📌Thu., March 16, 2023
.
"Hiks, hiks! HUWEEE!"
Jaehyuk menatap ayahnya malas. Biasanya mempelai yang menangis pada hari pernikahan mereka. Tapi lihatlah, bisa-bisanya sang ayah yang menangis tersedu-sedu.
"Ayah gak rela Jaejae diambil orang. Habis nikah, Jae tetap tinggal sama ayah, ya?" Rose memukul bahunya. "Mana bisa begitu!"
"Rumah ayah besar. Nanti ayah belikan Asahi mobil yang banyak. Dia mau apa? Lamborghini? Ferrari? Tesla? Ayah belikan asal Jae tetap tinggal sama ayah."
Jaehyuk memukul dahinya pelan. "Ayah, kalau kayak gini kapan acaranya dimulai?"
"Tau tuh. Cepat bersihin muka kamu. Kusut banget kayak benang layangan." Rose menimpali.
"Ayah.. meskipun Jae nikah sama orang lain, Jae ngga akan lupa sama ayah. Jae bakal selalu main ke rumah ayah bunda. Jae tetap bayinya ayah!"
June memeluk erat putra semata wayangnya. Jaehyuk benar, ia tidak bisa egois. Putranya sudah memiliki masa depan sendiri.
"Maafin ayah.. ayo kita siap-siap."
.
"Dengan ini pernikahan kalian dinyatakan sah. Kedua mempelai dipersilakan berciuman!"
Asahi menatap dalam binar Jaehyuk, begitupun sebaliknya. Hanya ada perasaan cinta satu sama lain. Pemuda Jepang itu mendekatkan wajahnya pada si manis. Bibir mereka pun menyatu. Hanya menempel tanpa lumatan.
Di sisi lain, June sudah seperti orang kerasukan. Ada Jihoon dan Jeongwoo yang menahannya untuk tidak menerkam Asahi. Rose bahkan sedari tadi menutupi wajahnya, menahan malu.
"Om, udah om."
Acara pernikahan Sahijae berlangsung meriah dan menyenangkan. Banyak moment yang terjadi disini. Salah satunya..
Bruk
Seorang pemuda tidak sengaja menabrak bocah kematian. "Ck! Kalau jalan liat-liat dong! Punya mata tuh gunain dengan bai—"
Jeongwoo terdiam ketika melihat siapa yang menabraknya. "Ganteng.."
"Eh?" Orang itu semakin bingung. "Maaf udah nabrak kamu." Membungkuk pada Jeongwoo, pemuda itu pergi mendekati kedua mempelai.
Setelah memastikan pemuda tadi sudah pergi, Jeongwoo mendekati Asahi. "Yang tadi siapa?"
"Apanya yang siapa?"
"Itu yang ganteng rambutnya gondrong." Paham siapa yang menjadi topik pembicaraan mereka, Asahi menyeringai.
"Kenapa memangnya?"
"Tinggal jawab susah banget."
Melihat ekspresi kesal Jeongwoo membuat Asahi terbahak. "Gue masih punya dendam sama lo. Jangan harap gue baik sama lo." Asahi menarik Jaehyuk pergi dari tempat mereka.
"Memangnya Jewu apain kakak?" Jaehyuk penasaran.
"Ada deh. Anak kecil gak boleh tau."
Pemuda manis itu memukul pelan punggung Asahi. "Jae lebih tua dari kakak, kalau kakak lupa."
.
Seperti Jaehyuk, Jeongwoo juga mengejar cinta sejatinya. Ya, pria gondrong yang pernah ia temui pada pesta pernikahan Sahijae. Jeongwoo berhasil mendapatkannya.
"Haruto~"
Haruto namanya. "Hm?"
"Kapan selesai milihnya?" Ayolah, ia sudah bosan berada di toko perlengkapan bayi ini. Berbanding terbalik dengan Haruto yang begitu antusias berkeliling.
"Masih bingung. Semuanya cantik, cocok sama calon keponakan kita."
Jeongwoo menghela napas. Ia melirik pada keranjang yang sudah penuh dengan barang-barang bayi. Apa lagi yang ingin ia beli?
Drrtt drrtt
Ponsel Jeongwoo berdering. Menampilkan nama Rose di layarnya. "Halo tante?"
"..."
"Apa!? Woi Hartono cepetan! Kak Jae mau melahirkan."
Dengan tidak ikhlas, Haruto membayar belanjaannya. Padahal ia masih ingin membeli yang lain.
Ketika sampai di rumah sakit, ternyata sudah ramai. Ada Asahi, kakek Park, June, Rose, Bobby, dan Jihoon. Menanti kelahiran cicit pertama Keluarga Park.
"Apa yang kalian bawa? Kenapa banyak sekali?"
Haruto menampilkan cengirannya. "Barang bayi tante, buat keponakan kita tercinta."
Rose menghembuskan napasnya kasar. Ia menunjuk ke arah belakangnya pada mereka. "Buset.."
Ternyata masing-masing dari mereka juga belanja kebutuhan bayi. Belum lahir saja, bayi Sahijae sudah sangat beruntung. Disayang seluruh keluarganya.
Cklek
Seorang dokter keluar dari ruang operasi Jaehyuk. "Keluarga pasien?"
"Saya!"
Ya, seperti yang kalian duga. Semua berseru pada sang dokter.
"Saya suaminya." Ujar Asahi.
"Bayi anda lahir dengan selamat. Namun sayang sekali.."
Rasanya jantung Asahi akan lepas. Kenapa dokter itu menggantung kalimatnya?
"Apa dokter? Apa?"
"Beratnya hanya 2,5 kilogram."
Asahi menatapnya takut. "Apakah itu buruk?"
"Ah, tidak, tidak. Beratnya normal."
Tak lama Jaehyuk dibawa keluar dari ruang operasi. Ia akan dipindahkan ke ruang rawat inap.
"Tuan Hamada, silakan ikut saya untuk melihat putri anda."
.
Keesokan harinya, Asahi memasuki kamar Jaehyuk dengan mendorong keranjang bayi. Semua orang yang ada disana menatap kagum hasil dari benih Asahi. Sangat cantik.
"Jae sayang, lihat. Bayi kita perempuan. Cantik banget kayak kamu." Ia membantu menaikkan kasur Jaehyuk, agar Jaehyuknya duduk dengan nyaman.
"Kak Asa udah kasih nama?" Asahi menggeleng. "Asa mau Jae yang kasih nama, karena marganya dari Asa."
Jaehyuk mengulum senyumnya. "Kalau gitu, gimana dengan Hamada Eunseo?" Asahi mengangguk kecil. "Nama yang cantik, untuk putri yang cantik."
Asahi menggenggam tangan Jaehyuk. "Makasih Jae udah bertahan sama Asa. Mau jadi pendamping hidup, bahkan melahirkan keturunan Asa. Asa sangat berterimakasih sama Jaejae."
"Rawatlah kami dengan sepenuh hati kak Asa, maka Jaejae mau menerima rasa terimakasih itu."
"I love you.." Belum sempat Asahi mengecup dahi Jaehyuk, kegiatannya dihentikan karena tangisan sang putri.
Ternyata saat mereka tenggelam dengan dunianya, sang putri sudah menjadi bahan rebutan keluarga Park. Satu persatu ingin mengendong bayi cantik itu.
"Ututu bayinya kakek. Sini sinii sama kakek tampan." June tersenyum konyol pada Eunseo, membuat tangisan bayi itu semakin nyaring.
"Oekkk!!"
"Kayaknya anak kak Jae punya dendam pribadi sama om June, hahahhah!" Jeongwoo tertawa keras.
.
Tamat ✓
KAMU SEDANG MEMBACA
Aloe >> Sahijae
Fanfiction"Aloe aloe, ini aloe. Hihihi." Jaehyuk. "Itu daun bawang, bego." Asahi. Asahi bingung, kok bisa dia mau pacaran dengan makhluk jamet kayak Jaehyuk? BxB Sahijae Kekurangan book Sahijae? 📌Wed., March 8, 2023 #1 sahijae; Sun., March 19, 2023 #1 asahyu...