#part_14

29 3 0
                                    

"Oke. Pertama, cintai ia dalam diam, cukup Allah dan kamu aja yang tau tentang perasaan kamu sendiri. Kedua, seperti kata Sayyidina Ali bin Abi Thalib, "Jika engkau sedang berusaha meluluhkan hati seseorang, maka luluhkanlah dengan do'a." Nah, jadi kalo kamu mau meluluhkan hati seseorang, luluhkanlah hatinya dengan do'a. Dengan begitu, cinta akan lebih indah dan dekat dengan Allah. Ketiga, perbaiki diri kamu, perbaiki agamamu, dan per indah akhlakmu, karena jodoh itu cerminan diri. Kalo kamu mau jodohmu itu baik, maka kamu juga harus perbaikin diri kamu terlebih dahulu. In Syaa Allah, kamu akan di pertemukan dengan laki-laki yang baik pula," jelas Nabila.

"Terus? Apa lagi, Kak?" tanya Aisyah.

"Jatuh cinta memang hal yang wajar bagi semua orang, karena jatuh cinta juga datang dari Allah, yang bertujuan untuk menguji kita lebih mencintai pencipta-Nya, atau yang di ciptakan-Nya. Lebih baik mencintai seseorang dalam diam dan sewajarnya, agar fitrah kita tetap terjaga dan senantiasa berdo'a kepada Allah, tapi bersiaplah jika yang kamu do'akan tidak ditakdirkan untukmu. Percayakan semuanya kepada Allah, hanya kepada Allah lah, kita menaruh harapan."

"Seperti kata Sayyidina Ali juga, "Kalo kita mencintai seseorang, biarkan dia pergi! Jika ia kembali berarti dia milikmu. Namun, jika ia tidak kembali berarti ia bukan milikmu!" jelas Nabila lagi.

"Ooh. Berarti, kalo Aisyah suka sama seseorang, lebih baik cintai ia dalam diam, dan do'akan dia?" tanya Aisyah.

"Iya. Cintailah ia dari kejauhan, agar terjaga kehormatan. Cintailah dia dalam kesederhanaan dan keikhlasan. Namun, jika belum mampu, maka cintailah ia dalam diam. Cukup Allah dan kamu yang tahu," jawab Nabila.

"Oh, gitu. Terimakasih, ya, Kak, atas semua nasehat-nasehatnya. Aisyah lega dengarnya," ucap Aisyah.

"Iya, sama-sama."

"Hmm, sejak kapan Adek Abang jadi bucin gini?" tanya Arka menatap tajam Aisyah.

"Sejak Aisyah dewasa dan mengenal itu apa arti cinta," jawab Aisyah sambil tertawa renyah.

"Haha, cinta kamu itu masih cinta monyet! Cinta yang sebenarnya itu adalah cinta sesudah menikah," jelas Arka.

"Aisyah gak peduli! Mau itu cinta monyet, cinta kambing, atau cinta ayam. Yang penting, mencintai dalam diam, mendo'akannya di sepertiga malam, dan semoga dipersatukan, dalam ikatan halal pastinya. Eaa!" ucap Aisyah.

"Dah lah, Aisyah mau pergi dulu, ya. Bay-bay," sambungnya, sambil melambaikan tangan.

"Mau pergi kemana?" tanya Arka.

"Mau cari laki! Ya, mau ke kamarlah, Bang! Mau ngapain lagi, coba?" ketus Aisyah.

"Mas, Adek kamu lama-kelamaan dia bucin juga, ya," ucap Nabila sambil terkekeh.

"Iya. Mungkin dia ada salah makan deh, jadi sampe bucin segitunya. Gak biasanya loh dia gitu," balas Arka ikut terkekeh.

***

"Umi!" panggil Aisyah sembari menuruni anak tangga.

"Apa, Sayang?" sahut Umi.

"Hari ini Aisyah boleh, gak? Pergi bimbel?" tanya Aisyah meminta izin.

"Emang kaki kamu udah gak keram lagi?"

"Alhamdulillah, udah enggak lagi, Mi."

"Lebih baik, kamu tanya sama Abi aja, ya, kamu minta izin sama Abi kamu, boleh apa enggak pergi bimbel!" seru Umi. Aisyah pun mengangguk.

"Abi di mana, Mi?" tanya Aisyah.

"Abi lagi ngajar, bentar lagi bakal balik, kok, soalnya hari ini ada rapat. Jadi, Abi pulangnya cepat," jelas Umi.

AISYAH★Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang