12

2.8K 120 3
                                    

Krisna Prov
Aku memutuskan untuk memberitahu Alan hari ini, aku tau dia masih lemas tapi aku tidak ingin terlambat aku tak ingin menyesal dan yg pasti karena Alan berhak tau. "Tidurlah, kita akan ke tempat dimana pertanyaanmu bisa terjawab" kataku pada Alan, dia mengangguk sambil memejamkan matanya tak lama aku mendengar suara nafasnya yg seimbang, aku tersenyum melihat wajahnya. Aku melaju dengan kecepatan sedang, menuju luar kota beruntung ayahnya dan Aksel sedang ke luar negri untuk berlibur, miris memang Alan yg berulangtahun tapi Aksel yg mendapat hadiah berlibur keluar negri. 1 jam kemudian, aku berhenti didepan sebuah restoran jepang, makanan favorit Alan "nak, bangunlah" kataku sambil mengusap kepala Alan "sudah sampai paman?" tanyanya saat dia berhasil membuka mata, "belum nak sebentar lagi kita akan makan dulu disini" jawabku.

Sambil menunggu pesanan, aku amati wajah Alan dia mewarisi semua tentang ibunya, kecuali tubuhnya yg mewarisi ayahnya. Matanya yg berwarna coklat, hidungnya yg mancung serta warna kulitnya yg putih nampak menyempurnakan wajahnya pun dia terlihat tampan walaupun sangat pucat. "Paman, sebenarnya kita dimana dan akan kemana?" pertanyaan Alan membuyarkan lamunanku "menjawab pertanyaanmu 1 jam yg lalu dan rangkaian pertanyaanmu selama ini" jawabku sambil tersenyum. "Apakah paman akan membuatku bertemu ibu?" Tanyanya dengan wajah yg lebih ceria. Aku mengganguk mengiyakan,"makanlah dulu" kataku ketika pesanan kami akhirnya datang, aku senang melihat Alan makan dengan lahap setelah beberapa hari ini tak ada satu pun makanan yg bisa masuk. Setelah selesai makan, kami melanjutkan perjalanan Alan nampak terlihat menikmati perjalanan ini dia sibuk jadi pengamat jalan, 15 menit kemudian aku memberhentikan mobil. "Paman, ngapain kita ngapain ngapain ke sini?" tanya Alan
*****
ALAN PROV
"Paman ngapain kita ke sini?" tanyaku pada paman Krisna, "turunlah" katanya, tanpa menjawab pertanyaanku dia berjalan dulu mendahuluiku, hingga dia berhenti di satu tempat dan kata-katanya membuatku tercekat "nak, ini ibumu beri salam pada ibumu" katanya sambil menunjuk sebuah makam tanpa nisan. Aku terdiam, tak tahu harus mengatakan apa "Ibu ini aku Alan anakmu, maaf aku tak pernah mengunjungimu karena aku tak pernah tau tentagmu" kataku dalam hati mencoba menahan tangis. "Sudahkah nak?Aku tau kau punya banyak pertanyaan, maka jika sudah selesai kita pergi dari sini dan kau akan tau jawabannya" kata paman Krisna.

Aku tak tau kemana paman Krisna akan membawaku, sepanjang perjalanan kami hanya terdiam dan sibuk dalam pemikiran masing-masing hingga paman Krisna membawaku ke sebuah pantai. Ini adalah cara yg paman Krisna lakukan sejak kecil saat aku sedang merasa sedih, melihat pantai yg sejuk, merasakan dinginnya air laut membuatku selalu tenang.

"Nak, ku mohon kau dengarkan ceritaku tanpa kau memotongnya" kata paman Krisna, aku mengganguk tanda setuju.

Im sory DadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang