"Kak, adek-adeknya udah bangun belum?"
"Gak tau, Mom. Bentar aku cek dulu"
Ashel mengetuk pintu adik bungsunya, Kathrina. Namun tidak ada jawaban dari adiknya. Ia pun memutuskan untuk langsung masuk.
"Kath, bangun!" Ashel mengerutkan dahinya tidak menemukan adiknya di tempat tidurnya. Dan pintu kamar mandi nya juga sepertinya tidak ada orang. Ashel menyadari sesuatu dan langsung menuju kamar paling ujung.
Tanpa mengetuk pintu lagi, Ashel langsung masuk dan benar saja. Adik bungsunya itu sedang menindih tubuh Marsha.
"KATHRIN!!"
Dengan cepat Ashel menarik tubuh Kathrin menjauh dari Marsha."Santai, cuma sapaan selamat pagi."
"Mommy udah nungguin di bawah." Ucap Ashel, mengusir Kathrina.
"Gak asik lu, Shel."
Kathrina keluar dari kamar Marsha dengan perasaan kesal.Setelah Kathrina keluar, Ashel menghampiri Marsha yang sudah duduk di meja rias kamarnya.
"Sini, biar aku yang benerin." Ashel menarik Marsha untuk berdiri di hadapannya.
Tatapan Ashel mengarah pada bibir Marsha. Tanpa aba-aba, Ashel mengecup bibir Marsha.
"Aku cuma ngerapihin, mommy gak suka kita berangkat sekolah dalam keadaan berantakan." Ucap Ashel sambil mengusap bibir bawah Marsha lalu memperbaiki dasi juga kerah seragam nya.
"Cepet turun, kita sarapan bareng." Marsha mengangguk.
Ashel pergi meninggalkan Marsha sebelum Mommy atau adik bungsu nya akan menyusulnya.
Di meja makan Ashel melihat Kathrin yang sudah mulai merepotkan Mommy mereka.
"Aah, Mom. Buatin yang aku dulu."
"Iya, sayang.. Sebentar ya, tangan mommy kan cuma dua. Sabar dong."
"Tau nih bokem, gak bisa sabar banget jadi orang." Sahut Ashel.
"Apaan sih"
"Ya kalau mau cepet bikin sendiri sarapannya, jangan minta ke Mommy."
"Ya gue maunya bikinan Mommy."
Indah memilih mengabaikan pertengkaran anak sulung dan anak bungsunya yang selalu terjadi di setiap detiknya.
"Pagi Mommy!"
"Pagi sayang.." Indah meletakkan piring di meja lalu mencium pipi putri keduanya itu.
Diantara ketiga putrinya, hanya Marsha yang menurut Indah lebih tenang dan tidak terlalu membuat kepalanya pusing.
"Aku mau coba dong, aaa.." Kathrin membuka mulutnya menunggu disuapi oleh Marsha.
"Kan kamu udah punya roti sendiri."
"Aaah, Matcha pelit ah. Dikit doang, mau coba." Marsha pun pasrah pada adiknya yang pemaksa.
"Dasar tukang minta-minta."
"Bilang aja iri, segala komentar-komentar."
"Sha, kamu sudah mikirin mau lanjut kuliah dimana?"
Marsha mengangguk.
"Aku sama Freya mau masuk ke universitas yang sama, di tempat Kak Acel. Iya kan?""Ah? I-iya, Mom." Ashel yang tiba-tiba dilempari pertanyaan seperti itu pun sedikit terkejut, ia sebenarnya tau jika adiknya akan kuliah di tempatnya, namun ia tidak tau jika Freya pun ikut bersamanya.
"Oh iya? Jurusan apa sayang?"
"Sastra Inggris, Mom." Indah tersenyum. Ia sudah mengira anaknya akan mengambil jurusan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshot
FanfictionKumpulan cerita yang tercipta karena kegabutan yang sudah diluar batas..