambil nyengir kuda.

"Panggil Kakak aja gak apa-apa, kok."

"Emang boleh?"

"Boleh."

"Ya sudah deh."

"Jadi gak?"

"Kemana?"

"Ke taman, Salsa! Eh, salah, maksud saya, Aisyah," ucap Fajar sedikit kesal.

"Hehe," balas Aisyah cengengesan.

***

Mereka kini sedang duduk di kursi taman, tak lupa juga jaga jarak mereka lakukan, bukan mahram, soalnya!

Hening? Ya, begitulah. Tidak ada yang berani memulai percakapan terlebih dahulu, mereka hanya melihat-lihat ke sekeliling taman.

Fajar menghembuskan nafasnya dengan gusar.

"Aisyah, sebenarnya saya ...."

Bersambung ...

AISYAH★Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang