Happy reading's!
~~~Awalnya aku baik-baik saja
Mengikuti setiap senang
Menerpa tawa bersama
Mereka yang tak begitu kukenalAwalnya masih biasa-biasa saja
Tak membuat takut
Tak membuat jatuh
Mengalir begitu sajaHingga sampai
Di tengah lapang
Berjarang rumput-rumput
Aku terkuak di sanaHingga akhirnya
Di tengah lautan manusia
Berjarak sejengkal-jengkal
Aku terjebak di sanaPertanyaan bodoh itu timbul
"Dimana gerangan aku?"
Hantu bodoh itu muncul
"Mengapa asing di sini?"Aku seperti sedang
Pada lorong hitam yang panjang
Tanpa cahaya putih
Antara memilihBaiknya langkah maju
Menerpa gelap deras
Baiknya langkah mundur
Memanjakan ketakutanSeperti orang kesetanan
Tak tentu arah hati
Diri ini mengibarkan bendera putih
Pertanda tak sanggup sudahKupilih, melangkah mundur
Menolak terpaan gelap
Yang tak ku ketahui
Dimana ujung terang ituSedikit gemetaran
Sulit sekali mengendalikan
Setengah ketakutan
Sulit sekali mengaturnyaLagi, lagi, dan lagi
Terulang lagi kini
Aku rasa sendiri lagi
Aku iba pada diri iniLagi, lagi, dan lagi
Kesendirian itu menyeruak
Memaksa masuk tanpa belas kasih
Menyandera diri ini sesukanyaDiri ini tahu
Tak ada penyelamat tanpa imbalan
Diri ini sadar
Tak ada yang akan peduli sangatSepeser kasihan pun
Sampai akhir tak diterima
Sepeser pengertian pun
Sampai akhir menjadi anganSudah cukup, kataku
Namun, lagi dan lagi
Aku tetap terjerat, tertarik, terpuruk
Semakin dalam relung hati iniDenpasar, 13 Maret 2023
*****
Hay, kembali lagi dengan penulis ini. Terima kasih untuk yang setia masih membaca.
Beberapa bait puisi ini sesungguhnya berarti berat, sekali. Tapi, semoga itu tak terlihat sangat.
Salam hangat penulis,
SeptAjumary.
KAMU SEDANG MEMBACA
Isyarat dalam Aksara (Antologi Puisi)
PoetryIsyarat. Cara sederhana yang dapat aku lakukan sebagai manusia untuk berkomunikasi dengan sosok semu. Lewat tanda yang aku mulai dengan permainan kata-kata. Lalu dilanjutkan permainan sajak. Terkadang bermain dengan makna katanya. Terkadang mengecoh...