Bab 4 : Calon Garwa

103 31 2
                                        

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بسم الله الرحمن الرحيم

Hai, guys.
Jumpa lagi, jangan bosan ya.

Selalu diingatkan untuk jangan lupa vote dan komen di setiap chapter untuk perkembangan cerita ini.

Kasih tau aku kalau ada typo yaaa👌🏻

Terima kasih yang sudah follow aku🙏.
Yang belum follow, yuk follow biar ngga ketinggalan info update.

Selagi menunggu cerita Surga Impian update, kalian bisa banget lho baca ceritaku yang lain yang sudah complete. Hihi

*Garwa : Istri

Happy reading ya.
Enjoy!

***

Aku akan menghormati kamu sebagai istriku.
Terlepas dari pernikahan kita kontrak atau tidak.
Akan tetapi, jangan pernah berharap cinta padaku.
Jatuh cinta hanyalah fana bagiku.

— Muhammad Al-Khafi Zayyan —

***

Adiba masih memegangi dadanya ketika ia masuk ke dalam taksi. Entah mengapa, perasaannya jadi kacau balau seperti ini. Kepalanya bersandar di kursi penumpang. Sengaja ia membuka jendela mobil untuk menghirup oksigen banyak-banyak setelah dirasa stok oksigen dalam tubuhnya akan habis. Adiba merasa begitu canggung. Masih tidak percaya bahwa manusia baik hati yang menolongnya kala itu akan menjadi suaminya. Jika Allah meridhainya.

Adiba membuka ponselnya. Melihat sebuah kontak baru yang terdaftar di memo teleponnya.

Pak Khafi.

Adiba masih belum tahu perbedaan usia di antara mereka. Lagipula, mereka baru bertemu jadi akan canggung jika Adiba memanggil dengan sebutan lain. Nanti Adiba dikira sok kenal.

Taksi berhenti di depan rumahnya, Adiba membayar dengan uang pas. Tak lupa mengucapkan terima kasih kepada sang driver.

Baru saja Adiba akan membuka gerbang rumahnya, muncul Naufal yang terlihat ngos-ngosan. Ia memakai pakaian olahraga di malam-malam begini. Mungkin, Naufal sehabis lari malam.

“Assalamualaikum, Dib.”

“Waalaikumsalam, Nau. Habis dari mana?” tanya Adiba.

“Habis lari. Buset deh, lama banget nggak lari badan jadi kaku semua gini. Perut juga buncit udah kayak bapak-bapak komplek,” jawabnya, menatap Adiba.

“Kok kamu baru pulang? Habis dari mana?”

“Ah, aku ada urusan sebentar.”

Adiba belum tahu hubungannya dengan Khafi akan bagaimana ke depannya. Semua itu masih semu. Masih abu-abu. Jadi, untuk sekarang Adiba akan merahasiakannya dulu dari orang lain. Termasuk, Naufal dan keluarganya.

“Urusan apa emang?” tanya Naufal, penasaran.

“Ada, pokoknya.”

Naufal akan bertanya lebih, namun Adiba menolak dengan mengangkat tangan. “Nau, aku capek banget, nih. Mau mandi terus tidur. Besok kerja takut kesiangan. Maaf, ya.”

“Oh, oke,” jawab Naufal. Membiarkan Adiba masuk ke dalam rumah meski ia begitu mengkhawatirkannya.

***

“Assalamualaikum.”

“Waalaikumsalam. Abang baru pulang, sih?” tanya Bunda Azzura saat melihat anak lelakinya baru saja sampai rumah.

Surga Impian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang