1. JIWA LAIN

1.1K 257 610
                                    

DI RUANGAN berukuran cukup besar, gadis cantik dengan wajah pucat juga bibir yang terlihat sedikit mengering sedang terbaring lemah di atas brangkar rumah sakit dengan selimut yang membalut tubuhnya.

Dengan mata terpejam, jari-jari gadis
itu perlahan bergerak. Sesaat kemudian, kelopak matanya mulai terbuka. Sambil melihat langit-langit ruangan, ia beberapa kali mengerjapkan matanya karena silau dengan penerangan yang ada di ruangan bercat putih yang dominan dengan bau obat-obatan itu.

Beberapa saat kemudian kesadarannya telah pulih, ia mulai mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut ruangan dengan raut wajah kebingungan. Sialan apa yang terjadi dengannya?

Ingatannya lalu terlempar ke malam saat ia sedang balapan dan berakhir kecelakaan, itu artinya ini di rumah sakit? Lalu kemana kedua orang tua dan sahabat-sahabatnya. Tidak mungkinkan kalau mereka semua meninggalkan ia di sini sendirian?

Ceklek

Suara knop pintu terbuka membuyarkan lamunan gadis itu, ia menoleh ke arah pintu dan mendapati seorang wanita paruh baya berpakaian seperti ... Maid sedang berjalan ke arahnya?

"Nona? Nona sudah sadar? Sebentar saya pangilkan dokter dulu," ucap maid tersebut heboh lalu bergegas memencet bel yang berada di dekat brangkas.

Tak lama kemudian seorang dokter dan suster berlari tergopoh-gopoh memasuki ruangan dan bergegas untuk memeriksa sang nona yang saat ini terlihat sedang ling-lung. Gadis tersebut hanya menatap bingung mereka semua.

"Bagaimana keadaan nona muda saya dok?" tanya Bi Dewi ketika melihat dokter dan suster selesai memeriksa nonanya.

"Kondisi Nona muda sudah lebih baik dari sebelumnya, hanya saja kepalanya terbentur keras hingga membuatnya sedikit kehilangan ingatan atau amnesia ringan. Hanya katakan pada nona agar tidak memaksa mengingat kejadian yang ia lupakan agar kepalanya tidak terasa sakit," jelas dokter tersebut.

Bi Dewi menatap nonanya dengan sorot mata khawatir. "Jadi kapan nona saya bisa kembali ke rumah dok?" tanyanya menatap sang dokter penuh harap.

"Mungkin dua hari lagi nona muda sudah bisa pulang, tapi selalu ingatkan untuk meminum obatnya agar ia bisa kembali pulih seperti sedia kala."

"Baiklah terima kasih dokter." Bi Dewi tersenyum lebar sembari membungkuk hormat.

Dokter bertubuh gempal itu membalas senyuman Bi Dewi lalu berpamitan keluar untuk memeriksa pasien yang lain.

Setelah dokter keluar, sang maid langsung berjalan ke arah brangkar dan menghampiri nonanya.

"Bagaimana keadaan nona Meysha sekarang?" Beliau bertanya dengan hati-hati, berusaha untuk tidak menumpahkan air matanya.

"Meysha?" Clarisa menatap wanita paruh baya di depannya dengan alis berpaut.

"Iya nona, nama anda Meysha. Meysha Elyra Atmaja, apa anda melupakan nama nona sendiri?" Kedua mata wanita itu berkaca kaca, ia dengan cepat menghapus air matanya yang ingin mengalir. Tak ingin nonanya melihat ia sedih seperti ini.

Setelah mendengar penuturan Bi Dewi, gadis itu tersentak kaget. Namanya Clarisa bukan Meysha, bagaimana namanya bisa berubah?

Tapi tunggu, Meysha Elyra Atmaja? Meysha Mey-, Astaga! bukannya itu nama salah satu karakter antagonis di novel "Love Azura?" Ahaahaha ini pasti mimpi, iya ini mimpi! Tidak mungkin kan ia beneran bertransmigrasi seperti yang ada di novel-novel.

Clarisa beralih menatap sang maid yang masih setia berdiri di samping brangkarnya. "Apakah nama Bibi, Bi Dewi?" tanya Clarisa memastikan, setaunya di dalam novel hanya Bi Dewi dan kedua orangtuanya yang masih sangat peduli terhadapnya, ah iya jangan lupakan ketiga sahabatnya itu.

METANOIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang