Dalam penghangat pagi, i hope you enjoy this poem. Happy reading's!
~~~Dingin itu pengingat
Aku tahu engkau ada
Pertemuan itu pertama
Seperti sebuah tandaHati ini bertanya setelahnya
Takdir mana yang nyata
Yakin mana yang nyata
Pertemuan mana yang nyataSemuanya fakta
Pertemuan mata kita
Ucap bantuan singkat
Yang kutolak cepatSemuanya mengalir saja
Tak dapat dihambat
Berubah menjadi ombak
Yang sulit dikendalikanAku semakin bertanya
Inginnya bagaimana
Lantas, cara apa
Lalu, inginnya akhir kapanAku semakin bimbang
Baiknya mundur atau maju
Baiknya diam atau bicara
Bujuk hati akhirnya bisuSatu orang peyakin
Dua orang menyemangati
Tiga orang saling bersorak
Katanya, jangan selesai di siniDibuatnya
Aku berusaha yakin
Kembali menata perlahan
Akhir, kembali mengharap inginAku semakin percaya
Waktu semakin berbaik hati
Mendekatkan kita yang asing
Untuk saling mengenalAku semakin yakin
Akan ada jalan kini
Melangkah perlahan-lahan
Dengan memastikan kepastianSekalipun, nanti tak sama
Seperti apa yang diharap
Meskipun, nanti ada tolak
Seperti apa yang aku takutkan*****
Halo pembaca!
Semoga, kali ini puisinya tidak mengecewakan. Untuk yang sudah baca dan mampir teri makasih banyak. Tanpa kalian, tulisan ini ngga akan berarti apa-apa kalau aku simpan sendiri aja.Salam hangat penulis,
SeptAjumary.

KAMU SEDANG MEMBACA
Isyarat dalam Aksara (Antologi Puisi)
PoetryIsyarat. Cara sederhana yang dapat aku lakukan sebagai manusia untuk berkomunikasi dengan sosok semu. Lewat tanda yang aku mulai dengan permainan kata-kata. Lalu dilanjutkan permainan sajak. Terkadang bermain dengan makna katanya. Terkadang mengecoh...