Judgement

518 50 7
                                    

Panggilan dari David sudah terputus dan Nadine melangkahkan kakinya mendekati Axel yang sedang berdiri di depan pintu. Ada perasaan gentar dan perasaan bersalah yang muncul di benak Nadine ketika melihat wajah tidak bersahabat Axel.

Dan Axel sendiri jelas merasa lega melihat Nadine yang sudah berdiri di hadapannya. Tetapi tetap, rasa cemburu karena Nadine memilih meninggalkannya begitu saja, masih menguasai hatinya. Axel kekanak-kanakan? Axel tidak keberatan dipanggil begitu sekarang.

"Lo belum tidur?" tanya Nadine berusaha sesantai mungkin.

"Ternyata lo masih ingat pulang ke sini." Berbanding terbalik dengan Nadine, nada sinis Axel benar-benar terdengar jelas.

"Ya ingatlah, ini kan rumah gue. Lagian ngapain gue harus nginap di sana," sahut Nadine berusaha menahan kesal.

"Ya siapa tau kan lo berniat ngelanjutin yang 'tertunda' tadi bareng David."

Mata Nadine membelalak dan di hadapannya Axel malah menampilkan raut wajah sinis dan itu membuat amarah Nadine semakin menggelegak.

"Tarik omongan lo, Xel," sentaknya.

"What? Lo lari ke sana setelah dia telpon tengah malam di saat lo hampir klimaks di tangan gue. LO LARI KE RUMAH LAKI-LAKI TENGAH MALAM, NAD!"

Napas Nadine tercekat dan amarahnya membuncah. Dia tahu Axel kesal karena Nadine tinggalkan begitu saja tetapi tidak pernah menyangka bahwa dia akan direndahkan begini. Nadine ingin berteriak seperti yang baru saja Axel lakukan kepadanya, tetapi entah kenapa suaranya tertahan di tenggorokan dan hanya napasnya saja yang semakin memburu. Dan karena amarah tertahan itu, air mata Nadine sudah terlebih dahulu turun.

"Gue gak nyangka kalau lo bakalan menuduh gue sehina itu," ucap Nadine lirih. "Mungkin gue memang bukan perempuan suci. Tapi, gue gak sehina itu, Xel. Gue bukan pelacur yang rela tidur dengan siapa aja yang di depan mata gue hanya untuk menuntaskan yang 'tertunda' kayak yang lo bilang. Gue gak kayak gitu. Lo bisa ke rumah David lihat anaknya beneran sakit atau enggak. Gue gak serendah itu, Axel!"

Getaran di suara Nadine terdengar jelas dan karena tidak tahan lagi dengan dirinya yang dipandang serendah itu oleh Axel, Nadine langsung berbalik dan masuk ke kamarnya. Meninggalkan Axel yang baru saja menyadari bahwa kecemburuan telah membuatnya melakukan kesalahan fatal. Sangat fatal.

***

Nadine terbangun dengan kepalanya yang terasa berat. Dia tidak tahu jatuh tertidur di jam berapa tetapi yang pasti dia menangis hingga tertidur. Tadi subuh, dia sempat mendengar Axel berpamitan untuk pulang ke Jakarta, tetapi Nadine tidak berniat keluar kamar sama sekali. Dia marah dan merasa terhina. Nadine pernah berada di posisi tidak jauh beda dengan budak seks ketika menjalin hubungan dengan mantannya terlebih dahulu. Itu membuat Nadine merasa sangat kotor saat itu. Tetapi jujur, kepercayaan dirinya masih tersisa karena dia tahu sahabat-sahabatnya tidak memandang dia serendah itu.

Sekarang, ketika Axel, sahabatnya sendiri, menghakiminya dengan tanpa bukti tadi malam, semua kepercayaan diri Nadine runtuh dan hilang begitu saja. Axel adalah orang yang dia percaya selama bertahun-tahun dan mendekati posisi pertama yang paling dekat dengannya beberapa waktu terakhir. Mungkin memang seperti itulah dirinya yang sebenarnya di hadapan Axel. Murahan dan akan melemparkan dirinya semudah itu kepada laki-laki manapun. Seperti Nadine yang dengan kesadaran penuh memenjarakan dirinya kepada Arvin demi mempertahankan ibunya atau seperti Nadine yang dengan mudahnya meminta Axel menidurinya hanya karena mereka mabuk. Atau seperti Nadine yang menggoda Axel terlebih dahulu dengan lingerie merahnya beberapa waktu lalu. Axel benar, mungkin sebenarnya Nadine adalah perempuan murahan.

Nadine bangkit dari tempat tidurnya dan segera menuju kamar mandi. Meskipun berat, tetapi Nadine sadar dia harus menyelesaikan beberapa hal hari ini. Demi menyelamatkan sedikit saja harga dirinya yang mungkin masih tersisa.

Setelah membersihkan diri, Nadine membuka ponselnya dan menemukan banyak pesan di sana yang di dominasi oleh pesan dari Axel. Nadine sebenarnya tidak ingin membaca pesan-pesan itu, tetapi harus dilakukan karena dia tetap harus meluruskan berapa hal. Pesan-pesan dari Axel sebagian besar hanya menginformasikan bahwa dia sudah sampai di bandara, boarding, sampai di Jakarta dan juga dia yang langsung ke kantor. Tetapi pesan terakhirnya yang paling menyita perhatian Nadine.

Axel
Maaf.....Gue tahu gue udah keterlaluan.Gue kalut banget banget, Nad lihat lo pergi gitu aja. Gue gak maksud merendahkan lo. Lo tahu kalau gue adalah orang yang paling gak akan pernah punya maksud buat lo merasa rendah begitu. Kalau lo udah gak semarah itu sama gue, call me please!'

Tapi lo udah ngelakuin itu, Xel, Nadine bergumam. Nadine
Xel, gue rasa gue udah gabisa lanjutin hubungan FWB ini. Sesuai kesepakatan kita di awal, kita bisa berhenti kapan aja dan gue pengen berhenti.

Balasan dari Axel langsung datang hanya sesaat setelah pesan Nadine terkirim.

Axel
Lo masih marah

Nadine
Enggak, Xel. Sedikit banyak yang lo ucapin kemarin emang bener. Dan meskipun agak terlambat, mungkin gue masih ada kesempatan buat mengubah diri gue biar gak terlihat semurahan itu. Sorry.

Nadine mengabaikan panggilan masuk yang segera saja datang dari Axel. Dia tidak punya tenaga untuk berbicara langsung dengan laki-laki itu saat ini. Sebagai gantinya, Nadine memilih membalas pesan David yang mengingatkannya tentang ajakan makan malamnya. Nadine mengiakan tentu saja. Dia harus menepati janji yang dia buat.

Mungkin, makan malam ini juga akan berakhir buruk karena Nadine sudah memiliki satu tekad di hatinya. Ada satu keyakinan di hatinya bahwa David juga sudah mulai memiliki ketertarikan kepadanya dan sebelum ini terlalu jauh, Nadine akan menceritakan semuanya terlebih dahulu. Terutama tentang hubungan yang lebih dari sekedar sahabat antara dia dan Axel. Nadine menyadari bahwa ini mungkin akan seperti melemparkan dirinya ke dalam api, tetapi lebih baik terbakar dan hancur di awal-awal seperti ini daripada kemudian harus hancur di tengah jalan karena penghakiman lain dari David seperti yang dilakukan oleh Axel kepadanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You're Out of My LeagueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang