06

1.8K 224 2
                                    

📌Mon., March 13, 2023
Dabel ap, yeay





.





Dini hari, orang-orang masih terlelap dalam tidurnya. Namun Jaehyuk tidak, ia sedang berkutat di dapur dengan segala macam alat masak. Jaehyuk ingin membuat bekal untuk membalas kebaikan Asahi. Hitung-hitung latihan menjadi calon yang baik.

"Akh!"

Sudah beberapa kali pancitan minyak mengenai tangan halusnya. Jaehyuk tidak boleh menangis. Ia berusaha menahan tangisnya.

Sejujurnya, ini pertama kali pemuda beruang itu memasak. Dengan berbekal video dari YouTube, ia berusaha mengikutinya.

"Ya ampun, Jaejae. Kamu ngapain sayang? Sini-sini, biar bunda aja."

Sang ibu terbangun karena mendengar bunyi berisik dari luar kamarnya. Ternyata itu ulah putra tercinta.

"Jae bisa sendiri, bunda.."

"Gak! Liat tangan kamu merah-merah. Kalau dipancitin minyak, siram pakai air dingin." Menurut, Jaehyuk segera berlari ke arah wastafel kemudian mencuci tangannya.

"Kamu kenapa? Tumben banget mau ke dapur. Mana ngga bilang-bilang bunda." Sang putra meringis kecil. Apa yang harus ia katakan?

"Jae.. um.. ah! Jae mau bikin bekal bunda. Iya, bekal."

"Kan bisa minta masakin sama bunda."

Jaehyuk mengerucutkan bibirnya. "Mau mandiri." Ibunya terkekeh pelan kemudian mencubit pipi Jaehyuk.

"Hayo, Jae sembunyiin apa sama bunda?" Kali ini tatapan Rose tidak sehangat tadi. Matanya menatap serius Jaehyuk. Membuat pemuda itu salah tingkah.

"Ng-nggak ada, bunda.."

"Bohong."

Rose mematikan kompor kemudian membawa sang putra untuk duduk di kursi makan. Mengusap-usap kedua punggung tangan Jaehyuk. "Apapun masalah Jaejae, kamu bisa tumpahin ke bunda. Baik maupun buruk, jangan takut. Bunda ngga akan marah sama kamu. Tapi kalau kamu belum mau cerita, kapan-kapan aja. Tunggu kamu siap, sayang." Ibu idaman..

"Sebenarnya.. Jae mau buat bekal buat kak Asa, bunda."

"Kak Asa? Siapa dia, sayang? Bunda kayak ngga pernah dengar namanya." Jari-jemari Jaehyuk semakin dingin. Jantungnya berpacu lebih cepat.

"Pacar Jaejae.." Cicitnya. Jaehyuk menatap takut-takut pada Rose.

Namun takutnya menghilang ketika Rose memeluknya dengan ekspresi senang. "Akhirnya! Anak bunda punya pacar. Gimana orangnya? Pasti cuek, ya?"

"Kok bunda tau?"

"Feeling, sih."

Jaehyuk menatap ibunya bingung. "Bunda ngga marah?" Sang ibu malah tertawa keras. "Ngapain bunda marah? Bunda malah takut kalau kamu ngga punya pacar. Takutnya ngga ada yang mau sama anak bunda ini."

"Makasih bundaa! Jaejae sayaaang banget sama bunda."

Senyum cantik Rose semakin melebar. Ia menatap kagum pada putranya yang sudah beranjak dewasa. "Ayo siapin bekalnya, keburu ayah bangun."






.





Dengan perasaan bahagia, Jaehyuk berlari kecil ke kelas Asahi. Celingukan mencari, tetapi tidak menemukan sang pacar.

"Sungchan! Kak Asa kemana?" Ia bertanya pada salah satu teman kelas Asahi. Kebetulan Sungchan berada di dekat pintu.

"Tadi ditarik sama Winter."

"KEMANA!?" Jaehyuk panik. Ini tidak bisa dibiarkan. Pacarnya disabotase oleh pepacor, perebut pacar orang.

"Gak tau, mungkin ke atap?"

"Makasih, Chan!"

Syung~

Ia berlari dengan kecepatan petir. Asahinya dalam bahaya. Jaehyuk harus melindungi Asahi.

Kini sudah anak tangga terakhir yang ia pijak. Jaehyuk memilih untuk mengatur napasnya terlebih dahulu, kemudian membuka pintu.

Dan benar saja, ada mereka disana. Asahi terlihat tidak peduli dan sibuk memainkan ponselnya. Sedangkan Winter mencoba mencari perhatian Asahi.

"Kak Asa!" Suara Jaehyuk yang terdengar, mengejutkan mereka. Ia berjalan mendekat.

"Ngapain lo ke sini!? Ganggu waktu kita aja." Ocehan Winter tidak ia pedulikan. Jaehyuk masih setia menatap tajam kekasihnya.

Tanpa basa-basi Asahi segera membawa sang pacar pergi dari sana. Ia menggenggam erat tangan halus Jaehyuk.

"Marah?"

Tolong carikan Jaehyuk jasa pukul orang. Sungguh menjengkelkan. Jika sudah tahu, kenapa masih bertanya?

"Jelek!"

Genggamannya terlepas. Ah, lebih tepatnya Jaehyuk yang melepaskan. Ia membelakangi Asahi.

Asahi yang melihat hanya menghela napas. Salah satu cara terampuh untuk mengembalikan mood Jaehyuk adalah dengan menciumnya.

Tangannya membalikkan tubuh Jaehyuk, kemudian mengukungnya. Mata Asahi menatap lamat binar cantik Jaehyuk yang terlihat berkaca-kaca. Apakah ia sudah keterlaluan?

Sebuah kecupan mendarat dibibir Jaehyuk. Kemudian Asahi sedikit melumatnya, seolah menyalurkan rasa sayangnya kepada sang kekasih. Tidak ada nafsu.

"Gue ngga ada apa-apa sama Winter. Dia bilang mau balikin jaket gue yang pernah dia tumpahin jus. Jangan cemburu, gue sama dia ngga akan pernah bisa bersatu. Lo paling tau siapa yang sekarang ada di hati gue." Mungkin itu adalah kalimat terpanjang yang pernah Asahi lontarkan pada Jaehyuk.

Sebuah kecupan manis di dahi, Asahi berikan. Rasanya Jaehyuk ingin meleleh saja. Malu-malu ia menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher Asahi.

Manisnya..






.









Tubikontinyu

Aloe >> SahijaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang