1st Year - Chapter 2

50 6 0
                                    

Lena dan Ibunya sedang menyusuri keramaian di Diagon Alley. Pusat perbelanjaan dunia sihir yang membuat ibu dan anak itu terkagum-kagum. Mereka mengambil uang warisan dari ayahnya di Gringotts Bank terlebih dulu, kemudian melanjutkan perjalanan untuk membeli perlengkapan sekolah Lena. Begitu mendapatkan pena dan tinta untuk alat tulis, mereka melanjutkan perjalanan untuk membeli tongkat sihir.

"Toko Tongkat Sihir Ollivander," bisik Lena saat akan memasuki toko tongkat sihir itu. Begitu memasuki toko yang terlihat berantakan dipenuhi kotak-kotak panjang bertumpuk, Lena langsung terpana. Ia merasakan aliran energi aneh disekitarnya, membuatnya menatap sekeliling toko itu dengan pandangan terpana.

"Ahh, halo Mrs. Anderson! Selamat datang!" sambut seorang yang Lena duga sebagai pemilik toko ini, Ollivanders.

"Oh, halo Miss Vladilena Anderson. Selamat datang di toko ku, akan ku bawa beberapa tongkat yang bagus untukmu." Ujar Tuan Ollivanders dengan semangat.

"Kau tahu namaku?" tanya Lena dengan heran.

"Tentu saja! Kau anak Tuan Anderson, keluarga Auror yang hebat! Oh, ini. Aku menemukan tiga tongkat yang sepertinya cocok untukmu," Tuan Ollivanders menata tiga tongkat yang masih rapi di kotaknya. Lena menatap sebuah tongkat di tengah jajaran tongkat itu. Sebuah tongkat sepanjang 12 inchi yang seolah memanggilnya untuk menyentuhnya.

Saat Lena mengambil tongkat itu dan dengan segera ia merasakan aliran energi yang besar. Membuatnya bingung sesaat, lalu disambut dengan seruan dari Tuan Ollivander.

"Tongkat dengan kayu hazel, 12 inchi. Cukup panjang, juga lentur. Berinti otot jantung naga. Ini tongkat yang kuat, sangat sensitif dan dia sangat menginginkanmu!" jelas Tuan Ollivanders saat melihat reaksi tongkat itu pada Lena. Gadis itu juga merasakan hal yang sama, seolah tongkat yang kini ia pegang itu mengatakan sesuatu padanya.

"Tongkat ini... bisa berbicara?" tanya Lena heran.

Tuan Ollivanders tertawa sejenak dengan pertanyaan itu.

"Aku pembuat tongkat dari generasi ke generasi, nona. Aku sangat memahami setiap tongkat yang kubuat. Mereka bukan benda biasa, mereka dibuat untuk bersama pemiliknya menyalurkan kekuatan sihir. Kecocokan diperlukan agar sihir yang dikeluarkan tidak melukai si pemilik. Dan kau, memilih tongkat itu dengan tepat!" jelas Tuan Ollivanders dengan bersemangat. Lena mengangguk memahami penjelasannya.

Sesaat setelah memenuhi semua kebutuhan untuk bersekolah di Hogwarts, Lena menuju peron 9¾ untuk naik ke kereta. Ibunya hanya mengantarnya sampai melewati peron. Lena sedikit kebingungan saat akan naik ke kereta karena begitu ramai. Hingga ia bertemu dengan seorang gadis berambut mengembang yang sedang mendorong troli melewatinya, gadis itu berhenti sejenak. Menatap kearahnya.

"Kau mau masuk ke kereta bersamaku?" tanya anak itu. Nada suaranya terdengar tegas dan yakin. Lena mengangguk dengan antusias.

"Namaku Hermione Granger, panggil saja Hermione, siapa namamu?" tanya gadis itu, Hermione, sambil mendorong trolinya.

"Vladilena Anderson, panggil saja Lena. Terima kasih sudah mengajakku," jawab Lena sambil tersenyum tulus.

Mereka memasuki kereta dan memilih kompartemen yang kosong, sembari berbincang tentang pekerjaan orang tua mereka yang sama-sama muggle. Ayah Hermione bekerja sebagai dokter gigi dan Ibu Lena bekerja sebagai dosen di Universitas Oxford.

"Wow! Ibumu seorang dosen? Bagaimana dengan ayahmu?" tanya Hermione.

"Ayahku meninggal saat umurku setahun setengah, aku tidak begitu mengingatnya. Mom bilang dia seorang auror," jawab Lena.

"Oh, maaf menanyakannya..." ujar Hermione menyesal. Lena hanya mengangguk memaklumi.

"Sebentar lagi kalian akan sampai di Hogwarts, sebaiknya segera ganti pakaian kalian ke jubah dan seragam sekolah!" ujar seorang siswa senior berteriak melewati kompartemen mereka. Selesai berganti pakaian, Lena dan Hermione kembali berbincang hingga seorang anak lelaki yang terlihat kikuk mengetuk kompartemen mereka.

I Choose You | Draco's FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang