.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam"
"Sampe juga kalian, dah lumutan kita nunggunya" Ya kalian tau lah siapa tukang julidnya. Iya, Bambang. Terus mereka berempat bantu bawa kantong kresek yang dibawa Ayu sama Jay, buat dibawa ke dalam.
"Mba Sekarrrr, kangennn" Teriak bocah 16 tahun dari kamar terus lari meluk Ayu.
"Mbak Sekar, lama kali nggak kesini" Ayu tersenyum melihat senyum polos dan sedih bersamaan dari adeknya Rifki ini. Rizka Arumi namanya. Ayu, ngusap kepala bocah itu, lalu pikirannya kembali mengingat cerita dari Rifki tentang ayahnya. Sungguh tega sekali beliau.
"Mbak, nggak ngajak Ciko sama Aji kemari?" Ayu menggeleng pelan. Lalu melepas pelukan Rizka dan meletakkan kantong kreseknya.
"Yah, sayang banget. Padahal mau main" Ayu senyum liat Rizka yang nampilin wajah sedihnya.
"Udah dek, biarin mba Sekar duduk terus makan dulu. Kamu juga makan sana, gih" Perintah Rifki. Ayu ketawa pelan, ini sosok Rifki yang biasanya, nggak seperti yang tadi siang. Rifki biasanya jadi sosok yang jahil dan ngejengkelin kalau sama adeknya.
"Dih serah aku lah"
"Rizka sini, udah ngerjain PR belum? Kalau belum sini mas bantu" Mendengar suara dari Jay, Rizka pun gembira lagi dan jalan menuju ruang keluarga, yang sudah ada makanan tertata rapi dan keempat sahabat kakaknya itu.
"Bentar ya, ki. Gue mau nyuapin bunda dulu" Ayu jalan ngelewatin Rifki tanpa mendengar jawabannya. Si Rifki cuma buntutin Ayu. Udah kayak bocah ngikutin emaknya aja.
"Bundaaa, ini sekarr" Ucap Ayu. Mendengar nama Sekar disebut. Sang bunda, ibu Rifki langsung membuka mata dan tersenyum.
"Ayo bunda makan, Sekar suapin ya?" Seru Ayu, yang kini duduk dipinggir kasur deket bunda.
"Bunda lama ga lihat kamu. Bunda kangen tau" Kata bunda yang kini tiba-tiba aja nangis pelan.
"Aduhh bundaa, jangan nangis dong. Maaf ya, Ayu baru sempat kesini. Ayu sibuk banget akhir-akhir ini" Ucap Ayu yang ngebantu bunda yang lagi usaha mau duduk, Rifki juga ikut ngebantuin.
"Kamu tambah cantik"
"Aduh, sa ae bunda. Melayang Ayu ini nanti, bentar-bentar. Ayu pingsan dulu bub" Ayu senyum-senyum nggak jelas setelah dipuji bunda nya Rifki. Besar kepalanya.
"Muka modelan kek curut kecemplung got gitu, cantik bun? Bunda beneran? Bunda ngga lagi ngehalu kan?! Bunda gak lagi ngimpi kan?!!" Ayu nampol pala Rifki yang gak terima ayu disebut bunda, cantik.
"Gitu-gitu juga kamu suka kan?" Bunda tersenyum menggoda Rifki. Ayu ngakak ngeliat Rifki yang salting sendiri.
"Bunda ah" Mereka bertiga langsung ketawa bareng.
Setelah Ayu menyuapi dan ngasih bunda obat, mereka berdua pun izin untuk keluar buat makan bareng-bareng. Karena, udah ditunggu sama yang lain.

KAMU SEDANG MEMBACA
Diamond | CYN
Teen FictionMama Arini dan Papa Suhadi bersama si "Sepuluh Bersaudara" yang dikenal dengan sebutan "IG" yang berarti ' Irwanto's Geng'. Dengan satu anak perempuan diantara 9 laki-laki. "Semuanya tidak ada yang abadi. Apapun maha kuasa"