3 bulan kemudian..
Alan Birthday
Prov Alan
"Kenapa kau ada didunia ini" kata ayah sambil meneriakkan kata kasar lainnya, yg tak mampu ku dengar karena badanku mulai terasa lemas dengan cambukan dan pukulan dari ayah yg bertubi-tubi. "Hentikan yah, Alan bisa mati" kata seseorang yg kutau itu suara Aksel. "Biarkan saja dia mati, dia tak berguna hanya membawa sial" perkataan ayah membuatku hampir menangis, tapi kucoba bertahan. "Tuan, jika memang Alan salah kumohon biar saya yg menggantikan" kata paman Krisna yg sudah bersimpuh di kaki ayah. Aku melihat ke arah paman Krisna dan menggeleng, dia tak perlu melakukan itu pengorbananya untukku selama ini sudah cukup banyak. "Kenapa kalian selalu membela anak ini, ah sudahlah aku tak berminat lagi" kata ayah sambil melangkah pergi. Paman Krisna dan Aksel mencoba membantuku berdiri dan memapahku ke kamar.Aku benci hari ulangtahunku,karena dihari ini Ayah akan menyiksaku lebih dari biasanya meskipun aku tak pernah tau kenapa. Ulangtahunku tidak pernah ada acara tiup lilin apalagi ada yg sekedar mengucapkan ulangtahun dan kado tidak seperti ulangtahun Aksel. "Kau ingin menginginkan seseuatu?" tanya paman Krisna saat kami sampai dikamarku. Aku menggelang pelan, "aku ingin tidur" kataku. "Baiklah, selamat istirahat nak" kata paman Krisna.
"Kamarku tak sebagus kamarmu, tak ada sofa, telivisi, dan lebih baik kau juga tidak duduk dikasur ini, sudah sangat tipis" kataku saat melihat Aksel sedang mengamati kamarku. Ini adalah kali pertamanya dia memasuki kamarku, karena aku maupun ayah tak pernah mengijinkan dia memasuki kamarku. Aksel menggelengkan kepala dan mengusap airmatanya, aku membencinya karena itu artinya dia mengasihaniku "keluar" kataku. "Tapi lan" katanya, "terimakasih sudah membawaku ke sini, aku minta kau keluar" kataku. Aku menutup mata, entah kenapa sejak 27 tahun hidupku hari ini aku baru menyebut namanya "ibu, ibu dimana aku lelah bu" aku tidur dengan nyenyak untuk pertama kalinya dihari ulangtahunku karena menyebut seseorang yg tak pernah ku lihat wajahnya, tak pernah ku sebut namanya.
********
21 taun yg lalu
"Paman, disekolah ibu guru menyuruh untuk bikin seseuatu buat ibu emang ibu itu siapa?" tanya Alan kecil dengan polosnya. Dia hanya tau ayahnya, adiknya, paman krisna dan juga kakeknya sosok perempuan yg ia tahu hanyalah para pelayan rumahnya, ibu gurunya dan juga teman-teman perempuan sekelasnya. "Ibu adalah orang yg melahirkan kita nak" jawab Krisna, "lalu ibuku dimana paman?" tanya Alan lagi, Krisna tak mampu menjawab hingga sebuah suara menghentikan percakapan itu, "jangan pernah kau tanyakan apapun tentang ibumu atau kau harus keluar dari rumah ini" kata Bramantyo. Alan yg masih kecil ketakutan, sejak saat itu dia tak pernah bertanya pada siapun soal ibunya begitu pula Aksel yg mendengar perkataan ayah mereka.
********
Alan merintih kesakitan saat bangun tidur, dia merasa badannya tidak bisa digerakkan dan juga kepalanya sakit luar biasa ketika Alan memegang kepalanya, dia mendapati tangannya dipenuhi rambutnya yg rontok. Alan mencoba mengambil handphonenya di narkas untuk seseorang, "paman, tolong" katanya begitu telfonnya tersambung. Krisna yg sedang sibuk di dapur seketika menghentikan aktifitasnya dan menuju kamar Alan, dia tak pernah tau Alan meminta tolong pasti ada seseuatu yg terjadi padanya."Apa yg terjadi padamu nak?" tanya Krisna, dia terkejut saat dilihatnya Alan begitu lemas dengan rambut yg sudah berserakan di kasurnya. "Aku akan menghubungi dokter Ariana" kata Krisna lirih sambil menghubungi seseorang disebrang sana,"dok....'
![](https://img.wattpad.com/cover/40678711-288-k355069.jpg)