13

1.6K 196 9
                                    

📌Thu., March 16, 2023


.


Disinilah Asahi, berada di sebuah pedesaan yang belum pernah ia datangi. Desa ini cukup asri karena minimnya gedung-gedung dan kendaraan.

Ia kembali melihat sebuah alamat yang diberikan June. Setelah memantapkan diri, Asahi melajukan mobilnya ke alamat tersebut.

Ia melihat rumah yang begitu megah, namun tidak menghilangkan kesan desanya. Entah kenapa melihat rumah ini membuat Asahi merasa lebih nyaman.

Tok

Tok

Tok

Degupan jantungnya terasa lebih kencang. Tidak! Ini bukan perasaan cinta, namun takut. Ia belum pernah sekalipun bertatap muka dengan June.

Perlahan pintu terbuka menampilkan seorang pria yang berusia 80-an. Pria itu tersenyum tipis kemudian membuka pintu lebar. Membiarkan Asahi masuk dengan penuh kebingungan.

"Dia sudah datang, ayah?" Suara berat mengalihkan perhatiannya. Terlihat June turun dari tangga rumah dengan ekspresi datar.

"Ya. Ku peringatkan kau untuk tidak terlalu berlebihan padanya." Setelah mengatakan itu, sang kakek memilih untuk masuk ke kamarnya.

June menatap sinis Asahi. "Cih. Dilihat dari sisi manapun, kau tidak lebih tampan dariku." Ujarnya.

Asahi menahan napasnya. "Saya Hamada Asahi, mantan kekasih putra anda Yoon Jaehyuk. Saya sadar bahwa saya menyesal telah memutuskan hubungan dengan putra anda. Maka dari itu, kedatangan saya kemari ingin meminta restu agar bisa kembali bersama Jaehyuk." Ia melontarkan kalimat itu hanya dengan satu napas.

"Artinya kau setuju untuk melakukan semuanya dengan caraku?"

"Saya setuju."

June tersenyum puas. "Cepat ganti pakaianmu. Setelah itu, pergilah ke belakang rumah." Asahi menurut dan segera mengganti pakaiannya di salah satu kamar tamu.

"Pelajaran pertama akan segera dimulai." Seringainya.


.


"Cepatlah! Lambat sekali kau ini. Apa tulangmu terbuat dari agar-agar?" Teriak June dari kaki gunung.

Asahi menyumpahi June di dalam hatinya. Tidakkah pria itu melihat Asahi sedang berusaha keras membawa air dari atas gunung?

"Ck, lemah!" Tidak, itu bukan June. Melainkan salah satu sepupu Jaehyuk atau bisa dibilang adik dari Jihoon, Park Jeongwoo. Kalau kata Asahi, dia itu bocah kematian.

Dengan susah payah Asahi menimba air agar beberapa tong yang berada di kaki gunung terpenuhi. Sedikit demi sedikit, lama-lama berhasil.

Ia menghabiskan waktu selama 4 jam hanya untuk bolak-balik mengisi air. Yang ia herankan, kenapa juga ada tong kosong di kaki gunung? Siapa yang akan menggunakannya?

"Air itu biasanya digunakan untuk ibu-ibu mencuci baju. Mereka tidak punya cukup uang untuk membeli sebuah mesin cuci, ataupun membeli listrik lebih. Jika kita tidak bisa membantu dalam bentuk uang, maka bantulah dalam bentuk tenaga. Jangan berpikir bahwa usahamu itu sia-sia." Seperti bisa membaca pikiran Asahi, June menjelaskan. Kemudian ia pergi kembali ke rumah.

"Mendaki gunung, lewati lembah. Sungai mengalir indah ke Samudra. Bersama teman bertualang~" Park Jeongwoo, bocah itu.


.


Pelajaran kedua yaitu berkebun. Kakek Park memiliki beberapa kebun besar. Saking besarnya, hasil kebun itu sering di ekspor ke luar negeri.

Agar kalian tidak bingung, biar Asahi perjelas. Ia sedang berada di kediaman Park, ayah dari Roseanne Park. Jihoon dan Jeongwoo adalah anak dari putra sulung kakek Park, yaitu Bobby Park. Sudah jelas? Baiklah, mari kita lanjutkan cerita ini.

Asahi mencangkul dan mencangkul. Setelah semuanya berlubang, ia memasukkan benih-benih yang diberikan kakek Park. Tak gentar bahkan diterik matahari sekalipun. Demi Jaehyuk nya, apapun akan ia lakukan. Walau harus membersihkan kandang babi sekalipun.

Tidak terasa, benih-benih itu tertanam dengan baik. Waktu sudah menunjukkan pukul 2 siang. Ia bergegas mendekati calon mertuanya.

"Sudah semua."

"Bagus. Cepat juga kau. Sekarang, petik semua buah apel yang sudah matang di sana." June memberikan sebuah keranjang yang bisa di ambing kemudian mengibas-kibaskan tangannya.

"Cepatlah, setelah itu kau bisa makan malam bersama kami."


.


Tuk!

Sebuah kerikil mendarat pada bahu Asahi. Siapa lagi pelakunya kalau bukan bocah itu?

"Woi bocah! Daripada ganggu gue, mending lo bantu." Ia menatap kesal ke arah Jeongwoo yang memakan sebuah apel.

Jeongwoo menatap tidak suka pada Asahi. "Gak sudi. Memangnya gue babu lo?"

Sudahlah, lebih baik Asahi melanjutkan acara memetiknya. Ia tidak peduli jika bocah itu kembali mengganggu. Anggap saja setan.

"Apa yang lo liat dari kak Jae?"

Tangannya berhenti memetik. Ia menatap Jeongwoo yang juga menatapnya serius. "Semuanya."

"Bangsat! Lo udah liat kak Jae telanjang!?"

Hampir saja Jeongwoo memukulnya jika Asahi tidak bergerak lebih cepat. "Bukan gitu. Maksud gue, gue liat semuanya dari Jaehyuk. Tingkahnya, sifatnya, semua yang ada di dalam dirinya."

Bocah itu kembali tenang. "Kenapa lo bisa suka sama dia?"

"Entahlah. Rasanya semua yang ada dari dirinya bikin gue jatuh cinta. Gue akui dia memang manja, tapi dari sifat manjanya itu bikin gue merasa dibutuhkan. Gue nyesal banget udah jahat sama dia. Ngga ada Jaehyuk, hidup gue hampa." Asahi menjawab dari hati yang terdalam.

Tanpa mereka sadari, June mendengarkan percakapan mereka. Jika seperti ini, ia tidak bisa memisahkan Jaehyuk dari Asahi lebih lama lagi.



.



Tubikontinyu

Aloe >> SahijaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang