Hari berikutnya, Lena kembali bertemu dengan trio Gryffindor di kelas ramuan. Lena bersebelahan dengan Hermione dan Ron bersama Harry di belakangnya. Profesor Snape belum masuk ke ruang kelas, murid-murid saling berbincang sambil menunggunya datang.
"Bagaimana dengan Malfoy? Apakah kau sudah dapat jawaban darinya?" tanya Hermione, membahas tentang misi Lena untuk menanyakan pada Malfoy apakah dia keturunan Salazar Slytherin atau bukan. Lena menggeleng lesu, meminta maaf karena kemarin gagal mendapatkan jawaban Malfoy.
"Hari ini bisa kau coba lagi, Lena. Aku khawatir nantinya akan semakin banyak murid yang membeku," ujar Hermione.
"Akan kucoba nanti, Hermione... semoga saja Malfoy mau menjawabnya," sahut Lena.
Tak lama Profesor Snape memasuki kelas. Seketika pembicaraan di kelas berganti menjadi senyap. Profesor Snape menyapa kelas dengan dingin.
"Hari ini kita akan membagi kelas menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari dua anggota yang secara acak akan kupilihkan. Sekarang, duduk sesuai kelompok yang ku tentukan," ujar Profesor Snape yang kemudian menyebutkan nama-nama murid secara bergantian.
"Draco Malfoy dan Vladilena Anderson," ujar Profesor Snape. Lena memejamkan mata sembari menghela nafas mendengar namanya dipanggil bersama Draco, berbanding terbalik dengan Hermione yang berbinar senang.
"Nah, kau bisa mengambil kesempatan ini untuk bicara dengannya tentang apakah buyutnya adalah Salazar Slytherin, sana.... ayo pergilah..." ujar Hermione sambil mendorong Lena untuk berjalan ke meja Draco di belakang kelas. Lena hanya memasang wajah masam tak banyak bicara, dengan langkah lesu menghampiri meja Draco.
"Anderson, jangan sampai kau mengurangi poinku di pelajaran ini." ujar Draco begitu Lena duduk di sebelahnya.
"Aku berharap begitu, sayangnya aku cukup payah di pelajaran ini," jawab Lena dengan jujur, karena memang sejak awal Lena kesulitan mengikuti Pelajaran Ramuan. Tahun lalu ia hanya mendapatkan nilai E [Exceeds Expectation] di Pelajaran Ramuan yang jauh di bawah Draco yang mendapatkan O [Outstanding].
"Oh, pantas aku bisa mengalahkan poinmu," sahut Draco dengan sombong.
"Hari ini kita ada tugas kelompok, Malfoy. Bukan bersaing, jadi mohon kerja samanya," ucap Lena sambil memandang Malfoy dengan sebal.
"Aku sih bisa saja mengerjakannya sendiri, tapi karena ada kau jadi lebih lama dikerjakan," sahut Malfoy dengan santai. Lena memutar bola matanya jengah.
Selanjutnya, Profesor Snape menjelaskan tentang Forgetfulness Potion (Ramuan Lupa) di depan. Menjelaskan tentang kegunaan, efek samping dan terakhir bahan-bahan serta cara membuatnya. Lena yang berada di meja belakang bersama Draco sedikit kesulitan mengikuti, sebab dari tempatnya itu tak mudah melihat tahapan-tahapan yang dicontohkan Profesor Snape.
"Jangan kau hancurkan begitu, terlalu halus. Ramuannya nanti gagal," ujar Draco saat melihat Lena nyaris menghaluskan mistletoe, bukan menumbuknya kasar.
"Oh, maaf... begini?" tanya Lena. Draco mengangguk dan menyuruh Lena memasukkan ke dalam kuali. Selama membuat ramuan, Lena memperhatikan Draco yang dengan mudah menghafal tahapan hingga cara mengaduk yang spesifik.
"Kau punya photographic memory ya?" tanya Lena spontan, Draco menoleh padanya dengan wajah bingung.
"Mudah mengingat semua hal hanya sekali lihat, iya kah?" jelas Lena.
"Bisa jadi, aku jarang belajar. Hanya sesekali saja dan selalu langsung hafal," jawab Draco sambil fokus mengaduk ramuan.
"Hebat, aku iri dengan orang-orang yang mudah menghafal," ucap Lena, tangannya masih sibuk membantu Draco menyiapkan bahan lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Choose You | Draco's Fanfiction
FanfictionKetika setitik ketulusan, persahabatan dan berujung jatuh cinta, membuat Draco Malfoy berubah sedikit demi sedikit. Mengenal Vladilena (Lena) adalah takdir yang ajaib bagi Draco. Lena membuat hidupnya berbeda, lebih berwarna dan menyenangkan. Bukan...