Maafkan Aku (GreTa)

666 51 22
                                    

Kata orang, masa SMA adalah masa yang indah. Dimana kita akan merasakan yang namanya indahnya kisah cinta di SMA. Awalnya Gracia tidak mempercayai hal itu, karena sudah hampir memasuki tahun kedua ia resmi menjadi Siswi SMA. Ia sama sekali tidak merasakan hal itu. Justru, Gracia merasakan hal sebaliknya.

Namun, di hari yang tak terduga itu. Gracia untuk pertama kalinya merasakan debaran jantungnya sangat tidak normal. Wajah dinginnya, mata tajamnya, suaranya yang halus, hidungnya yang mancung, bibirnya yang tipis, membuat Gracia hampir tidak bisa tidur semalaman karena terus memikirkan sosok pangeran tak berkudanya itu.

Gracia, gadis cantik yang menjadi pujaan di sekolahnya itu berjalan dengan senyum riang seperti biasanya.

Dimanapun Gracia berada, ia tak pernah lepas dari sorotan mata para laki-laki yang mengidolakan dirinya. Awalnya, Gracia merasa risih karena terus di perhatikan dan terus di dekati dengan berbagai macam cara.

Sekarang sudah tidak lagi, Gracia sudah mulai terbiasa, dengan hal itu. Selagi kedua sahabatnya itu ada di sisi nya. Semenjak kepindahan  Nadse dan juga Shani di sekolahnya itu, Gracia sudah tidak menjadi sorotan utama lagi.

Gracia adalah orang yang paling bersyukur atas kepindahan Shani dan juga Nadse di sekolah itu.

"Gre, Frans tuh" Ucap Nadse.

Gracia yang tadinya fokus pada ponselnya sambil memakan nasi gorengnya di kantin itu pun mendongak.

"Hai, Gre." Sapa Frans dengan senyum lebarnya.

"Hai, Frans" Balas Gracia.

"Biasa aja kali senyumnya, lebar banget" tegur Shani.

"Duh, gimana ya Shan. Susah sih, kalau udah menyangkut Gre. Bawaannya pengen senyum terus" Shani dan Nadse hanya menggelengkan kepalanya.

Frans selalu seperti itu. Laki-laki itu benar-benar tergila-gila pada Gracia.
Meski sudah berulang kali mendapat penolakan dari Gracia, semangatnya tidak pernah surut untuk mendapatkan hati seorang Shania Gracia.

"Frans, minggu depan kalian tanding basket lawan SMA 48 kan?" Tanya Gracia.

"Iya, Gre. Kok tau? Padahal pengumumannya aja belum. Wah, gak nyangka aku di perhatiin kamu sampai segitunya." Frans merasa seperti terbang ke langit ke tujuh karena kesimpulan nya sendiri.

"Hehe.. Iya nih, kan aku harus update soal kegiatan sekolah aku" Ucap Gracia mencari alasan.

"Kalau orang rajin kayak kamu yang tau jadwal pertandingan gitu sih gak apa-apa. Asal jangan yang lain, entar malah pertandingan kami di jadiin alasan buat bolos. Bilangnya mau nonton, eh ujung-ujungnya gak nongol di bangku penonton" Gracia tersenyum tipis mendengar celoteh Frans.

"Aku gak gitu kok. Nanti aku pasti datang buat nonton pertandingan kalian" Ucap Gracia yang membuat senyum Frans semakin lebar.

Shani dan Nadse menahan tawanya melihat ekspresi wajah Frans yang menurut mereka terlihat sangat konyol.

"Frans. Latihan woy" Teriak salah seorang teman Frans.

"Gre, aku latihan dulu ya?" Frans berlari menuju teman-teman tim nya dengan wajah berseri-seri.

"Gre, gue rasa si Frans salahpaham deh" tebak Nadse.

"Emang salah paham, Nads. Gre nonton bukan untuk tim sekolah, tapi untuk kapten tim musuh. Parah sih" Ucap Shani.

Setelah pertemuan tak sengaja itu, Gracia mencari tau tentang laki-laki yang sudah mencuri hatinya. Beruntung di hari pertama pertemuan mereka, Gracia sempat melihat lambang sekolah laki-laki itu, membuatnya tidak terlalu kerepotan untuk mencari tau tentang dirinya.

OneshotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang