Aksel Prov
Aku merasa bersalah pada Alan, hari ini pasti dia akan keliling kota untuk memenuhi permintaan ayah agar memberiku kado, aku bukan lagi anak kecil yg setiap ulangtahun membutuhkan kado. Ayah mewajibkan Alan memberiku kado sejak umurku 7 tahun, itu karena saat itu aku masih kecil dan merasa Alan begitu jahat karena tak memberiku kado seperti yg lain, sejak itu Alan selalu memberiku kado dan jika dia lupa maka ayah akan memberi kado untuknya berupa siksaan seperti tadi pagi.Saat ini aku dan ayah sedang melihat tv, "yah aku tak membutuhkan kado dari Alan, cukup dari ayah" kataku mencoba membuka percakapan dengan ayah. "Kenapa,kau tak pernah suka dengan kado dari Alan nanti akan ayah bilang padanya untuk mencarikammu kado yg terbaik" kata ayah."bukan begitu yah, hanya saja aku tak lagi seperti waktu kecil dulu yg membutuhkan kado lagian aku bahkan tak pernah memberikan dia kado" kataku."Tidak usah memberikannya kado, dia tak pantas dilahirkan" kata ayah dengan nada marah. Ayah selalu seperti itu, jika menyinggung masalah kelahiran Alan aku bahkan tak pernah tau kapan tanggal ulangtahunnya.
Suara mobil Alan terdengar dari luar, tak lama kemudian dia muncul dan menghampiriku "ini untukmu" katanya sambil menyerahkan bungkusan. "Terimakasih Lan, kau sudah makan?" kataku ketika melihat wajahnya semakin lebih pucat daripada tadi pagi. Dia hanya mengganguk mengiyakan dan kemudian dia pergi. Aku melihat dia terlihat sangat lelah, tapi dia berusaha untuk menutupinya. Ayah hanya diam, memilih untuk tidak berkomentar aku menghela nafas kecewa dan pergi menuju kamarku.
*******"Kau ingin makan apa nak?" tanya Krisna saat melihat Alan memasuki dapurnya. Makan malam sudah lewat, para chef sudah kembali ke kamarnya massing-masing begitu para pelayan sebenarnya Krisna pun sudah akan terlelap saat dia mendengar suara mobil Alan. "Kau punya apa paman, terserahlah" jawab Alan. "Kau belum makan dari pagi?" tanya Krisna sambil memanaskan soup untuk Alan. "Mana aku sempat paman, tanpa makan aja aku butuh waktu sehari penuh untuk mendapatkan kado untuk anak itu apalagi jika makan" jawab Alan. Tanpa mereka sadari, ada seseorang yg mendengarkan percakapan mereka, Aksel yg saat itu melewati dapur akan menuju kamarnya meneteskan air matanya.