19

883 47 7
                                    

"Ternyata kau masih sama saja ya, seokjin?"

Rosé memegang muka seokjin dengan lembut sekali, "lihatlah, siapa yang mengkhianati kami. Kau sanggup menipu kami hanya untuk mendapat ini? Kau dapat apa seokjin? Kau hanya dapat kebencian oleh orang sekitarmu. Apa kau tau? Kami sudah punya anak kecuali jisoo sih. Tapi, kami benar-benar membencimu seokjin. Aku tau kau ini ketua mafia yang ditakuti ramai. Tapi kau tau kan, sesiapa saja boleh mengkhianatimu seperti kau mengkhianati kami"

Rosé menampar pelan pipi seokjin. Ia lalu menutup mulut seokjin menggunakan kain yang ia bawa tadi.

"Kau tau? Aku paling membenci pengkhianat" ucap rosé

"Bagaimana ya cara untuk aku menyiksa mu? Apa perlu aku membakar rumah besar mu ini? Atau aku mengurungkanmu di satu tempat?"

"Seokjin? Maafkan kami, tapi jaehi mati memang di sengajakan sih. Menggunakan anak lisa, asahi. Anak polos itu mudah ditipu, walaupun lisa emang sayang sama asahi. Tapi, dengan itu lebih mudah kan untuk kami membunuh jaehi?"

Rosé menyalakan api dan membakar kasur dimana seokjin tidur. Seokjin sudah terbangun dari tidurnya namun gak bisa omong apa-apa soalnya mulutnya kan di tutup oleh kain yang rosé guna.

Lisa, jennie dan jisoo bagaimana? Jisoo memastikan kalau gak ada yang lihat. Dan jennie bertugas untuk memanggil polisi dan berakting layaknya seperti mereka baru melihat kejadian itu.

Lisa? Ia hanya membantu jennie.
.
.
.

Rumah milik seokjin sudah terbakar. Semua barang milik seokjin dimakan api. Polisi sudah datang, dan menyoal siasat mereka.

"Jadi, rumah seokjin ini tiba-tiba terbakar? Dan kalian baru liat? Gitu?" Tanya polisi

"Iya, hiks. Kasian sekali seokjin" ucap jennie dengan air mata yang ia keluarkan untuk akting mereka terlihat lebih natural

"Hei, memangnya kami ini anak kecil yang bisa kalian bohongi? Bukankah kalian ini Blackpink?" Ucap polisi itu

"Wah, kayaknya ada yang mau mati nih" ucap lisa

Dan kalian bisa bayangkan apa yang terjadi kan? Benar, semua polisi yang ada di sana telah dibunuh oleh meraka berempat.
.
.
.

"Bunda?" Panggil asahi

"Haruuu? bunda? kalian di mana? Hiks aku mau sama kalian"

Asahi menangis terisak. Entah haruto pergi ke mana. Asahi merasakan perutnya keram. Sungguh, asahi tidak bisa bohong perutnya sangat sakit. Masa sih asahi mau lahiran? Padahal baru bulan ke empat. (Aku gak inget udah bulan ke berapa asahi hamil. Jadi, ya bulan empat aja)

Asahi duduk di sofa ruang tamu. Ia menelpon orang yang ia percaya. Temannya? Nggak, asahi gak mau jadi beban mereka. Udah banyak kali asahi menjadi beban untuk mereka.

Siapa? Wonyoung. Wonyoung pernah bilang sama asahi kalau perlu bantuan telpon aja dia. Kayak gini sih wonyoung bilang, "Cantik, kalau mau bantuan bilang aja sama aku ya? Gausah minta bantuan sama si jamet. Kalau aku gak dapet tolong minta maaf"

"Wonyoung?"

"Asahi? Kamu kenapa?"

"Hiks, tolong aku. Perut aku sakitt, aku belum mau lahiran kan?"

"Asahi? Kamu dimana? Tenang dulu! Nanti aku ke sana bareng kak sunghoon"

"Cepetan wonyoung"

Wonyoung mematikan panggilan secara sepihak. Wonyoung menyuruh sunghoon untuk membawanya ke rumah asahi. Dengan kecepatan laju, mereka terus sampai ke rumah asahi.

Wonyoung keluar dari mobil sunghoon dan mencuba untuk masuk ke rumah asahi, untungnya rumah asahi tidak dikunci. Harap saja kalau wonyoung tidak dianggap maling oleh orang lain, karna sekarang malam bisa saja wonyoung dianggap maling.

"Asahi? Kamu dimana?" Panggil wonyoung teriak

Wonyoung ternampak asahi yang terbaring di lantai dengan keadaan pucat.

Wonyoung memanggil sunghoon untuk mengangkat asahi, mana mungkin wonyoung kuat untuk mengangkat asahi.

Mereka membawa asahi ke rumah sakit terdekat, bukan rumah sakit jennie. Soalnya rumah sakit milik jennie agak jauh.

Asahi memasuki UGD. Asahi sekarang kritikal.

"Sayang, gimana kalau asahi-"

"Gak bakal yang, jangan mikirin hal aneh deh" Ucap sunghoon

Wonyoung takut. Bagaimana kalau asahi meninggalkan mereka buat selama-lamanya? Asahi itu teman wonyoung. Mungkin kalian gak tau kenapa tapi asahi ini mirip dengan kakaknya yang telah pergi buat selama-lamanya. Wonyoung jadi sayang sama asahi wonyoung mau jaga asahi. Wonyoung gak mau kehilangan asahi. Wonyoung sayang asahi, karna hanya asahi yang melayannya dengan baik sedangkan yang lain menganggap wonyoung ini mainan jaehyuk dan jalang ?

Wonyoung gak mau kehilangan asahi untuk kali keduanya.

"Asahi mana?"

"Bangsat lo! Giliran asahi gini baru lo mau baik-baik sama dia?"

"Hati baik lo kemana jaehyuk? Gue pikir kalau biarin lo sama asahi dia bakal bahagia namun? Dia udah kritik jaehyuk! Gimana kalau dia lahiran sekarang?! Dia bisa mati! Anak kalian bisa mati! Mereka berdua jaehyuk!"

"Gue emang baik sama dia ya! Dan dia yang gak ngertiin gue! Gue gak mau milik gue disentuh sama yang lain! Asahi milik gue! Dan apa lo bilang lahiran? Mana mungkin dia lahiran gak bisa. Belum waktunya"

"Bisa, lo bikin dia stress! Kandungannya bisa bahaya!"

"Kalian? Tolong diam ya. Ini rumah sakit, bukan rumah kalian. Sayang tenang ya? Asahi pasti baik-baik aja" ucap sunghoon lembut

Wonyoung sudah menangis.

"Wali asahi?" Tanya suster

"Saya" ucap jaehyuk

"Maaf, tapi asahi susah untuk diselamatkan. Kandungannya perlu dilahirkan sekarang, kalau tidak pasien bisa mati" ucap suster

"Lahirkan saja bayinya, asahi perlu selamat sus" ucap wonyoung

"Tapi.. kalau asahi lahiran.. ia juga bisa mati.. dan kalau ia tidak lahiran, pasien juga bisa mati"

Deg!









Tbc
Gimana chapter kali ini? Seru? Maaf ya gak bisa nulis bagian asahi di rumah sakit:( Dan maaf ya kependekan!

Sorry for typo! See you next chapter.

Devil :JAESAHITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang