"Itu karena kau merasa terdesak karena itu rohmu keluar begitu saja dari tubuh Megumi-chan." ucap Hana ketika Satoru bertanya perihal rohnya yang tiba-tiba keluar dari tubuh Megumi.
"Jadi maksudmu sebisa mungkin aku tidak boleh merasa terdesak begitu?" tanya Satoru lagi.
"Ya itu benar. Kau hanya akan mencelakai tubuh yang kau pakai jika sampai rohmu keluar di tempat yang salah."
Satoru mengigit bibir bawahnya. Ia tidak mungkin mau membahayakan hidup orang lain, ia tidak mau orang yang sudah membantunya celaka.
"Kau hanya perlu menjauhi tempat yang berbahaya dan beresiko jika kau mulai merasa terdesak."
"Bicara memang gampang tapi melakukannya adalah hal yang sulit."
"Kau masih punya waktu satu tahun, akan lebih baik kau memanfaatkannya sebaik mungkin daripada kau banyak mengeluh."
"Kau benar. Aku harus memulainya sekarang." Satoru berjalan menuju kamar Megumi. Dilihatnya pemuda itu tengah berkaca di cermin sambil memakai dasi.
"Megumi aku pinjam tubuhmu ya hari ini?" tanya Satoru meminta izin.
"Boleh asal jangan terlihat mencurigakan di depan orang lain."
Megumi membalikkan tubuhnya menghadap Satoru, menunggu Satoru menciumnya.
"Eh? Kenapa aku tidak bisa menyentuhmu?" tanya Satoru ketika menyadari tangannya menembus wajah Megumi.
"Walaupun kau bisa meminjam tubuhnya bukan berarti kau bisa menyentuhnya Gojou Satoru." ucap Hana yang tiba-tiba sudah berada disamping Megumi.
"Tapi pertama kali aku merasukinya aku bisa menyentuh Megumi kan?"
"Kau mrnyentuhnya dengan tangan kirimu, kau ingat kan air mata sahabatmu membuat tangan kirimu yang awalnya terlalu transparan membuatnya jadi terlihat lebih jelas?"
"Jadi maksudmu aku hanya bisa menyentuh Megumi ketika bagian tubuhku mendapat kekuatan dari air mata ketulusan itu?"
"Iya itu benar, selain itu orang yang bisa menyentuhmu hanya orang yang kebetulan melihatmu saat lewat tengah malam ketika rohmu memadat. Orang itu memang bisa menyentuhmu tapi dia juga yang nantinya membuat kau kehilangan waktu selama 30 hari. Ah aku lupa bilang, batas waktu rohmu memadat hanya sampai ketika matahari mulai terbit."
"Rohku memadat pun tidak ada gunanya kan? malah aku akan kehilangan waktu selama 30 hari ketika orang lain melihatku."
"Tapi kau bisa menyentuh barang ketika rohmu memadat."
"Kau tahu? Semua hal ini membuatku pusing. Terlalu banyak aturan agar aku bisa bertahan hidup, apa aku memiliki dosa besar sehingga aku dihukum seperti ini?"
Hana tersenyum mendengar keluhan Satoru. "Kau akan mengetahuinya setelah melalui ini semua."
Megumi yang melihat Satoru bicara sendiri hanya menatap Satoru dan menyimak. Ia tidak bisa melihat malaikat yang bersama Satoru sekarang jadi ia tidak bertanya macam-macam.
"Ah iya kau sudah mau berangkat sekolah. Aku jadi meminjam tubuhmu ya Megumi?"
Megumi mengangguk.
Satoru pun meraih pipi Megumi dengan tangan kirinya lalu saling berbagi ciuman dengan Megumi. Walaupun bibir mereka tidak benar-benar bersentuhan tapi mereka tetap bisa saling bertukar energi kehidupan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tears to Survive
Fiksi PenggemarPerjuangan Gojou Satoru yang harus mendapatkan air mata dari sepuluh orang yang benar-benar tulus menyayanginya agar ia bisa tetap hidup. Ketika tubuhnya yang berupa roh hanya bisa meminta bantuan pada Fushiguro Megumi yang merupakan salah satu anak...