Pagi ini semua orang masih pada tidur. Semua orang, kecuali jeno sama ayu yang tidur di kamarnya jeno, pada tidur di ruang keluarga. Mama sama papa nginep di rumah sakit jagain oma. Bang can tadi malem pulang jam 11.
Tumben ayu belum bangun? Iya, semalem rumahnya rame banget sampe dia nggak bisa tidur. Baru bisa tidur pas selesai subuh. Jeno kebangun pagi ini, karena haus. Pas dia duduk dari posisi bangunnya, ia natap ayu yang tidur meringkuk di sampingnya. Dia jadi kepikiran sama omongan meekel semalam yang bilang kalau lia ngelabrak ayu. Perempuan itu emang harus di kasih pelajaran.
Ya Allah, kenapa dari dulu jeno selalu dikelilingi cewek semacam lia dan yeen di luar rumahnya. Nggak cuma lia sama ye'en. Jeno juga kenal beberapa perempuan diluar sana yang semacam lia dan ye'en. Aslinya dia nggak cinta sama sekali sama mantan-mantannya dulu. Cuma ye'en yang buat dia susah move on. Tapi, dia bukan tipe yang penggalau. Dan nggak mau peduli dengan masa lalu.
Tapi, lia bukan cewe inceran nya. Entah bagaimana bisa, cewek itu ngaku-ngaku jadi pacarnya. Nggak ada otak emang. Kemudian, jeno natap ayu lagi. Kasian juga mba ayu, pasti ia lelah menjaga dan merawat dia dari kemarin. Ia berdoa semoga yang maha kuasa memberi pasangan yang bisa menjadikan kakaknya seorang ratu di istana nya nanti. Yang bisa menjaga dan membahagiakan ayu, seperti pada saat ayu masih dengan keluarganya. Dia jadi tidak tega nanti kalau misal jeno tidak satu atap lagi dengan ayu.
Jeno terus berdiri dari duduknya, buat ngambil segelas air di meja sampingnya. Merasa ada pergerakan, ayu kemudian membuka matanya.
"Mba hari ini ngampus?" Ayu cuma ngangguk doang sambil ngucek matanya. Terlihat sangat kalau ayu capek.
"Nggak usah masuk aja mba" Ayu gelengin kepalanya, terus nyamperin jeno buat nempelin telapak tangannya di dahi adeknya itu.
"Udah nggak panas, gapapa kan kalau mba tinggal hari ini? Mba ada kelas penting pagi ini. Terus siangnya mba harus ikut rapat nanti, sore baru bisa pulang. Gapapa kan?" Sejujurnya jeno rada kesel kalau liat jadwal ayu yang padet.
"Penting banget ya mba?"
"Iya, rapat nanti buat laporan praktek. Jadi nggak bisa mba tinggal. Kamu gapapa kalau misal mba nitipin kamu ke bang can? Dia hari ini lagi free. Aku usahain cepet pulang nanti" Akhirnya jeno cuma bisa ngangguk doang. Kemudian ayu jalan keluar kamar jeno, buat masak sarapan.
Di ruang keluarga ayu masih liat penampakan ikan asin yang dijemur. Kagak ndeng. Itu saudara-saudaranya, sama temennya bang dio. Sama temenya juga. Pas turun mau ke dapur, ayu lihat penampakan laki-laki yang sedang memotong bawang. Sudah ketebak bukan siapa? Yup.
Siapa lagi kalau bukan mas galang.
"Kak galang"
"Astaga" Ayu nahan tawa, saat liat galang yang kaget saat ia panggil. Iyalah kaget. Orang ayu dateng-dateng pakai dress putih sekaki sama rambut panjangnya di gerai, terus ayu kalau manggil cempreng banget kek mba kunti. Gimana nggak kaget coba.
"Hehe maaf kak"
"Biar aku aja kak. Kakak bangun orang rumah"
"Lo aja" Ayu cuma ngangguk doang terus jalan ke ruang keluarga.
"Bismillah headshot"
"WOY BANGUN WOY. BANGUN KAGAK. KALAU NGGAK BANGUN YA TERSERAH BODOAMAT" Semua orang yang ada diruang keluarga pada bangun seketika, terus ngeliat ayu yang senyum ke mereka.
"Astaga, untung adek sendiri" Gumam bang can sambil ngusap matanya pelan.
"Cepet mandi kalian. Kalau nggak, nggak usah ikut sarapan. Oh ya, jangan lupa rapiin lagi ruang ini. Awas aja kalau ada yang berantakan. Tewas kalian" Mereka menatap ngeri ayu yang kini jalan ke arah dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diamond | CYN
Fiksi RemajaMama Arini dan Papa Suhadi bersama si "Sepuluh Bersaudara" yang dikenal dengan sebutan "IG" yang berarti ' Irwanto's Geng'. Dengan satu anak perempuan diantara 9 laki-laki. "Semuanya tidak ada yang abadi. Apapun maha kuasa"