Holaa semuaa, aku kembali lagi. Jangan lupa follow akun ini ya guys.
HAPPY READING
Setelah merasa puas menikmati senja dan deburan ombak, Jingga membawa Tari pergi ke suatu tempat lagi. Sebenarnya sejak ucapan Jingga di pantai sore tadi, Tari merasa ada sesuatu yang aneh. Entah apa itu, namun Tari seakan memiliki firasat jika Jingga akan pergi meninggalkannya, namun lagi-lagi Tari mencoba menepis semua pikiran-pikiran negatif itu. Jingga yang sedari tadi melihat Tari dari kaca spionnya, mengetahui jika perempuannya ini sedang tidak baik-baik saja.
"Kamu kenapa? Cape ya?" tanya Jingga tiba-tiba.
"Ah, eh ee-hhmm engga kok ka. Eh iya ini kita mau kemana lagi ka?"
"Kamu ikut aja ya, nanti kamu juga tau kok."
Tari hanya menjawab dengan anggukan tanda setuju. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 35 menit, mereka sampai di sebuah rumah yang minimalis, dengan pagar hitam. Jingga memarkirkan motornya di halaman rumah. Tari yang sebelumnya pernah datang ke rumah ini, hanya bisa terdiam.
"Kita mau ketemu sama bunda ka?" tanya Tari tiba-tiba.
"Iyaa, tadi bunda suruh aku mampir kesini bawa kamu," jawab Jingga.
Diketuk pintu, dan tidak lama terlihat sosok perempuan yang membukakan pintu tersebut. Dia adalah Tamara, bunda dari Jingga. Ini pertemuan kesekian kalinya bagi Tari.
"Eh kalian berdua akhirnya sampai juga, ayo ayo masuk sini," ajak Tamara.
"Bunda apa kabar?" tanya Tari.
"Alhamdulillah bunda baik, kamu apa kabar Senja?"
"Alhamdulillah aku juga baik bun."
"Bunda sendiri di rumah?" tanya Jingga tiba-tiba.
"Iyaa, adek kamu masih ada latihan, soalnya mau ada turnamen."
Jingga memiliki adik laki-laki yang hanya selisih satu tahun darinya. Adiknya sejak SMP sudah menyukai basket, bahkan adiknya menjadi kapten basket di SMP, dan kesukaannya dilanjutkan sampai dengan sekarang di SMA. Jingga dan adiknya jarang bertemu, karena kesibukan satu sama lain. Begitu pula dengan Tari, selama dirinya dan Jingga pacaran, Tari belum pernah melihat adik laki-laki dari pacarnya itu.
"Kalian udah makan belum? Kalo belum bunda mau buat makanan buat kalian."
"Aduh bun, gausah repot-repot, tadi aku sama ka Jingga udah makan di luar," ucap Tari.
"Engaa kok ga ngerepotin sama sekali, tunggu bentar ya, bunda bikinin camilan aja kalo gitu."
"Aku bantu ya bun," tawar Tari.
Tari dan Tamara akhirnya memutuskan untuk membuat makanan bersama di dapur. Jingga memutuskan untuk menunggu di kamar adiknya sembari memainkan play station.
"Gimana hari ini pergi sama Jingga? Seneng ga? Dia ga nyakitin kamu kan?" tanya Tamara.
"Seneng bunda, engga kok bun, ka Jingga justru baik banget sama aku."
"Hari ini kalian anniversary kan?" tanya Tamara lagi.
"Iyaa bunda hehehe."
"Selamat ya buat kalian, semoga hubungan kalian baik-baik sampai kedepannya. Jujur bunda seneng banget sama hubungan kalian. Semenjak bunda berpisah sama ayahnya, bunda ngerasa bersalah sama Jingga dan adiknya, tapi semenjak Jingga ketemu kamu bunda sedikit lega. Karena bunda gabisa selalu ada buat dia, buat jadi rumahnya dia, dan kamu hadir buat gantiin itu. Makasih ya Senja, kamu udah mau terima Jingga sampai dengan hari ini, makasih juga kamu udah jagain Jingga, bunda sangat-sangat berterimakasih sama kamu," ucap Tamara sembari memegang kedua tangan Tari.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARI [On Going]
Teen Fiction[Buat cerita itu ga mudah, jadi please banget buat semuanya, jangan plagiat-plagiat karya orang lain yaa. "Smart people do smart think"] Kematian Alana, Kaka satu-satunya yang Tari miliki dapat merubah hidupnya. Pasalnya, sang Kaka meninggal secara...