11

3.1K 149 2
                                    

Ariana menghela nafas saat mulai memeriksa Alan, luka disekujur tubuhnya sangat parah tak pernah ia temui sebelumnya. 15 menit yg lalu Krisna membawa Alan dalam keadaan tak sadarkan diri, bahkan sampai sekarang Alan belum membuka matanya. Ariana memutuskan untuk membersihkan luka Alan terlebih dahulu, suara erangan kesakitan terdengar dari Alan. "Kumohon cukup yah" Alan terdengar mengingau, Ariana kaget "jadi ini yg melakukan ayahnya, bagaimana ada ayah yg tega melakukan ini" batin Ariana setelah selesai merawat luka Alan. "Dok, ini hasil dari pemeriksaan lab pasien Alan hari ini" kata seorang suster. "Tolong panggilkan keluarganya sus" kata Ariana, tak lama kemudian Krisna datang dengan raut muka khawatir.

"Bagaimana keadaanya dok?" tanya Krisna pada Ariana, " silahkan duduk dulu pak Krisna" kata Ariana tanpa menjawab pertanyaan Krisna. "Alan masih tertidur pak, tadi saya sudah membersihkan lukanya dan memberikan injeksi padanya" kata Ariana setelah Krisna duduk didepannya. "Tapi" perkataan Ariana terpotong dengan pertanyaan Krisna, "tapi apa dok?" "Sabar pak, saya tidak dapat menjelaskan jika anda seperti ini" jawab Ariana.

"Kanker itu menyebar lebih cepat dari yg saya perkirakan, hal itu yg membuat rambutnya mulai rontok dan juga badannya sulit digerakkan" jelas Ariana. Krisna hanya mampu terdiam mendengar keterangan dari Ariana. "Maafkan saya pak, saya tak mampu banyak membantu" kata Ariana tulus, demi melihat wajah sendu Krisna ia tak ingin membohongi pasien maupun keluarganya. "Tak apa dok, kami sangat berterimakasih pada dokter mungkin ini yg terbaik untuk kebaikannya" kata Krisna sambil tersenyum dan menjabat tangan Ariana. Ariana membalas jabatan tangan Krisna dan ikut tersenyum.

" sebenarya saya sangat salut pada Alan pak, sebenarya dia pasti selama ini sangat kesakitan belum ditambah dengan luka yg terdapat disekujur tubuhnya" kata Ariana. Krisna hanya mengganguk, tanda menyetujui kalimat Ariana, "saya harap dia dapat terindar dari stress" tambah Ariana. Obrolan mereka terhenti saat terdengar suara rintihan dari bilik, "dok" katanya Ariana dan Krisna bergegas menghampiri Alan. "Hai lan gimana kamu?" tanya Ariana, sedangkan Krisna membantu Alan untuk duduk "jauh lebih baik dok, hanya kepalaku sedikit masih pusing" jawab Alan pelan. "Aku akan memberimu obat untuk pereda nyerinya, datanglah kemari seminggu lagi dan aku akan melihat hasilnya" kata Ariana.

Sesampainya dimobil, Alan tiba-tiba ingin bertanya tentang hal yg menggangunya semalam "paman,dimana ibu?" tanyanya, Krisna yg kaget dengan pertanyaan Alan, dia mengerem mobilnya secara mendadak membuat dahi Alan terbentur dasbor mobil "maaf nak, kau tak apa?" katanya. Kenapa Alan bertanya tentang itu? Apa sekarang saatnya memberitahu Alan? suara batin Krisna berkecamuk "Mungkin memang sudah saatnya kau tau nak" kata Krisna, berharap dalam hatinya bahwa keputusannya benar

Im sory DadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang