1

5.9K 187 4
                                    

Alan Prov
Jam sudah menunjukkan 3 pagi saat aku sampai rumah, ruang keluarga dan ruang tamu tampak gelap saat aku memasukinya, aku kira ayah sudah tidur tapi "darimana saja kau jam segini baru pulang" suara keras ayah memecahkan kesunyian dirumah ini. Aku diam, aku tau jawaban apapun yg akan terlontar dari mulutku tak akan membuat ayah tidak akan mencambukku. "Kenapa kau diam,kau sudah tak punya mulut dasar anak tak tahu diri" bentak ayah sambil memulai ritualnya mencambukku. 15 menit kemudian ayah selesai mencambukku, dia pergi menuju kamarnya aku kemudian mencoba berdiri dan berjalan menuju kamarku. Aku melihatnya, Aksel adikku dari atas dia hanya terdiam dan kembali ke kamarnya saat dia tahu aku memergokinya menatapku. Akhirnya aku sampai kamarku, aku melihat ada baskom yg aku tau itu berisi air hangat dan juga segulung perban serta obat untuk luka dikasur. Aku tau paman Kris pasti yg melakukan ini untukku, dia adalah kepala penbantu disini dia sudah tahu hal ini akan terjadi karena dia bahkan sudah disini sejak aku belum lahir. Aku memilih untuk menyingkirkan semua benda-benda itu, dan tidur aku terlalu lelah untuk mengobati lukaku dan yg pasti butuh waktu tidak sebentar.
*-**************
Sinar matahari yg menerobos lewat jendela kamar membuat Alan terbangun dia merasakan tubuhnya begitu sakit, dia mengerang menahan sakit. Ketukan dikamarnya, tidak dipedulikannya karena dia tahu itu pasti paman Kris dan dia akan tetap membuka pintunya selama dia tidak menguncinya. "pagi tepatny menjelang siang nak" sapa paman Kris, sambil membawa nampan berisi sarapan untuk anak majikannya tersebut dia menukan ludah saat melihat luka yg berada ditubuh Alan tapi dia berusaha tidak menampakkan kekhawatirannya karena dia tahu Alan benci apabila dia dikasihani.

"jam berapa sekarang paman?" tanya Alan sambil berusaha bangkit dari tempat tidurnya "aww" pelan Alan merintih. Paman Kris yg sedang membereskan barang-barang semalam, akan menuju ke arah Alan ketika dia mengibaskan tangannya "jam 11 nak, semalam kau tak mengobati lukamu heh" jawab paman Kris. Alan mengangguk, "aku terlalu lelah paman dan luka itu tidak lebih sakit daripada dihati paman" sahut Alan membuat Kris, mengelus dada "makanlah sarapanmu nak mandi dan obatilah lukamu dan kau tidak lupa bukan bahwa kau berjanji pada ayahmu kau akan mengantar Aksel ke mall bukan" kata Kris.

Alan mengangguk, dia tahu ayahnya tak perduli tentang apa yg terjadi padanya ayahnya hanya tahu bahwa keinginan Aksel harus dipenuhi. Setelah Alan selesai mandi dia menutupi lukanya dengan perban, tidak sembuh tapi cukup untuk sedikit mengurangi rasa nyeri. Dia menuju kamar Aksel, kakinya terasa begitu sakit saat dia menaiki tangga tapi dia berusaha untuk sampai ke kamar Aksel.

AKSEL PROV
Aku masih ingat saat semalam ayah memukuli Alan, tidak hanya semalam tapi sudah sejak lama aku bahkan lupa sejak kapan. Aku merasa menyesal karena aku tak pernah bisa melindunginya, suara ketukan membuatku tersadar dari lamunanku "masuklah" kataku. Aku pikir itu adalah salah satu pembantuku, tapi ternyata "apa kau sudah siap Sel?" tanya Alan. Kemarin ayah menyuruhku untuk membeli beberapa baju untuk ulangtahunku dan dia menyuruhku mengajak Alan karena dia tidak ingin aku sendiri. "Apa kau baik saja Lan,aku kira tak jadi" kataku sambil mengamatinya "apa maksudmu?" Sahut Alan sambil duduk di sofa,aku mengikutinya "maksudku semalam, bukankah?" Kataku terpotong "tidak ada yg terjadi tadi malam dan aku tak apa-apa dan bisakah kita berangkat sekarang" kata Alan tegas. "Aku akan ganti baju" sahutku.

"Kau bingung memilih begitu banyak baju o" kata Alan, aku diam tidak menjawab. "Hei apakah itu baru?" Tanya Alan sambil menunjuk kasur yg memang baru diganti ayah 3hari yg lalu. Aku mengangguk, "wow bahkan sepertinya kasurku sejak bayi bahkan tak pernah diganti" kata Alan. Aku hanya mampu meneguk ludah. Aku mengerti apa yang dia rasakan,"aku siap, ayo berangkat" kataku.

Saat ini aku dan Alan berada di mobil, "kita akan kemana Sel?" tanya Alan. "Paman Dewo dan juga di SAC" jawabku. "Lan apa itu sakit?" tanyaku

Im sory DadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang