Waktu telah menunjukkan pukul delapan malam dan Megumi sudah tertidur saja di kamarnya. Toji membiarkan saja Megumi tertidur toh putranya tersebut sudah makan sebelum tidur. Ketika Toji masuk ke kamar Megumi, ia hanya memperbaiki letak selimut Megumi setelah mengetahui putranya tertidur dan ia keluar lagi.
Di kamar tersebut, Satoru berbaring tepat disamping Megumi. Jangan tanya kenapa tubuhnya tidak menembus tempat tidur, ia sendiri tidak tahu bagaimana bisa dan ia terlalu malas untuk bertanya pada Hana.
"Sebaiknya aku tidak meminjam tubuh Megumi dulu selama beberapa hari, aku tidak mau membuatnya berada dalam masalah."
Satoru menjulurkan tangannya yang bisa menyentuh Megumi untuk mengusap surai pemuda tersebut. "Kau pasti lelah dan mungkin memiliki masalahmu sendiri tapi karena ada aku masalahmu jadi bertambah." ucap Satoru.
Walaupun penasaran ada hubungan apa antara Megumi dan rekan kerja sesama gurunya, tapi Satoru tak akan bertanya pada Megumi. Jika memang Megumi mau bercerita Satoru akan dengarkan tapi jika tidak Satoru juga tidak berhak untuk memaksa agar Megumi bicara.
.
Tengah malam, Satoru tiba-tiba terbangun, entah sejak kapan ia tertidur. Ketika ia terbangun, Satoru merasakan ada perbedaan pada tubuhnya. Tubuhnya tampak jelas terlihat oleh matanya sendiri saat biasanya ia melihat tubuhnya sendiri sedikit transparan.
"Tiba-tiba aku ingin minum." ucap Satoru. Ia pun beranjak dari kamar Megumi menuju dapur untuk mendapatkan sesuatu di lemari pendingin. Ia berjalan mengendap-endap, siapa tahu ayah Megumi ke dapur tengah malam ketika lapar kan?
"Hm.. tidak ada yang manis-manis." Sempat mengeluh padahal ia hanya tamu tak diundang disini. Di lemari pendingin Satoru hanya menemukan beberapa kaleng bir dan air meneral. Menoleh ke segala sudut Satoru menemukan tiga botol minuman di rak paling pojok.
"Aku kerap kali melihat ayah Megumi meminum ini, apa tidak apa jika aku meminumnya ya? Tunggu.. ini whisky?"
Satoru tidak pernah minum alkohol sebelumnya jadi ia tidak tahu bagaimana rasa minuman tersebut. Kerap kali ia melihat orang lain menikmatinya jadi dengan rasa penasaran tinggi, Satoru pun meminum minuman milik Toji.
"Ughh rasanya aneh..." ucap Satoru setelah beberapa teguk minuman tersebut telah ia minum.
"Oi siapa disana?"
Sebuah suara terdengar dari arah belakangnya namun Satoru tidak terkejut sama sekali. Ia menoleh dengan kondisi linglung.
"Kau?! Bukannya kau orang yang aku lihat koma dan berada di rumah sakit?!" seru Toji. " "Dan kenapa kau meminum whisky milikku?!
Satoru tidak menjawab karena ia merasa pusing. Ia tidak pernah minum alkohol, sekalinya minum kadar alkohol dari minuman yang ia minum cukup tinggi. Salahkan Toji yang tidak pernah mabuk sekalipun kadar alkohol yang ia minum tinggi, sehingga diberi alkohol apapun tidak akan mempengaruhinya.
"Jangan bilang kau mabuk.." Toji berjalan mendekat kearah Satoru, ia kemudian memegang bahu pria berambut putih tersebut namun hal yang terjadi selanjutnya membuat Toji geram.
Blerrgggghh
"Sialan! Kau muntah di bajuku!" seru Toji lalu mendorong Satoru hingga jatuh ke lantai.
Mendengar keributan tentu saja Megumi terbangun. Ia langsung beranjak ke sumber suara yang tak lain adalah suara ayahnya lalu mendapati ayahnya berdiri dengan baju penuh muntahan. Di lantai, Megumi melihat Satoru yang entah pingsan atau tertidur.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tears to Survive
Fiksi PenggemarPerjuangan Gojou Satoru yang harus mendapatkan air mata dari sepuluh orang yang benar-benar tulus menyayanginya agar ia bisa tetap hidup. Ketika tubuhnya yang berupa roh hanya bisa meminta bantuan pada Fushiguro Megumi yang merupakan salah satu anak...