XXIV

4.4K 473 30
                                    

⚠️TYPO BETERBARAN⚠️
⚠️VOTE,KOMEN/KRITIK⚠️
🚫 ONLY SISTER'S🚫

Pagi hari tiba, suara burung menjadi penanda pagi baru saja dimulai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi hari tiba, suara burung menjadi penanda pagi baru saja dimulai. Para penghuni bumi sudah bersiap menjalankan aktifitas sehari-hari. Sama halnya dengan ketiga bidadari yang baru saja hendak memulai hari ini.

"Dede sayang bangun" Veranda yang saat ini berada di kamar anak bungsunya, sedang berusaha membangunkan sang putri tidur.

"Ko tumben belum bangun? Kata Cici dede tidur lebih awal?" Batin Veranda

Veranda duduk di sebelah tubuh Chika yang terbalut selimut hingga dada, ia melihat wajah anak bungsunya yang begitu tenang saat tidur "Cape banget ya anak Buna abis ikut om Romi mancing"

"Buna"

"Iya kenapa ci?" Tanya Veranda melihat kearah Shani yang berada tepat di pintu kamar Chika.

"Dede belum bangun?"

"Belum nih, kamu bangunin ya, hari ini dia sekolah, Buna mau buat sarapan dulu"

"Siap Buna!"

Veranda meninggalkan kedua anaknya, ia berjalan menuju dapur untuk membuat sarapan pagi.

Veranda pov

Pagi ini aku baru akan membuat sarapan untuk kedua anakku, setelah memikirkan sarapan apa yang akan aku buat, pada akhirnya pilihanku jatuh pada salmon teriyaki.

"Ini persediaan terakhir, nanti waktu dede sekolah harus ke rumah sakit" ujarku dengan nada yang begitu lirih.

Aku memasukan bubuk terakhir itu ke gelas jus anak bungsuku, aku mengaduk gelas berisi jus itu dengan sesekali tangan lainnya mengelus air mata yang tanpa izin mengalir.

"Buna"

"Iya ci?"

"Buna kenapa?" Tanya Shani, anak sulungku.

"Buna gapapa, dede udah bangun?"

"Udah, lagi mandi"

Setelah Cici menjawab pertanyaanku, keheningan terjadi, kami berdua larut dalam pikiran masing-masing. Hingga anak sulungku menggenggam tanganku.

"Dede pasti baik-baik aja Bun"

"Buna harap juga gitu ci" lagi dan lagi air mata mengalir tanpa izin.

Dapat ku rasakan jari anakku mengusap air mata yang mengalir dari mataku "Buna jangan nangis, dede itu kuat, liat dia ga pernah ngeluh sakit kan? Hampir satu tahun kita bisa menyembunyikan ini semua dengan baik"

POSESIF SISTER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang