6

3.3K 150 0
                                    

Mobil audi itu meninggalkan rumah sakit, suasana hening tercipta didalam mobil. Krisna sebagai pengemudi mencoba untuk fokus walaupun pikirannya tidak disana, "paman jangan ceritakan ini pada siapapun" kata Alan memecahkan keheningan dalam mobil. Alan melihat pelayan yg merawatnya dari kecil ini menghela nafas. "Kenapa, keluargamu berhak tau akan hal ini" kata Krisna. "Apa jika mereka tau itu akan membuat perduli dan kalaupun iya aku tak mau paman, aku tak mau mereka berubah hanya karena aku penyakitan" sahut Alan. Krisna terdiam, dia tahu apa yg dikatakan Alan benar tapi dia ingin anak asuhannya ini mendapatkan sedikit haknya tapi dia pun tahu Alan sangat benci jika dikasihani. "Baiklah, tapi kau harus mau untuk meminum obatmu dan menjalani kemoterapi setidaknya kau harus berusaha jika kau ingin menggapai impianmu" kata Krisna.

Alan Prov
"Aku akan meminum obatnya tapi tidak dengan kemo paman,hal itu akan membuat mereka curiga dan aku tak mau" kataku. Paman Krisna hanya terdiam, aku tau dia kecewa tetapi aku juga tidak mau ayah dan Aksel akan tau perubahan tubuhku dengan kemo tersebut. Sebenarnya sejak dokter mengatakan itu, aku ingin berteriak marah kepada Tuhan kenapa takdirku begitu buruk? Kenapa tidak cukup aku dibenci keluargaku dan harus ditambah dengan penyakit bodoh ini? Apakah Tuhan begitu membenciku? Kenapa Ia tak memberiku kesempatan untuk bahagia? Dan masih begitu banyak pertanyaan dibenakku, yg membuat kepalaku semakin sakit tapi melihat paman Krisna menangis membuatku sedih.

Paman Krisna adalah kepala pelayan dirumahku yg aku tau sangat menyanyangiku, dia yg merawatku dari aku kecil, dia yg mengajarkan aku yg tidak diajarkan ayahku. Dia yg selama ini merawat luka-lukaku saat ayah memukuliku,mencambukku, maupun menamparku. Hari ini saat dokter memberitahukan penyakitku, paman Krisna begitu terlihat terpukul bahkan aku yakin jika itu ayah, maka dia tak akan sebereaksi seperti paman Krisna.

"Sudah sampai Lan, sepertinya ayahmu sudah sampai rumah" kata paman Krisna. Aku baru menyadari bahwa kami sudah sampai rumah, aku merasa kepalaku begitu sakit tapi aku tak ingin memperlihatkannya pada paman Krisna apalagi ayah dan Aksel aku mengikuti paman Krisna masuk melalui pintu belakang. "Aku yg akan mengatakan pada ayahmu, kau istirahatlah jangan kuatir aku tidak akan mengatakannya" kata paman Krisna.
******
"Selamat siang tuan, maaf tadi saya mengantar Alan ke rumah sakit semalam badannya panas" kata Krisna pada Bramantyo yg sedang menbaca koran bersama Aksel diruang keluarga."hmm ya" jawab Bramantyo singkat. "Alan sakit apa paman?" tanya Aksel, Krisna tersenyum kepada tuan mudanya ini "hanya kelelahan tuan muda dan selamat ulangtahun untuk anda tuan muda" kata Krisna sambil membungkuk memberi hormat pada Aksel. Dia tahu tuan mudanya ini menyanyangi kakaknya, hanya dia takut pada ayahnya. "Terimakasih paman" kata Aksel sambil tersenyum, dari kamar diatas Alan menutup pintu setelah mendengar percakapan Krisna. Dia lupa belum membelikan kado untuk Aksel, karena sakit dikepalanya beberapa hari ini dan dia harus menerima konsekuensi dari ayahnya, memikirkan itu membuat dia kembali pusing dan memilih untuk tidur.

Im sory DadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang