#part_15

45 6 1
                                    

Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan atau mempersilakan. Yang pertama adalah keberanian, dan yang kedua adalah pengorbanan.

♡♡♡

Sesampainya di rumah. Aisyah masih tetap sama, selalu diam, sehingga membuat Abi Farhan dan Umi Linda bingung terhadap anak perempuan satu-satunya mereka ini.

"Aisyah! Kamu daritadi kok diam aja? Emangnya ada apa? Kamu punya masalah? Kalo ada apa-apa, cerita ke Umi, siapa tau Umi dapat bantu masalah kamu," ucap Umi lembut.

"Aisyah gak apa-apa, kok, Umi! Aisyah cuman kepengen diam aja," ucap Aisyah tersenyum hambar.

"Masa? Kalo kamu ada apa-apa, cerita ke Umi, jangan diam gini aja! Kamu sakit?" tanya Umi memastikan.

"Aisyah gak sakit, Umi, Aisyah baik-baik aja, kok."

"Ya sudah kalo gitu, kenapa kamu diam terus? Gak biasanya loh kamu kayak gini," ujar Umi.

Aisyah menghembuskan nafasnya perlahan. Ia mencoba menahan air matanya untuk tidak keluar. Entahlah, rasanya hatinya begitu sakit saat mendengar pengakuan dari Silvia yang ternyata juga memiliki rasa kepada Ustadz Azam.

"Umi, apa Aisyah salah? Cemburu sama .... "

"Jadi ternyata, anak Umi ini cemburu?" ujar Umi memotong ucapan Aisyah.

"Pantesan daritadi kamu diam aja, kamu cemburu ternyata. Cemburu sama siapa, sih?" tanya Umi sambil terkekeh.

Aisyah mendengus kesal. Bisa-bisanya Uminya malah tertawa di saat-saat seperti ini.

"Aish, Umi kok malah ketawa? Gak asih mah," ucap Aisyah sambil memayunkan b1b1rnya, karena kesal.

"Hehe, cuman lucu aja. Ngomong-ngomong, kamu cemburu sama siapa?" tanya Umi.

"Jangan bilang, kamu cemburu sama Azam, ya?" sambung beliau.

'Umi tau darimana? Apa jangan-jangan, Bang Arka yang kasih tau? Oh, tidak mungkin! Bang Arka aja gak tau kalo aku lagi cemburu,' batin Aisyah.

"Umi peramal, ya? Kok, Umi bisa tau?" tanya Aisyah.

Umi pun kembali terkekeh. "Jadi, benar nih? " goda Umi.

"Gimana, ya, Mi? Aisyah juga gak tau, kenapa Aisyah jadi gini! Tiba-tiba aja, Aisyah cemburu dengar ada teman Aisyah yang naksir juga sama Ustadz Azam. Rasanya pengen nangis aja gitu bawaannya," jelas Aisyah.

"Nak, jodoh itu sudah ditentukan oleh Allah, sedekat apapun kita dengan seseorang, se cinta apapun kita dengan seseorang, jika kita tidak ditakdirkan bersama, maka perpisahan akan terjadi. Namun, sejauh apapun jarak memisahkan dua insan yang berbeda, jika mereka ditakdirkan bersama, maka akan ada waktunya mereka disatukan dengan ikatan halal pernikahan."

"Gak salah kalo kamu cemburu, tapi cemburu itu yang sewajarnya aja. Do'akan dia! Orang bisa tiba-tiba berubah, karena Allah membolak-balikkan hatinya. Kamu jangan sampai lupa, apapun yang terjadi, serahkan semuanya kepada Allah, ya, Sayang," ujar Umi lembut sembari mengelus kepala Aisyah.

Aisyah mengangguk. "Na'am, Mi."

"Gimana? Udah tenang?"

"Alhamdulillah, lumayanlah," jawab Aisyah sambil terkekeh.

"Ya sudah, Umi mau ke dapur dulu! Kamu wudhu gih! Bentar lagi adzan maghrib loh," seru Umi yang di balas anggukan oleh Aisyah.

***

[ Assalamu'alaikum, gimana rencananya? Jadi, gak, kita kasih kado buat Ustadz Fajar sama Ustadz Azam? ] sapa Aisyah di grub WA, yang beranggotakan Firda dan Silvia.

AISYAH★Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang