"Akhirnya kau datang" Satang yang melihatku masuk menyapa dengan nada kesal.
"Berhentilah menggerutu,"
"Eug? Siapa yang kau bawa?"
Fourth bersembunyi dibelakangku, meremat jaketku ketika semua mata tertuju padanya.
"Kau membawa istrimu?" Mark yang juga ada dimeja yang sama bersuara. Hanya dia yang pernah melihat Fourth sebelumnya.
Aku berbalik untuk bisa berhadapan dengan Fourth. Menutupi badannya yang lebih kecil dariku"Lihat aku," aku mengangkat sedikit dagunya lalu menatapnya dengan yakin. "Tidak apa-apa. Mereka semua adalah temanku. Aku disini" dia mengangguk dan aku meraih tangannya.
Fourth tidak pernah mengatakan apapun soal ini. Tapi aku menyadarinya sendiri bahwa ketika dia berada dilingkungan baru dan orang-orang yang baru, dia merasa tidak nyaman. Dia memiliki banyak teman, dia juga bukan anti sosial. Tapi mungkin ia hanya merasa malu dan tidak bisa mengekspresikan dirinya dengan baik.
Aku tau ini sulit, tapi aku ingin dia belajar. Belajar tentang orang lain. Belajar berinteraksi dengan lebih banyak orang.
"Ini Fourth, pacarku!"
"Wow, akhirnya" Mark bersorak.
"Istri"
"Aku tau mengapa selama ini kau menyembunyikannya" Phi Nanon juga ikut menanggapi.
"Nong Fourth sangat imut" Jan mendekat lalu menarik kekasihku untuk duduk disebelahnya. Fourth melihatku dengan khawatir, tapi aku membiarkan Jan melakukannya. Dia adalah pembangun suasana dalam kelompok. Aku yakin dia bisa mengatasi kegugupan Fourth.
Kami semua saling berbicara, tapi aku tidak pernah melepaskan tanganku dari Fourth. Teman-temanku banyak yang penasaran tentangnya. Dan bagaimana aku bisa mendapatkan adik dari seorang legend seperti Tay Tawan menjadi kekasihku.
"Phi New, aku sangat mengaguminya" sejak dihajar dan dibuat masuk rumah sakit selama seminggu, Jan menjadikan Phi New sebagai rolemodel. Aneh!
"Apa dia sering memukulmu?"
Fourth menggeleng, "Dia merawatku dengan baik, Phi New sering menjemputku disekolah"
Yah, aku tau itu. Aku mengalami kesulitan dan stress berkepanjangan, ketika Phi Tay dan Phi New selalu berkeliaran di sekitar Fourth.
"Sungguh? Lalu apalagi?" mata Jan berbinar.
"Tomyum buatannya sangat enak. Saladnya juga"
"Aahhh, benarkah?" air liurnya hampir saja menetes.
"Jika dia membuatkannya untukmu, bisakah kau membaginya untukku juga?" pinta Jan. Dan Fourth mengangguk dengan malu.
"Jan, berhentilah mengganggunya" Chimon melempar beberapa kulit kacang untuk menghentikan jiwa fangirl itu "Jangan membuat dia tidak nyaman!"
"Aww? Nong Fourth katakan itu tidak benar" Jan melingkarkan tangan dilengan Fourth dan dengan kurang ajarnya mengosokkan kepalanya disana.
Tepat
Didepan
Mataku!!!
"Heiii," peringatku dan mendorong kepalanya menjauh.
"Huh, aku tidak suka anjing Nong Fourth" sindir Jan.
"Nai," Fourth memanggilku tapi belum sempat ia melanjutkan kalimatnya semua orang dimeja bersorak.
"Siapa disini bernama Nai?" tanya Phi Nanon dengan nada meledek. Panggilan itu hanya diucapkan oleh Fourth saja. Orang lain biasa memanggilku Gemini atau Gem saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
IF YOU KNOW
FanficIF YOU KNOW Like a time in a fairytale, it's left behind with full of fear. I'm gonna need to find the time I lost. ⚠️ boys love area